Uncategorized

Pentingnya Bereaksi terhadap Penghina Islam

Pertanyaan:
Di antara kami di sini ada yang tidak tahu tentang apa yang dilakukan oleh sebagian orang Kristen yang telah menghina Rasulullah dan kami sendiri tidak melihat adanya ghirah (kemarahan) di kalangan pemuda muslim untuk membela agama dan Rasul mereka.
Apakah boleh untuk menanggapi mereka yang telah menghina Rasulullah dengan mencela orang yang menghina beliau ? Karena saya pernah mencela salah satu dari mereka, dan beberapa saudara saya justru menasihati saya agar tidak melakukan hal tersebut, karena mereka akan melakukan penghinaan yang lebih parah daripada sebelumnya. Dengan demikian, bilang mereka, saya lah yang akan berdosa.
Jawaban oleh Syekh Abdurrahman Al-Baraak
Alhamdulillah…
Menghina Rasulullah adalah suatu bentuk kekufuran. Apabila hal ini dilakukan oleh seorang Muslim, maka dia telah murtad, dan pihak yang berwenang harus melakukan pembelaan terhadap Allah dan Rasulullah dengan menghukum mati pihak-pihak yang telah menghina Rasulullah .
Apabila orang yang menghina Rasulullah bertaubat secara terbuka dan ikhlas, maka hal itu akan memberinya kebaikan di hadapan Allah, meskipun taubatnya itu tidak membatalkan hukuman yang harus dia terima karena telah menghina Rasulullah , yaitu hukuman mati.
Apabila orang yang menghina Rasulullah adalah seorang non-muslim yang tinggal di bawah perjanjian damai dengan suatu negara Muslim, maka tindakannya itu adalah sebuah pelanggaran terhadap perjanjian tersebut dan dia harus dihukum mati, tetapi pelaksanaan hukuman mati harus diserahkan kepada pihak yang berwenang.
Apabila seorang Muslim mendengar pemeluk Kristen atau siapa saja menghina Rasulullah , dia wajib mengutuk tindakan tersebut secara keras. Boleh bagi seorang Muslim untuk mencela orang tersebut karena si pelaku adalah orang yang memulainya.
Bagaimana mungkin orang Islam bisa berdiam diri tidak membela Rasulullah ?
Wajib bagi kita untuk melaporkan penghina Rasulullah kepada pihak yang berwenang yang bisa melaksanakan hukuman terhadap orang tersebut. Apabila tidak ada yang bisa menjalankan hukuman tersebut, dan tidak ada yang membela Rasulullah , maka umat Islam harus melakukan apa saja yang mereka bisa, selama hal itu tidak menyebabkan kerusakan dan bahaya yang lebih besar bagi orang lain.
Akan tetapi, apabila seorang muslim mendengar seorang kafir menghina Rasulullah dan dia justru berdiam diri dan tidak berbuat apa-apa untuk menanggapi penghinaan tersebut, karena khawatir kalau-kalau si pelaku justru melakukan penghinaan yang lebih besar daripada sebelumnya, maka sikap diam seperti ini adalah tindakan yang keliru.
Tentang firman Allah:
وَلَا تَسُبُّواْ ٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِ ٱللَّهِ فَيَسُبُّواْ ٱللَّهَ عَدۡوَۢا بِغَيۡرِ عِلۡمٖۗ ١٠٨
“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan,” (QS Al-An’am: 108).
Maka harus diketahui bahwa ayat ini tidak berlaku apabila mereka menghina Allah dan Rasulullah terlebih dahulu. Larangan di ayat tersebut maksudnya adalah larangan menghina sesembahan orang-orang musrik terlebih dahulu, karena mereka akan balas menghina Allah berdasarkan kebodohan dan rasa permusuhan mereka.
Kalau kita membiarkan orang-orang kafir dan atheis untuk berbicara semau mereka, tanpa ada kutukan dan tekanan kepada mereka (dari umat Islam), keburukan yang sangat besar akan terjadi, dan inilah yang diinginkan oleh orang-orang kafir.
Tidak usah pedulikan omongan orang yang mengatakan bahwa mencela dan menanggapi penghinaan tersebut justru akan membuat si pelaku menjadi lebih keras kepala. Umat Islam harus memiliki memiliki rasa cemburu dan marah karena Allah dan Rasulullah .
Siapa saja yang mendengar Rasulullah dihina dan tidak merasa cemburu atau marah, maka dia bukanlah seorang mukmin sejati, dan kita berlindung kepada Allah dari kehinaan, dari kekufuran, dan dari menuruti setan.
Wallahu’alam bish shawwab.
Fatwa: 14305
Tanggal: 18 April 2004

BACA JUGA:  Idad dalam Quran

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button