Durus Yaumiah (3 Jumadil Ula): Hadits Salat Istisqa
Pembaca yang semoga dirahmati Allah ta’ala, kultum kita hari ini (3 Jumadil Ula) akan membahas singkat tentang Salat Istisqa atau salat meminta hujan. Kultum kita ambil dari kitab Ad-Durus Al-Yaumiyah karya Syaikh Rasyid Abdul Karim. Teruskan membaca!
HADIST 1
Dari Abdullah bin Zaid Radhiyallahu Anhu yang berkata:
“Nabi ﷺ keluar untuk melakukan salat istisqa. Beliau menghadapkan wajah beliau ke arah kiblat dan berdoa. Lalu beliau mengubah posisi selendang beliau, lalu salat dua rekaat dengan bacaan yang keras pada dua rekaat tersebut,” (Sahih Bukhari: 1024).
HADIST 2
Dari Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata:
“Manusia mengeluh kepada Rasulullah ﷺ tentang kekeringan (kemarau panjang).”
“Maka beliau memerintahkan agar diletakkan mimbar di tanah lapang dan berjanji kepada manusia untuk sama-sama keluar di hari tersebut.”
Ibunda Aisyah berkata:
“Rasulullah ﷺ keluar ketika matahari mulai terbit.”
“Kemudian beliau duduk di atas mimbar. Kemudian beliau ﷺ bertakbir dan memuji Allah azza wa jalla, lalu bersabda:”
“Sungguh, kalian mengeluh tentang kekeringan di negeri kalian, juga tentang terlambatnya hujan turun dari musimnya.”
“Sungguh, Allah azza wa jalla telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepadanya, dan Allah berjanji kepada kalian bahwa Allah akan mengabulkan bagi kalian.” Kemudian beliau ﷺ membaca:
“Segala puji hanya milik Allah, Rab semesta alam. Allah Maha Pengasih. Allah Maha Penyayang. Allah yang menguasai hari pembalasan,” (QS Al-Fatihah: 2-4).
“Tidak ada Ilah (sesembahan yang benar untuk diibadahi) yang berbuat sesuai apa yang dikehendaki.”
“Ya Allah, Engkau adalah Allah, tiada Ilah (sesembahan yang benar untuk diibadahi) selain Engkau. Engkau Maha Kaya, dan kami ini orang-orang yang fakir.”
“Turunkanlah kepada kami hujan. Jadikanlah apa yang telah Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan dan bekal di hari yang ditetapkan.”
“Kemudian beliau mengangkat tangan beliau (lebih tinggi), karena sebelumnya beliau memang sudah mengangkat kedua tangan beliau, hingga terlihat ketiak beliau yang putih.”
“Kemudian beliau membalikkan badan, membelakangi para jamaah. Beliau mengubah posisi selendangnya, sembari tetap mengangkat tangannya.”
“Setelah itu beliau kembali menghadap ke arah jamaah, lalu turun dari mimbar, kemudian salat dua rekaat.”
“Seketika itu pula, Allah datangkan awan yang disertai gemuruh dan kilat. Kemudian hujan turun, dengan izin Allah. Beliau tidak kembali ke masjid (rumah beliau di samping mihrab masjid), sampai air hujan itu mengalir di sekitarnya.”
“Ketika beliau melihat manusia berlarian menuju tempat berteduh, beliau ﷺ tersenyum hingga terlihat gigi beliau, lalu bersabda:”
“Saya bersaksi bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu. Dan aku adalah hamba Allah dan utusanNya,” (Sunan Abu Dawud: 1173. Imam Abu Dawud mengatakan bahwa hadis ini garib tetapi sanadnya jayyid. Al-Albani menilai hadits ini hasan di dalam Al-Irwa: 669).
HADITS 3
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang berkata:
“Rasulullah ﷺ pernah keluar di hari yang di dalamnya digelar salat istisqa.”
“Kemudian beliau salat bersama kami dua rekaat, tanpa azan dan tanpa ikamah.”
“Kemudian beliau menyampaikan khutbah kepada kami, berdoa kepada Allah, mengubah posisi menjadi menghadap kibat, lalu beliau mengangkat tangan beliau.”
“Kemudian beliau mengubah posisi selendang beliau, yang kanan menjadi di kiri, dan yang di kiri menjadi di kanan,” (Sunan Ibnu Majah: 1268. Az-Zawaid: Sanadnya sahih. Rijalnya juga tsiqah. Imam Ahmad juga mengeluarkan hadist yang sama nomor 8303)
Catatan:
Syaikh Bin Baz dalam komentarnya terhadap Al-Fath (2/500) berkata, “Sanadnya hasan, dan menjelaskan bahwa di dalam salat istisqa kali ini, khutbah dilakukan setelah salat dan jika mengompromikan kedua hadist ini, maka keduanya boleh (khutbah boleh sebelum atau sesudah salat).”
HADITS 4
Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma yang berkata:
“Sesungguhnya Rasulullah ﷺ keluar (untuk salat istisqa) dalam kondisi tunduk, tawaduk, dan merendah, sampai beliau tiba di tempat salat,” (Jami At-Tirmizi: 558).
PENJELASAN
Menjelaskan hadis-hadis di atas, Syaikh Rasyid Abdul Karim berkata:
“Rasulullah ﷺ memerintahkan apabila bumi mengalami kekeringan dan hujan tidak kunjung turun,”
“agar kaum muslimin keluar dalam kondisi merendah, khusyuk, dan tunduk,”
“untuk melakukan salat istisqa, meminta turunnya hujan dari Allah.”
PELAJARAN
Hukum-hukum yang bisa disimpulkan dari hadits-hadits di atas:
“Hukumnya mustahab (disukai/sunah) untuk melakukan salat istisqa yang terdapat khutbah.”
“Hukumnya mustahab (disukai/sunah) untuk mengubah posisi selendang (imam) setelah istisqa.”
“Bolehnya khutbah setelah salat, atau sesudah salat.”
“Hukumnya mustahab (disukai/sunah) (bagi peserta salat istisqa) untuk keluar (dari rumah menuju tempat salat) dalam kondisi khusyuk dan merendah kepada Allah.”
Wallahu’alam bish shawwab
Kitab: Ad-Durus Al-Yaumiyah Minas Sunani Wal Ahkamisy Syar’iyyati (3 Jumadil Ula)
Karya: Syaikh Rasyid Abdul Karim
Penerjemah: Irfan Nugroho (Pemilik Mukminun.com dan Staf Pengajar Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)