Terapi Marah, Gelisah, dan Kesulitan Hidup
Terapi jika tertimpa kesulitan hidup
1. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas radhiyallahu anhuma:
Bahwa dulu Rasulullah ﷺ apabila tertimpa kesulitan, beliau mengucapkan:
“LAA ILAAHA ILLALLAHUL ‘ADZIIM AL HALIIM LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUL ‘ARSYIL ‘AZHIIM, LAA ILAAHA ILLALLAH RABBUS SAMAAWATI WA RABBUL ARDLI WA RABBUL ASRSYL KARIIM
(Tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Agung dan Maha Penyantun. Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Penguasa arasy yang agung), [Sahih Bukhari dan Sahih Muslim].
2. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Bakrah Nafi yang berkata:
Rasulullah ﷺ bersabda tentang beberapa doa bagi orang yang tertimpa kesulitan:
“ALLAHUMMA RAHMATAKA ARJUU FALAA TAKILNII ILAA NAFSII THARFATA ‘AININ WA ASHLIH LII SYA`NII KULLAHU LAA ILAAHA ILLA ANTA
(Ya Allah ya Tuhanku, aku mengharap rahmat-Mu, karena itu janganlah Engkau serahkan urusanku kepada diriku sendiri (janganlah Engkau berpaling dariku) sekejap mata, perbaikilah semua urusanku, tidak ada Tuhan selain Engkau), [Sunan Abu Dawud].
3. Nabi Yunus alaihissalam ketika ditelan ikan paus beliau bersujud dan berzikir kepada Allah:
“Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim,” [QS Al-Anbiya: 87].
4. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Asma binti Umais Radhiyallahu Anha berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya:
“Maukah aku ajarkan kamu kalimat-kalimat yang dapat kamu baca ketika dalam keadaan susah?” Ucapkanlah:
“ALLAAHU, ALLAAHU RABBII, LAA USYRIKU BIHI SYAIAN”
“Allah, Allah adalah tuhanku, aku tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apa pun,” [Sunan Abu Dawud].
Terapi gelisah dan terbangun dari tidur dalam kondisi terperanjat
1. Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Amru bin Syuaib dari kakeknya bahwa Rasulullah ﷺ pernah mengajari mereka beberapa kalimat yang hendaknya dibaca ketika ada rasa takut:
“Aku berlindung dengan kalimat Allah yang sempurna, dari kemarahanNya dan hukumanNya, juga dari kejahatan hambaNya, juga dari hembusan setan-setan, dan hadirnya setan kepada diriku,” [Sunan Abu Dawud dan Jami At-Tirmizi].
١٤- عِلَاجُ الْغَضَبِ
Terapi marah
Terapi marah bisa dilakukan dengan dua jalan:
Pertama:
Mencegah dan menjauhi sebab-sebab marah. Di antara sebab-sebab marah adalah:
Sombong, ujub atau kagum pada diri sendiri, iftikhar atau pongah, pantang diremehkan, reaktif tanpa mau konfirmasi, balas dendam, dan yang semisal.
Kedua:
Terapi marah apabila sudah pecah kemarahan. Hal ini bisa diringkas ke dalam empat poin:
Berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk.
Berwudhu
Mengubah posisi ketika marah, yaitu dengan duduk atau berbaring, atau keluar (jika marah di suatu ruangan), atau diam dari bicara, atau yang lainnya.
Mengingat-ingat dalil tentang pahala menahan marah, juga dalil tentang dampak buruk marah, seperti rasa kecewa dan terlantar.