AdabHadis

Sahihul Adab: Adab Ukhuwah di dalam Islam

Pembaca rahimakumullah, ukhuwah Islamiyah adalah hubungan persaudaraan yang bisa saja di dalamnya tidak terdapat hubungan darah atau nasab. Ukhuwah Islamiyah bisa saja lebih kuat daripada hubungan nasab atau darah jika kedua belah pihak terdapat perbedaan agama. Lalu apa saja tata krama atau adab-adab ukhuwah di dalam Islam? Berikut kami suguhkan terjemahan dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah, bab Adab Ukhuwah, karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Teruskan membaca!

حُسْنُ الخُلُقِ

Akhlak yang Baik

Di antara adab ukhuwah adalah memiliki akhlak yang baik. Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ berpesan kepada Abu Dzar:

اتَّقِ اللَّهِ حَيْثُمَا كُنْتَ وَأَتْبِعْ السَّيِّئَةَ الْحَسَنَةَ تَمْحُهَا وَخَالِقِ النَّاسَ بِخُلُقٍ حَسَنٍ

Bertakwalah kamu kepada Allah, di mana saja kamu berada. Ikutilah setiap keburukan dengan kebaikan, karena kebaikan bisa menghapus keburukan. Lalu, bergaullah dengan manusia dengan akhlak yang baik, (Sunan At-Tirmizi: 1987).

Imam At-Tirmizi juga meriwayatkan dari Abu Darda Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa beliau mendengar Nabi ﷺ bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ يُوضَعُ فِي الْمِيزَانِ أَثْقَلُ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ وَإِنَّ صَاحِبَ حُسْنِ الْخُلُقِ لَيَبْلُغُ بِهِ دَرَجَةَ صَاحِبِ الصَّوْمِ وَالصَّلَاةِ

Tidak ada yang lebih berat dalam timbangan amal kebaikan seseorang yang melebihi amal kebaikan berupa akhlak yang baik. Sungguh, orang yang akhlaknya baik, dia akan bisa mencapai derajat orang yang berpuasa dan menjalankan salat, (Sunan At-Tirmizi: 2003. Al-Bazar: Hasan. Ibnu Daqiq Al-Ied: Sahih).

PENJELASAN

Apa yang dimaksud dengan akhlak? Al-Jurjani berkata:

عِبَارَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ لِلنَّفْسِ رَاسِخَةٍ تَصْدُرُ عَنْهَا الأَفْعَالُ بِسُهُولَةٍ وَيُسْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ إِلَى فِكْرٍ وَرَوِيَّةٍ،
Ungkapan tentang keadaan jiwa yang mantap yang darinya muncul tindakan-tindakan dengan mudah dan lancar tanpa perlu berpikir dan merenung.
فَإِنْ كَانَ الصَّادِرُ عَنْهَا الأَفْعَالَ الحَسَنَةَ كَانَتِ الهَيْئَةُ خُلُقًا حَسَنًا،
Jika yang muncul darinya adalah tindakan-tindakan baik, maka keadaan tersebut disebut akhlak yang baik.
وَإِنْ كَانَ الصَّادِرُ مِنْهَا الأَفْعَالَ القَبِيحَةَ سُمِّيَتِ الهَيْئَةُ الَّتِي هِيَ مَصْدَرُ ذَلِكَ خُلُقًا سَيِّئًا.
Namun, jika yang muncul darinya adalah tindakan-tindakan buruk, maka keadaan yang menjadi sumbernya disebut akhlak yang buruk.

PELAJARAN

1 – Wajibnya takwa kepada Allah

2 – Wajibnya muraqabatullah (merasa diawasi oleh Allah) dalam sendiri dan di tengah keramaian

3 – Di antara sebab diampuninya dosa adalah melakukan kebaikan setelah melakukan keburukan

4 – Besarnya rahmat Allah kepada hambaNya

5 – Anjuran untuk mujahadah atau berjuang melawan hawa nafsu

6 – Keutamaan melakukan kebaikan dan amal saleh karena hal itu bisa mengangkat derajat dan menghapus keburukan

7 – Anjuran untuk bergaul dengan manusia dengan akhlak yang baik

8 – Penegasan bahwa Mizan (timbangan amal) memang benar-benar ada

9 – Anjuran untuk memiliki akhlak yang baik

10 – Agungnya kedudukan akhlak yang baik.

سَتْرُ عُيُوبِ الإِخْوَانِ

Menutup Aib Saudara

Di antara adab ukhuwah adalah menutupi aib saudara. Di dalam Ash-Shahihain dari Abdullah bin Umar Radhiyalllahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

الْمُسْلِمُ أَخُو الْمُسْلِمِ لَا يَظْلِمُهُ وَلَا يُسْلِمُهُ

Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Jadi, dia tidak boleh berbuat zalim kepadanya, atau membiarkannya menjadi korban kezaliman.

وَمَنْ كَانَ فِي حَاجَةِ أَخِيهِ كَانَ اللَّهُ فِي حَاجَتِهِ

Siapa saja yang memenuhi hajat saudaranya, kelak Allah akan memenuhi hajat orang tersebut.

وَمَنْ فَرَّجَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً فَرَّجَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرُبَاتِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Siapa saja yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, kelak Allah akan menghilangkan satu dari sekian banyak kesusahan baginya di hari kiamat.

وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Siapa saja yang menutupi aib seorang muslim, Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat, (Sahih Bukhari: 2442. Sahih Muslim: 2580).

BACA JUGA:  10 Hikmah Hadis Al-Muslimu akhul Muslim

PENJELASAN

Menutupi aib seorang muslim, menurut Syaikh bin Baz rahimahullah, adalah, “Jika seseorang melihat saudaranya berbuat maksiat, dia tidak boleh menyibaknya, atau menyebarkannya di antara manusia. Hendaknya dia menutupi maksiat tersebut, menasihatinya, mengarahkannya pada kebaikan, mengajak dia untuk kembali kepada Allah dan menghentikan perbuatan maksiat tersebut.”

Kemudian beliau juga berkata, “Tetapi jika pelaku maksiat menzahirkan maksiatnya, serta tidak malu melakukannya, boleh bagi seseorang untuk menyebarkan perbuatan tersebut kepada manusia. Dalam hal ini, boleh mengeksposnya, dan tidak tepat jika dia menutupinya.”

Syaikh Khalid Al-Juhani berkata, “Menutupi aib saudara di sini berlaku untuk dosa di masa lalu dan saat ini dia sudah bertaubat.”

PELAJARAN

1 – Anjuran untuk meringankan beban orang yang sedang kesulitan

2 – Balasan bagi seseorang akan sepadan dengan kadar amal yang dia lakukan

3 – Islam menyeru pengikutnya untuk meningkatkan hubungan sesama mereka

4 – Penegasan konsep iman terhadap hari akhir

5 – Dahsyatnya kondisi hari kiamat

6 – Keutamaan memenuhi hajat orang Islam dan apa-apa yang bisa memberi manfaat serta meringankan mereka.

اخْتِيَارُ الأَصْدِقَاءِ الصَّالِحِينَ

Memilih Teman yang Saleh

Di antara adab ukhuwah adalah memilih teman yang saleh. Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bawha Rasulullah ﷺ bersabda:

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

Seseorang akan mengikuti agama (tabiat/kebiasaan) teman dekatnya. Oleh karena itu, hendaknya salah seorang dari kalian memerhatikan dengan siapa dia berteman, (Sunan At-Tirmizi: 2378. At-Tirmizi: Hasan Garib).

Imam At-Tirmizi juga meriwayatkan dari Abu Said Radhiyallahu Anhu bahwa beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تُصَاحِبْ إِلَّا مُؤْمِنًا وَلَا يَأْكُلْ طَعَامَكَ إِلَّا تَقِيٌّ

Jangan bersahabat (berteman dekat) kecuali dengan orang yang beriman. Jangan makan bersama kalian kecuali orang-orang yang bertakwa, (Sunan At-Tirmizi: 2395. Al-Albani: Hasan).

PELAJARAN

1 – Anjuran untuk memilih teman yang saleh, apalagi ketika safar atau bepergian

2 – Orang beriman hanya bersahabat (berteman dekat) dengan orang beriman

3 – Peringatan dari bersahabat dengan orang-orang yang fasik

4 – Anjuran untuk bersikap wara.

الِابْتِعَادُ عَنْ مُصَاحَبَةِ الأَشْرَارِ

Menjauh dari Sahabat yang Buruk

Di antara adab ukhuwah adalah menjauhi sahabat yang buruk. Allah ta’ala berfirman:

لَّا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, (QS Al-Mujadilah: 22).

Sira ora bisa oleh wong kang percaya ing Allah lan dina qiyamat, iku supeket ing wong kang nyulayani Allah lan utusane, (QS Al-Mujadilah: 22).

Allah ta’ala juga berfirman:

وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَن ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas, (QS Al-Kahfi: 28).

lan poma dipoma sira aja manut marang wong kang ingsun lalekake atine saka iling marang ingsun lan deweke manut hawa nafsune, sumurupa wong kang mengkono mau kabeh perkarane bakal ilang tanpa guna, (QS Al Kahfi: 28).

مَثَلُ الْجَلِيسِ الصَّالِحِ وَالْجَلِيسِ السَّوْءِ كَمَثَلِ صَاحِبِ الْمِسْكِ وَكِيرِ الْحَدَّادِ

Perumpamaan orang yang bergaul dengan orang saleh, dengan orang yang bergaul dengan orang yang buruk, adalah seperti orang yang bergaul dengan penjual minyak wangi dan orang yang bergaul dengan pandai besi.

لَا يَعْدَمُكَ مِنْ صَاحِبِ الْمِسْكِ إِمَّا تَشْتَرِيهِ أَوْ تَجِدُ رِيحَهُ

Jika kamu bergaul dengan orang yang menjual minyak wangi, bisa saja kamu akan membeli minyak wanginya, atau paling tidak, kamu akan mencium aroma wanginya.

وَكِيرُ الْحَدَّادِ يُحْرِقُ بَدَنَكَ أَوْ ثَوْبَكَ أَوْ تَجِدُ مِنْهُ رِيحًا خَبِيثَةً

Sedangkan jika kamu bergaul dengan pandai besi, bisa saja badan atau bajumu yang akan terbakar. Atau paling tidak, kamu akan mencium aroma yang tidak enak, (Sahih Bukhari: 2101. Sahih Muslim: 2628).

PELAJARAN

1 – Wajibnya wala dan bara, yaitu loyal kepada orang yang taat, disloyal kepada orang yang gemar bermaksiat

2 – Penegasan konsep iman terhadap hari akhir

3 – Keutamaan para sahabat radhiyallahu anhum, sehingga wajar jika Allah memuji mereka

4 – Wajibnya menjauh dari bersahabat atau berteman dekat dengan orang-orang yang buruk agamanya

5 – Keutamaan bergaul dengan orang-orang yang saleh

6 – Wajibnya mengikuti jalannya orang-orang yang diberi petunjuk

7 – Peringatan dari bersahabat dengan pelaku maksiat dan keburukan.

مُلَازَمَةُ الحَيَاءِ فِي التَّعَامُلِ مَعَ الإِخْوَانِ

Melazimi Sifat Malu Jika Bergaul dengan Mereka

Di antara adab ukhuwah adalah memiliki sifat malu saat bergaul dengan saudara. Imam Al-Bukhari dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Iman memiliki lebih dari 60 cabang. Sifat malu adalah bagian dari iman, (Sahih Bukhari: 9).

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

الْإِيمَانُ بِضْعٌ وَسَبْعُونَ أَوْ بِضْعٌ وَسِتُّونَ شُعْبَةً

Iman itu memiliki lebih dari 70 atau 60 cabang.

فَأَفْضَلُهَا قَوْلُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Cabang iman yang paling utama adalah ucapan “Laa ilaaha illa Allah.”

وَأَدْنَاهَا إِمَاطَةُ الْأَذَى عَنْ الطَّرِيقِ

Cabang iman yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan.

وَالْحَيَاءُ شُعْبَةٌ مِنْ الْإِيمَانِ

Malu adalah salah satu cabang iman, (Sahih Muslim: 35).

PELAJARAN

1 – Iman adalah ucapan, perbuatan, serta keyakinan

2 – Keutamaan kalimat tauhid

3 – Keutamaan sifat malu

4 – Anjuran untuk melazimi sifat malu saat berinteraksi dengan saudara

بَشَاشَةُ الوَجْهِ

Wajah yang Sumringah

Di antara adab ukhuwah adalah menampilkan wajah yang sumringah. Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Abu Dzar Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

تَبَسُّمُكَ فِي وَجْهِ أَخِيكَ لَكَ صَدَقَةٌ

Senyummu di hadapan saudaramu adalah sedekah, (Sunan At-Tirmizi 1956).

PELAJARAN

1 – Anjuran berwajah cerah ketika bertemu dengan sahabat

2 – Sedekah tidak terbatas hanya dengan uang

3 – Islam menyeru untuk menguatkan ikatan ukhuwah di antara kaum muslimin.

عَدَمُ إِخْلَافْ الْوَعْدُ

Tidak Ingkar Janji

Di antara adab ukhuwah adalah tidak mengingkari janji. Di dalam Sahih Bukhari dan Sahih Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

آيَةُ الْمُنَافِقِ ثَلَاثٌ إِذَا حَدَّثَ كَذَبَ وَإِذَا وَعَدَ أَخْلَفَ وَإِذَا اؤْتُمِنَ خَانَ

Tanda munafik itu ada tiga: 1) Jika berbicara berdusta, 2) Jika berjanji mengingkari, dan 3) Jika diberi amanat mengingkari, (Sahih Bukhari: 33, Sahih Muslim: 59).

PELAJARAN

1 – Anjuran berwajah sumringah ketika bertemu dengan sahabat

2 – Sedekah tidak hanya terbatas pada sedekah dengan harta

3 – Islam menyeru pemeluknya untuk memperbaiki hubungan persaudaraan di antara umat Islam

قُبُولُ ٱلْعُذْرِ

Menerima Uzur

Di antara adab ukhuwah adalah menerima uzur saudara. Di dalam As-Sahihain dari Sa’ad bin Ubadah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

لَوْ رَأَيْتُ رَجُلًا مَعَ امْرَأَتِي لَضَرَبْتُهُ بِالسَّيْفِ غَيْرُ مُصْفِحٍ عَنْهُ

Seandainya aku melihat ada seorang laki-laki yang bersama dengan istriku, akan aku penggal kepalanya dengan pedangku tanpa ampun.

Kemudian, pengumuman tersebut sampai kepada Nabi ﷺ. Maka, beliau bertanya:

أَتَعْجَبُونَ مِنْ غَيْرَةِ سَعْدٍ

Apakah kalian kagum dengan besarnya sifat cemburu Sa’ad?

Kemudian beliau ﷺ bersabda:

فَوَاللَّهِ لَأَنَا أَغْيَرُ مِنْهُ

Sungguh, sifat cemburu saya justru lebih besar daripada Sa’ad.

وَاللَّهُ أَغْيَرُ مِنِّي

Dan cemburunya Allah justru lebih besar lagi daripada cemburunya saya.

مِنْ أَجْلِ غَيْرَةِ اللَّهِ حَرَّمَ الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ

Itulah mengapa Allah mengharamkan perbuatan keji (zina atau mesum dan yang semisal), baik yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.

وَلَا شَخْصَ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ

Tidak ada seseorang yang lebih cemburu daripada Allah,

وَلَا شَخْصَ أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعُذْرُ مِنْ اللَّهِ

Dan tidak ada yang lebih suka memberi uzur daripada Allah,

(Maksudnya, jika seseorang memang belum tahu mengenai hukum suatu perkara, hendaknya dia diberi uzur, bukan langsung “dipenggal kepalanya” seperti sesumbarnya Sa’ad bin Ubadah. Jadi, Allah memang memiliki sifat cemburu yang sangat besar, tetapi Allah juga senang memberi uzur, dan tidak menghukum hambaNya yang berdosa kecuali setelah hambaNya itu tahu bahwa perbuatan yang dia lakukan itu adalah dosa. Wallahua’lam).

مِنْ أَجْلِ ذَلِكَ بَعَثَ اللَّهُ الْمُرْسَلِينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ

Itulah mengapa Allah mengutus pada rasul sebagai pemberi kabar gembira dan peringatan, (Sahih Muslim: 1499, Sahih Bukhari: 7416).

قَضَاءُ حَوَائِجِ الإِخْوَانِ وَالأَصْحَابِ

Memenuhi Hajat Saudara dan Sahabat

Di antara adab ukhuwah adalah memenuhi hajat saudara dan sahabat. Imam Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dari Amru bin Dinar, dari sebagian sahabat Nabi ﷺ bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

أَحَبُّ النَّاسِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ

Manusia yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling memberikan manfaat bagi manusia

وَأَحَبُّ الأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى سُرُورٌ تُدْخِلُهُ عَلَى مُسْلِمٍ

Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah membuat muslim yang lain bahagia

أَوْ تَكَشِفُ عَنْهُ كُرْبَةً

Mengangkat kesusahan dari orang lain

أَوْ تَقْضِي عَنْهُ دَيْنًا

membayarkan utangnya

أَوْ تَطْرُدُ عَنْهُ جُوعًا

menghilangkan rasa laparnya

وَلأَنْ أَمْشِيَ مَعَ أَخِ فِي حَاجَةٍ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَعْتَكِفَ فِي هَذَا الْمَسْجِدِ يَعْنِي مَسْجِدَ الْمَدِينَةِ شَهْرًا

Sungguh aku berjalan bersama saudaraku yang muslim untuk sebuah keperluan lebih aku cintai daripada beri’tikaf di masjid ini -masjid Nabawi- selama sebulan penuh, (As-Silsilatu As-Sahihati: 906).

PELAJARAN

1 – Penetapan sifat cinta pada Allah ta’ala sesuai dengan kemuliaan Allah ta’ala

2 – Derajat manusia dalam hal keutamaan itu berbeda-beda di sisi Allah

3 – Anjuran untuk memenuhi hajat kaum muslimin

4 – Amal yang bermanfaat bagi orang banyak adalah lebih afdal daripada amal yang bermanfaat bagi satu orang atau diri sendiri

5 – Keutamaan itikaf di masjid nabi ﷺ

6 – Anjuran melunasi utang saudara

7 – Anjuran memberi makan

خِدْمَتُهُمْ إِذَا احْتَاجُوا إِلَيْكَ

Memberi Pelayanan jika Mereka Membutuhkannya

Di antara adab ukhuwah adalah memberi pelayanan jika mereka membutuhkannya. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ اللَّهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ

Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan di hari kiamat.

وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللَّهُ عَلَيْهِ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

Barang siapa memberi kemudahan kepada orang yang kesulitan, Allah akan memberinya kemudahan di dunia dan akhirat.

وَاللَّهُ فِي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ

Allah akan senantiasa menolong hambanya selama hamba tersebut senantiasa menolong saudaranya, (Sahih Muslim: 2699).

PELAJARAN

1 – Anjuran untuk memberi kemudahan bagi orang yang kesulitan

2 – Balasan sesuai dengan pekerjaan

زِيَارَتُهُمْ فِي اللَّهِ وَالسُّؤَالُ عَنْ أَحْوَالِهِمْ

Mengunjungi Mereka dan Menanyakan Keadaan Mereka

Di antara adab ukhuwah adalah mengunjungi saudara dan menanyakan keadaan mereka. Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

Suatu ketika, ada seorang laki-laki yang mengunjungi saudaranya di desa lain. Kemudian, Allah mengutus satu malaikat untuk menemui orang tersebut. Ketika orang itu di tengah perjalanan menuju desa yang hendak dituju, malaikat tersebut bertanya:

أَيْنَ تُرِيدُ

Anda hendak ke mana?

Orang itu menjawab, “Saya akan mengunjungi saudara saya yang berada di desa lain.” Kemudian malaikat itu bertanya kembali:

هَلْ لَكَ عَلَيْهِ مِنْ نِعْمَةٍ تَرُبُّهَا

Apakah Anda memiliki urusan yang memberi keuntungan dengannya (apakah ada keperluan bisnis)? Kemudian orang tersebut menjawab:

لَا غَيْرَ أَنِّي أَحْبَبْتُهُ فِي اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

Tidak. Saya hanya mencintainya karena Allah azza wa jalla. Akhirnya malaikat itu berkata:

فَإِنِّي رَسُولُ اللَّهِ إِلَيْكَ بِأَنَّ اللَّهَ قَدْ أَحَبَّكَ كَمَا أَحْبَبْتَهُ فِيهِ

Sungguh, Allah mengutus saya untuk menemui Anda guna mengabarkan bahwa Allah akan senantiasa mencintai Anda seperti Anda mencintai saudara Anda karena Allah azza wa jalla, (Sahih Muslim: 2567).

Imam Ahmad meriwayatkan dari Amru bin Abasah bin Amir Radhiyallahu Anhu suatu hadis qudsi bahwa Allah berfirman:

قَدْ حَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلَّذِينَ يَتَحَابُّونَ مِنْ أَجْلِي

Sungguh, berhak mendapat kecintaanKu orang-orang yang saling mencintai karena Aku.

وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلَّذِينَ يَتَصَافُّونَ مِنْ أَجْلِي

Sungguh, berhak mendapat kecintaanKu orang-orang yang merapatkan barisan karena Aku.

وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلَّذِينَ يَتَزَاوَرُونَ مِنْ أَجْلِي

Sungguh, berhak mendapat kecintaanKu orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku.

وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلَّذِينَ يَتَبَاذَلُونَ مِنْ أَجْلِي

Sungguh, berhak mendapat kecintaanKu orang-orang yang saling memberi hartanya karena Aku.

وَحَقَّتْ مَحَبَّتِي لِلَّذِينَ يَتَنَاصَرُونَ مِنْ أَجْلِي

Sungguh, berhak mendapat kecintaanKu orang-orang yang saling menolong karena Aku, (Musnad Ahmad: 18621. Al-Albani: Sahih. Ibnu Hajar: Sahih. Al-Mundziri: Sahih).

PELAJARAN

1 – Anjuran untuk saling berkunjung karena Allah

2 – Anjuran untuk ikhlas dalam beramal

3 – Keutamaan mengunjungi sahabat dan orang-orang saleh

4 – Keutamaan saling mencintai karena Allah dan bahwa mencintai karena Allah adalah sebab kecintaan Allah kepada hambaNya

5 – Penetapan sifat kalam bagi Allah, sesuai dengan kemuliaan Allah

6 – Penetapan sifat mahabah bagi Allah, sesuai dengan kemuliaan Allah

ٱلدِّفَاعُ وَٱلذَّبُّ عَنْهُم

Mempertahankan dan Membela Kehormatan Saudara

Di antara adab ukhuwah adalah mempertahankan dan membela kehormatan saudara. Dalilnya adalah firman Allah ta’ala:

أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ أَنْ يَأْكُلَ لَحْمَ أَخِيهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوهُ

Indonesia: Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya, (QS Al Hujurat: 12).

Jawa: Apa hiya sira iku dhemen mangan daginge sedulure kang wis mati? Bareng kelakon mesthi ora doyan, (QS Al Hujurat: 12).

Imam At-Tirmizi meriwayatkan dan mensahihkan suatu hadis yang diriwayatkan dari Abu Darda Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ رَدَّ عَنْ عِرْضِ أَخِيهِ رَدَّ اللَّهُ عَنْ وَجْهِهِ النَّارَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Siapa saja yang membela kehormatan saudaranya (ketika saudaranya sedang tidak ada), Allah akan melindungi wajahnya dari api neraka di hari kiamat, (Sunan At-Tirmizi: 1931).

PELAJARAN

1 – Haramnya gibah dan namimah

2 – Anjuran untuk membela kehormatan saudara

3 – Penegasan konsep ukhuwah islamiyah dan wajibnya mewujudkan ukhuwah islamiyah dengan perkataan dan perbuatan

4 – Penegasan konsep azab di hari kiamat

سَتْرُ عُيُوبِهِمْ وَإِظْهَارُ الجَمِيلِ

Menutupi Aib Teman dan Menampakkan Kebaikannya

Di antara adab ukhuwah adalah menutupi aib teman dan menampakkan kebaikannya. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لا يُؤمِنُ أحدُكم حتى يُحبَّ لأخيه ما يُحب لنفسه

Salah seorang dari kalian tidak sempurna imannya sampai dia mencintai bagi saudaranya apa-apa yang dia cintai bagi dirinya sendiri, (Sahih Bukhari: 13).

PELAJARAN

1 – Anjuran untuk menyebarkan rasa cinta kepada sesama muslim

2 – Sebagaimana seseorang itu suka jika aibnya ditutupi, maka hendaknya dia menutupi aib orang lain dan ini adalah tanda kesempurnaan iman

3 – Peringatan dari sifat hasad

4 – Peringatan dari sifat dengki

5 – Iman itu bisa bertambah dan berkurang

6 – Anjuran untuk memperbanyak amal yang jika dilakukan bisa meningkatkan iman, seperti mencintai kebaikan yang ada pada kaum muslimin

7 – Peringatan dari amalan yang jika dilakukan bisa mengurangi iman, seperti tidak adanya rasa suka jika saudaranya sesama muslim memiliki kebaikan

8 – Jika hasad sudah tersebar di suatu masyarakat, maka terapinya adalah seseorang mencintai kebaikan yang ada pada orang lain, sebagaimana dia suka jika kebaikan itu ada pada dirinya.

احْتِمَالُ الأَذَى وَكَظْمُ الغَيْظِ

Sabar Menghadapi Gangguan dan Menahan Amarah

Di antara adab ukhuwah adalah sabar dalam menghadapi gangguan dan menimimalkan rasa marah. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa seorang laki-laki datang kepada Nabi ﷺ kemudian meminta nasihat. Maka Rasulullah ﷺ bersabda:

لا تغضَبْ

Jangan marah.

Kemudian lelaki itu mengulanginya, dan Nabi ﷺ pun mengulangi sabdanya, “Jangan marah,” (Sahih Bukhari: 6116).

PELAJARAN

1 – Sebagaimana marah adalah pangkal dari berbagai keburukan, menahan marah adalah pangkal dari berbagai kebaikan, itulah mengapa Nabi ﷺ memberi wasiat ini kepada orang tersebut

2 – Disyariatkaannya meminta nasihat dari orang yang ahli

3 – Hendaknya memberi nasihat dengan kalimat yang singkat dan kontekstual

4 – Bahayanya marah

5 – Bersemangatnya para sahabat dalam mengambil pelajaran.

التَّوَاضُعُ لِلإِخْوَانِ وَتَرْكُ التَّكَبُّرِ عَلَيْهِمْ

Tawaduk terhadap saudara dan tidak sombong terhadap mereka

Di antara adab persaudaraan dalam Islam adalah bersikap tawaduk terhadap saudara dan tidak sombong terhadap mereka. Imam Muslim meriwayatkan dari Iyad bin Himar Al-Mujasyi Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

وَإِنَّ اللَّهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لَا يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلَا يَبْغِ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

Dan sesungguhnya Allah telah mewahyukan kepadaku agar kalian merendahkan diri hingga tidak ada seorang pun yang menyombongkan dirinya di atas yang lain, dan tidak ada seorang pun yang menindas yang lain, (Sahih Muslim: 2865).

PENJELASAN:

Tawaduk adalah:

أَنْ تَخْرُجَ مِنْ بَيْتِكَ فَلَا تَلْقَى مُسْلِمًا إِلَّا وَرَأَيْتَ لَهُ عَلَيْكَ فَضْلًا

Kamu keluar dari rumahmu, dan tidaklah kamu bertemu seorang Muslim kecuali kamu merasa bahwa dia memiliki kelebihan atasmu.

PELAJARAN:

1 – Anjuran untuk bersikap rendah hati kepada orang dalam berbicara terutama kepada saudara-saudara.

2 – Peringatan dari perbuatan zhalim.

3 – Peringatan dari membanggakan diri sendiri dan merasa lebih baik dari orang lain.

حِفْظُ أَسْرَارِ الإِخْوَانِ

Menjaga rahasia saudara

Di antara adab bersaudara di dalam Islam adalah menjaga rahasia saudara. Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhuma bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا حَدَّثَ الرَّجُلُ بِالْحَدِيثِ ثُمَّ الْتَفَتَ فَهِيَ أَمَانَةٌ

Apabila seseorang menyampaikan sebuah pembicaraan (kepada orang lain), kemudian ia berpaling (untuk memastikan tidak ada orang lain yang mendengarnya), maka itu adalah amanah, (Sunan At-Tirmizi: 1959).

PENJELASAN:

Sabda beliau (بِالْحَدِيثِ) maksudnya:

خَبَرٌ مِنَ الْأَخْبَارِ، أَوْ شَيْءٌ مِنَ الْأَشْيَاءِ الَّتِي هِيَ سِرٌّ أَفْشَاهُ إِلَيْهِ

Berita atau rahasia yang diungkapkan kepadanya.

Sabda beliau (الْتَفَتَ) maksudnya adalah:

التَفَتَ الرَّجُلُ الَّذِي يَتَحَدَّثُ قَلِقًا مِن سَمَاعِ أَحَدٍ لِمَا يُحَدِّثُ بِهِ؛ فَالتِفَاتُهُ بِمَنْزِلَةِ إِعْلَامٍ لِمَنْ يُحَدِّثُ أَنَّ الأَمْرَ سِرٌّ بَيْنَهُمَا وَأَنَّهُ لَا يُرِيدُ أَنْ يَعْرِفَهُ أَحَدٌ غَيْرُهُ وَأَنَّهُ لَمْ يَأْذَنْ فِي تَحْدِيثِهِ

Laki-laki yang berbicara itu menoleh dengan cemas karena takut ada yang mendengar apa yang dia bicarakan; maka menolehnya itu sebagai tanda bagi orang yang diajak bicara bahwa hal tersebut adalah rahasia di antara mereka dan dia tidak ingin ada orang lain yang mengetahuinya serta dia tidak mengizinkan untuk menceritakannya.

Sabda beliau (فَهِيَ أَمَانَةٌ) maksudnya:

صَارَ هَذَا الحَدِيثُ فِي حُكْمِ الأَمَانَةِ عِنْدَ المُسْتَمِعِ، فَلَا يَحِقُّ لَهُ بَثُّهُ لِغَيْرِهِ، وَخَاصَّةً مَنْ شُرِطَ عَلَيْهِ، بَلْ حَقُّهُ أَنْ يَكْتُمَهُ وَيَحْفَظَهُ كَمَا تُحْفَظُ الأَمَانَةُ، إِلَّا أَنْ يَأْذَنَ لَهُ صَاحِبُ الحَدِيثِ بِالتَّحْدِيثِ بِهِ وَبَثِّهِ

Pembicaraan ini menjadi amanah bagi pendengar, sehingga tidak berhak menyebarkannya kepada orang lain, terutama yang telah disyaratkan kepadanya. Haknya adalah menyembunyikan dan menjaga pembicaraan tersebut sebagaimana menjaga amanah, kecuali jika pemilik pembicaraan mengizinkannya untuk menceritakan dan menyebarkannya.

PELAJARAN:

1 – Anjuran untuk menjaga rahasia.

2 – Kesempurnaan syariat Islam yang memerhatikan privasi orang lain.

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button