AdabHadis

Sunnah Talqin Orang Sakaratul Maut dan Caranya

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah artikel tentang hadis yang menunjukkan sunnah talqin orang sakaratul maut. Artikel ini adalah bagian dari Adab yang Seharusnya Dilakukan kepada Orang Sakaratul Maut, dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah, karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Teruskan membaca!

HADIS 1 TALQIN ORANG SAKARATUL MAUT

Pembaca rahimakumullah, di antara adab yang seharusnya dilakukan kepada orang sakaratul maut, menurut Syaikh Wahid Abdussalam Bali, adalah:

تلقينه الشهادة

Mentalqinnya dengan kalimat syahadat.

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لَقِّنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

Diktekan oleh kalian kepada orang-orang yang mati dari kalian dengan “Laa ilaha illa Allah,” (Sahih Muslim: 916).

PENJELASAN

Sabda Nabi (لَقِّنُوا) atau yang artinya, “Diktekan oleh kalian,” maksudnya:

ذَكِّرُوا مَنْ حَضَرَهُ الْمَوْت مِنْكُمْ بِكَلِمَةِ التَّوْحِيد أَوْ بِكَلِمَتَيْ الشَّهَادَة بِأَنْ تَتَلَفَّظُوا بِهَا أَوْ بِهِمَا عِنْده لِيَكُونَ آخِر كَلَامه

Kalian sebutkan kepada orang yang sedang sakaratul maut di antara kalian dengan kalimat tauhid, atau dengan dua kalimat syahadat, dengan kalian melafazkannya, atau melafazkan dua kalimat tersebut di sisi orang tersebut, supaya kalimat tersebut menjadi kalimat terakhirnya, (Aunul Ma’bud).

Sabda Nabi (مَوْتَاكُمْ) atau yang artinya, “Orang-orang mati kalian,” maksudnya:

الآيْلِيْنُ إلى الموتِ، والمراد عند الموت لا عند الدفْنِ

Mereka yang akan meninggal dunia, dan yang dimaksud adalah ketika sakaratul maut, bukan ketika akan dikubur atau di dalam makam, (Al-La-ali al-Bahiyyatu).

HADIS 2 TALQIN ORANG SAKARATUL MAUT

Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Muadz bin Jabal Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ دَخَلَ الْجَنَّةَ

Siapa saja yang kalimat terakhirnya adalah “Laa ilaha illa Allah,” dia akan masuk surga, (Sunan Abu Dawud: 3116).

PENJELASAN
Sabda Nabi (مَنْ كَانَ آخِرُ كَلَامِهِ) atau yang artinya, “Siapa saja yang kalimat terakhirnya,” maksud:

إِذَا قَالَ مَرَّة فَلَا يُعَاد عَلَيْهِ إِلَّا إِنْ تَكَلَّمَ بِكَلَامٍ آخَر

Jika dia (orang yang sakaratul maut) sudah mengucapkannya satu kali, tidak perlu diulangi lagi, kecuali dia mengatakan perkataan lain, (Aunul Makbud).

BACA JUGA:  Aturan Memberi Salam ketika di Jalan?

Syaikh Muhammad Syamsulhaq Al-Adzhim Abadi di dalam Aunul Mabud memilih pendapat bahwa yang dikehendaki dari hadis ini adalah dua kalimat syahadat, meskipun itu saja juga sudah bagus. Lantas beliau mengutip pendapat Al-Karmani, juga Al-Hafiz Ibnu Hajar Al-Asqalani di dalam Fathul Bari, serta Az-Zaini bin Al-Munir yang berkata:

قَوْل لَا إِلَه إِلَّا اللَّه لَقَب جَرَى عَلَى النُّطْق بِالشَّهَادَتَيْنِ شَرْعًا اِنْتَهَى

Ungkapan “Laa ilaha illa Allah” adalah judul untuk ucapan Syahadatain.

Sabda Nabi (دَخَلَ الْجَنَّةَ) atau yang artinya, “Dia akan masuk surga,” maksudnya ada dua:

1 – Dia akan langsung masuk surga, tanpa mampir ke neraka, atau bisa juga

2 – Dia masuk neraka dulu, dicuci dari dosa yang belum diampuni Allah (selain syirik sampai mati), lalu masuk ke surga, (Mausuatul Ahadisin Nabi: 65547).

PELAJARAN

Di antara poin-poin pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini adalah sebagai berikut:

استحباب تلقين المحتضر كلمة التوحيد

Sunnah talqin orang sakaratul maut dengan kalimat tauhid (atau dua kalimat syahadat)

من مات على كلمة التوحيد دخل الجنة

Siapa saja yang mati di atas kalimat tauhid, dia masuk surga

الأعمال بالخواتيم

Amal-amal seseorang didasarkan pada penutupannya

فضيلة كلمة التوحيد

Keutamaan kalimat tauhid.

وُجُوب نَبْذِ كل المعبودات الْبَاطِلَة

Wajibnya menolak sesembahan lain karena sesembahan selain Allah itu batil, (Al-La-ali Al-Bahiyyatu).

كراهة الإكثار على المحتضر من التلقين، والإلحاح عليه إذا هو تلقنها، أو فهم عنه ذلك؛ لكي لا يضجره فينطق بما لا يليق

Makruh untuk mengulang-ulang talqin orang sakaratul maut, atau memaksa dia padahal dia sudah mengucapkannya, atau dia sudah memahaminya (misal dengan isyarat jari, berkedip, dsb), agar tidak membuat orang yang sakaratul maut itu bosan atau justru melakukan sesuatu yang tidak semestinya

أن التلقين بعد الموت وفي القبر بدعة،لم يفعله النبي صلى الله عليه وسلم، ولو كان ذلك خيرًا لسبقنا إليه، وقد قيل: اتبعوا ولا تبتدعوا، فقد كفيتم

Talqin setelah mati, atau talqin di kuburan adalah bid’ah, tidak pernah dilakukan Nabi ﷺ. Jika hal itu baik, pasti beliau telah mendahului kita. Ada ungkapan, “Teladanilah Nabi ﷺ, jangan berinovasi, itu sudah cukup bagi kalian,” (Mausuatul Ahadisin Nabawiyah: 65546).

BACA JUGA:  Menyambung Silaturahim dengan Nasihat | Adabul Mufrad 48

Wallahua’lam bish shawwab

Demikian artikel tentang sunnah talqin orang sakaratul maut. Artikel ini adalah bagian dari Adab yang Seharusnya Dilakukan kepada Orang Sakaratul Maut, dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah, karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Baarakallahu fiikum

Karangasem, 7 Desember 2023

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Aamiin).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button