Nak, Jangan Tunda Shalat
Irfan Nugroho
Nak, bayangkan suatu ketika selepas bel pulang sekolah kemudian engkau pergi keluar gerbang sekolah dan berjalan di pinggir jalan.
Tiba-tiba, sebuah mobil menyrempetmu hingga engkau terhempas dua meter dengan posisi kepala mendarat di suatu dinding bata yang keras.
Tak lama kemudian, engkau pergi meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya.
Namun ketahuilah nak, bahwa dalam fragmen cerita tersebut ternyata engkau mati dalam keadaan meninggalkan shalat wajib Dzhuhur.
Ya, engkau gunakan jam istrirahat keduamu hari itu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat dan meninggalkan shalat dzhuhur.
Naudzubillahi min dzalik…
Bayangkan pula suatu kondisi dimana engkau menghadiri konser OM Serra di alun-alun kota yang juga didatangi oleh ratusan bahkan ribuan orang.
Motor dalam kondisi bagus, angin ban pun juga fit, dan helm pun juga mahal dan berlabel SNI.
Namun karena takdir Allah, engkau pun akhirnya harus terjatuh lantaran ban motor yang tertusuk duri kecil membuatmu kehilangan keseimbangan dan entah bagaimana helmmu juga lepas dari kepala.
Dan perlu kau tahu, bahwa ternyata dalam cerita tersebut engkau meninggalkan shalat Isya’ karena ketika adzan Isya’ mulai berkumandang, ternyata engkau juga baru mulai berangkat menuju konser tersebut.
Naudzubillahi min dzalik…
Ketahuilah nak, malaikat pencabut nyawa tidak akan mendatangimu dengan memberi salam kepadamu terlebih dahulu.
Malaikat pencabut nyawa pun tidak akan meminta ijin kepadamu terlebih dahulu bahwa ia akan mencabut nyawamu.
Hanya sekali saja ia meminta ijin untuk mencabut nyawa manusia yakni ketika ia mencabut nyawa Rasul kita tercinta Muhammad salallahu ‘alaihi wasalam.
Ketahuilah nak, ajal tidak akan menunggumu hingga engkau mencapai usia 60 tahun, 70 tahun, atau ketika engkau telah tua dan anak-cucumu telah dewasa.
Sekali-kali tidak. Ajal bisa saja menjemputmu kapan saja, baik ketika engkau masih anak-anak, muda, tua, atau bahkan ketika engkau selesai membaca tulisan ini.
Dan jika engkau ternyata belum malaksanakan shalat wajib ketika sedang membaca tulisan ini, segeralah beranjak mengambil wudhu dan shalatlah.
“Shalat, shalat…!” Itulah kalimat yang terus-menerus diucapkan oleh Rasulullah pada detik-detik terakhir kehidupan beliau.
“Ya Allah, ampuni dan kasihi aku, pertemukan aku dengan teman-teman yang tinggi kedudukannya di sisi-Mu, ya Allah pertemukan aku dengan teman-teman yang tinggi kedudukannya di sisi-Mu.”
Nak, jangan tunda shalat. (01 Dzulhijjah 1432 H)