Uncategorized

Miskin, tetapi tidak Tamak terhadap Harta Pemberian

Oleh Irfan Nugroho
Abdullah bin Ukhti Muslim bin Sa’ad bercerita:

Aku ingin berhaji, tiba-tiba paman dari pihak ibuku memberikan 10.000 dirham kepadaku seraya berkata, “Apabila engkau tiba di Madinah, carilah penduduknya yang paling miskin dan berikanlah uang ini kepadanya.”

Ketika aku memasuki kota Madinah, aku bertanya-tanya tentang penduduk Madinah yang paling miskin. Aku pun ditunjukkan kepada penghuni sebuah rumah.

Aku pun mengetuk pintunya dan mengucapkan salam. Tiba-tiba seorang wanita menjawab salamku, “Siapakah Anda?”

Aku pun menjawab, “Aku seorang laki-laki dari Baghdad. Aku dititipi uang 10.000 dirham untuk diserahkan kepada penduduk Madinah yang paling miskin. Aku telah mendapatkan kriteria itu ada pada keluarga Anda, maka terimalah pemberian uang ini.”

Wanita itu menanggapi, “Wahau hamba Allah, sesungguhnya temanmu itu memberi kriteria orang yang paling miskin. Mereka yang ada di depan kita itu lebih miskin daripada kami, kenapa justru kamu biarkan mereka begitu saja.”

Aku pun meninggalkannya dan mengetuk pintu sebuah rumah yang berada tepat di depan rumah tersebut. Kemudian, seorang wanita dari dalam rumah itu menjawab salamku. Aku pun mengatakan kepadanya persis seperti yang aku katakan kepada wanita sebelumnya.

Wanita itu justru menjawab, “Wahai hamba Allah, kami semua di sini sama-sama miskin. Maka dari itu, bagikan saja seluruh uang itu kepada kami semua,” (Sifatush Shafwah: 2/206).

Demikianlah sepercik kisah mulia dari generasi terbaik umat Muhammad, yang mengajarkan kepada kita tentang cara bijak menyikapi harta dan dunia.

Meski hidup di dalam kemiskinan, tetapi sikap tamak tidaklah terdapat di dalam perilaku mereka. Sungguh, merekalah generasi terbaik yang memahami betul sabda Baginda Rasulullah Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wasallam:

مَنْ يَسْتَعِفَّ يُعِفَّهُ اللَّهُ وَمَنْ يَتَصَبَّرْ يُصَبِّرْهُ اللَّهُ وَمَنْ يَسْتَغْنِ يُغْنِهِ اللَّهُ

Sesiapa merasa cukup, maka Allah akan mencukupkan baginya. Sesiapa berusaha sabar, maka Allah akan menjadikannya sabar. Sesiapa merasa (berusaha) kaya maka Allah akan mengayakannya,” (HR Bukhari & Muslim).

BACA JUGA:  Mengapa Bilal bin Rabbah Hijrah ke Suriah?

Referensi:
Al-Julail, Abdul AziZ bin Nasir & Fatih Aqil, Bahauddin. 2013. Kita & Akhlak Salaf – Potret Keseharian Generasi Teladan. Surakarta: Aqwam Media Profetika.

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button