
At-Tariqu Ilat Taubah: 7 Keutamaan Taubat
Pembaca rahimakumullah, berikut adalah terjemahan dari satu bab di dalam kitab At-Tariqu ilat Taubah karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd. Tema yang kali ini kami terjemahkan adalah tentang keutamaan taubat atau fadhilah taubat. Teruskan membaca!
Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd berkata:
Taubat memiliki banyak keutamaan atau fadhilah, juga memiliki rahasia yang menakjubkan, serta faidah yang bermacam-macam, serta keberkahan yang tidak terhingga. Berikut adalah keutamaan taubat:
Taubat adalah Sebab Keuntungan, Kemenangan, dan Kebahagiaan di Dua Negeri
Allah ta’ala berfirman:
Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung, (QS An Nur: 31).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
Kondisi hati tidak akan baik, tidak akan beruntung, tidak akan merasakan kelezatan, kebahagiaan, tidak akan bagus, tenang, dan tenteram, kecuali dengan beribadah kepada Rabnya, serta mencintai taubat kepadaNya, (Majmu Fatawa: 10/194).
Dengan Taubat, Berbagai Kesalahan akan Dihapus
Maka apabila seorang hamba bertaubat dengan taubat yang nasuha, Allah akan menghapus seluruh dosa dan kesalahannya. Allah ta’ala berfirman:
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, (QS At-Tahrim: 8).[1]
Dengan Taubat, Keburukan akan Diganti dengan Kebaikan
Maka apabila taubat seseorang itu baik, Allah akan mengganti keburukan yang dilakukan oleh pelakunya dengan kebaikan. Allah ta’ala berfirman:
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS Al-Furqan: 70).
Syaikh berkata:
Sungguh, ayat ini adalah satu dari sekian gambar gembira bagi orang-orang yang bertaubat, dengan catatan bahwa jika taubat mereka itu disertai dengan iman dan diikuti dengan amal saleh.
Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata:
Tidak pernah saya melihat Nabi ﷺ begitu senang dengan sesuatu, Beliau senang ketika ayat ini turun, dan beliau senang dengan diturunkannya ayat ini:
Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang, (QS Al Fath: 1-2).
Taubat Sebab Kenikmatan yang Baik
Selain itu, taubat juga merupakan sebab turunnya hujan yang berkah, bertambahnya kekuatan, serta bertambahnya harta dan anak.
Allah ta’ala berfirman:
dan hendaklah kamu meminta ampun kepada Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya. (Jika kamu mengerjakan yang demikian), niscaya Dia akan memberi kenikmatan yang baik[2] kepadamu sampai kepada waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan (balasan) keutamaannya, (QS Hud: 3).
Allah berfirman melalui lisan Nabi Hud alaihissalam:
Dan (dia berkata): “Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan hujan[3] atas kalian, dan Dia akan menambahkan kekuatan[4] kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa,” (QS Hud: 52).
Allah juga berfirman melalui lisan Nabi Nuh alaihissalam:
maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, (QS Nuh: 10).
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu, (QS Nuh: 11).
dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai, (QS Nuh: 12).
Bersambung…
Karangasem, 21 November 2023
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni ibunya, merahmati beliau, serta menempatkan beliau di jannah tertinggi. Aamiin)
Catatan Kaki
[1] Ibnu Katsir mengatakan bahwa para ulama, tentang taubat nasuha, berkata:
1 – Menghentikan dosa yang dilakukan saat itu juga.
2 – Menyesali dosa yang telah lalu.
3 – Bertekad tidak melakukannya lagi di masa akan datang.
4 – Jika dosa tersebut berkaitan dengan hak sesama manusia, maka ia harus menyelesaikannya atau mengembalikannya,” (Tafsir Al Qur’an Al ‘Azhim, 7: 323).
Baca yuk: https://mukminun.com/2017/03/khutbah-jumat-jangan-tunda-taubat.html
[2] Imam At-Tabari ketika menafsirkan “kenikmatan yang baik,” berkata:
Allah lapangkan untuk kalian dunia. Allah rezekikan kepada kalian berbagai perhiasan dunia. Allah makmurkan kehidupan kalian sampai waktu ketika kalian ditakdirkan untuk meninggal dunia.
[3] Imam At-Tabari menafirkan makna “midrara” di ayat ini dengan:
Jika kalian beriman kepada Allah dan bertaubat dari kekafiran kalian, Allah akan menurunkan hujan kepada kalian ketika kalian sedang membutuhkan hujan, sehingga kalian akan selamat dari gersang dan kekeringan.
[4] Bertambahnya kekuatan karena taubat maksudnya adalah seperti yang dikutip oleh Imam At-Tabari:
Jika kalian beriman kepada Allah, Allah akan hidupkan negeri kalian, juga akan Allah rezekikan kepada kalian harta dan anak (kaum Nabi Hud banyak yang tidak memiliki keturunan selama bertahun-tahun), karena yang dimaksud kekuatan adalah itu tadi (harta dan anak).