Datangilah Masjid dan Semakin Rekatlah Jalinan Persaudaraan
Irfan Nugroho
Inilah Masjid, sebuah buktinya nyata yang menentukan apakah seorang Muslim itu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian karena Allah berfirman…
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” (At-Taubah: 18).
Inilah Masjid, sebuah bangunan yang pertama kali dibangun oleh Rasulullah dan para Sahabatnya ketika tiba pertama kali di tanah Madinah.
Bukan pasar, bukan pula rumah pribadi yang dibangun oleh Rasulullah kala itu, melainkan sebuah bangunan yang terletak di salah satu bagian negeri yang paling disenangi Allah.
“Bagian negeri-negeri yang paling disenangi oleh Allah adalah masjid-masjid, dan bagian negeri-negeri yang paling dibenci oleh Allah adalah pasar-pasar,” (HR Muslim).
Dari tempat itu pulalah kemudian jalinan persaudaraan kaum Anshar dan Muhajirin menjadi sangat erat, melebihi eratnya persaudaraan masyarakat Jawa dengan gotong-royong-nya.
Dari Masjid pula, setiap jamaah hendaknya saling mengingatkan kepada saudara Muslim yang lain untuk meluruskan barisan shalat demi tersambungnya rahmat Allah kepada setiap jamaah karena…
“Barangsiapa yang menyambung shaff maka Allah akan menyambungnya (dengan rahmat Allah), dan barangsiapa memutuskan shaff, maka Allah akan memutusnya (dari rahmat Allah),” (HR Nasa’i).
Bukan hanya rahmat Allah yang akan tersambungkan kepada setiap Muslim yang meluruskan dan merapatkan barisan shalat, melainkan akan tersambung pula jalinan persaudaraan yang kokoh dan harmonis.
Inilah Masjid, dimana terdapat sebuat persaksian yang jelas bahwa setiap Muslim yang tidak merapatkan shaff atau barisan shalat berarti ia tidak menyanyangi Muslim yang lain, karena Rasulullah pernah berkata…
“Sungguh kalian mau meluruskan shaf-shaff kalian semua atau Allah akan menjadikan kalian saling berselisih dan memalingkan wajah-wajah kalian” (Muttafaq ‘Alaih).
Subhanallah…! Jika mereka yang mendatangi Masjid dan shalat berjama’ah saja dapat dikatakan tidak menyayangi saudaranya sesama Muslim hanya karena tidak mau merapatkan dan meluruskan shaff, bagaimana dengan mereka yang tidak mau shalat berjama’ah di Masjid?
Nak, datangilah rumah-rumah Allah, penuhilah panggilan-Nya, dan rapatkan barisan shalatmu, maka akan kau dapati semakin rekatnya jalinan persaudaraan sesama Muslim, antara tua dan muda, miskin dan kaya, kuat dan lemah, ataupun Jawa dan luar Jawa, karena…
“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian,” (At-Taubah: 18).
“Sesungguhnya satu raka’at yang dilakukan kaum Muslimin di salah satu rumah Allah, dari satu keadaan kepada keadaan yang lain dapat membenamkan ke dalam jiwa-jiwa mereka akan hakikat kesetaraan manusia, memunculkan rasa cinta dan persaudaraan,” (Shalih bin Ghanim As-Sadlan). Wallahu’alam bish shawwab. (03 Jumadil Ula 1433 H).