HadisTazkiyah

Tariqus Salihin: Keutamaan Pergi ke Masjid

Pembaca rahimakumullah, apa saja keutamaan pergi ke masjid? Apa saja pahala datang ke masjid? Berikut adalah terjemahan dari kitab Tariqus Salihi karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!

فَضْلُ الذَّهَابِ إِلَى الْمَسْجِدِ

Keutamaan Pergi ke Masjid

Pembaca rahimakumullah, fadhlun adalah keutamaan atau karunia. Dengan mengetahui keutamaan suatu amal, maka akan ada dua kemungkinan:

1 – Kabar gembira bagi orang yang sudah terbiasa menjalankannya,

2 – Penyemangat bagi orang yang belum menjalankannya, kemudian akan berniat untuk melakukannya.

Apa saja keutamaan pergi ke masjid? Inilah keutamaan pergi ke masjid:

ضِيَافَةٌ فِي الْجَنَّةِ لِمَنْ حَافَظَ عَلَى الصَّلَاةِ فِي الْمَسْجِدِ

Rumah di Surga bagi Orang yang Menjaga Salat di Masjid

Di dalam As-Sahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

مَنْ غَدَا إِلَى الْمَسْجِدِ وَرَاحَ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُ نُزُلَهُ مِنْ الْجَنَّةِ كُلَّمَا غَدَا أَوْ رَاحَ

Siapa saja yang “Ghoda” menuju masjid dan “Roha”, Allah akan menyiapkan baginya “Nuzul” di surga, setiap kali orang tersebut “Ghoda” atau “Roha,” (Sahih Bukhari: 662. Sahih Muslim: 669).

PENJELASAN

1 – Ghoda bisa berarti 1) berangkat, dan juga 2) pagi, sedangkan

2 – Roha bisa berarti 1) pulang, dan juga 2) sore.

3 – Nuzul artinya rumah dan fasilitas/layanan.

4 – Semakin lama dan semakin sering seseorang pergi ke masjid, rumah dan fasilitas/layanannya di surga akan semakin lengkap, (Tabsirus Sairin).

PELAJARAN

1 – Keutamaan pergi ke masjid

2 – Keutamaan salat berjamaah, bahwa salat berjamaah adalah sebab untuk masuk surga

3 – Luasnya karunia dan rahmat Allah kepada para hambaNya.

الْمَشْيُ إِلَى الْمَسَاجِدِ يُكَفِّرُ السَّيِّئَاتِ وَيَرْفَعُ الدَّرَجَاتِ

Berjalan ke Masjid akan Menghapus Dosa dan Mengangkat Derajat

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ تَطَهَّرَ فِي بَيْتِهِ ثُمَّ مَشَى إِلَى بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ لِيَقْضِيَ فَرِيضَةً مِنْ فَرَائِضِ اللَّهِ كَانَتْ خَطْوَتَاهُ إِحْدَاهُمَا تَحُطُّ خَطِيئَةً وَالْأُخْرَى تَرْفَعُ دَرَجَةً

Siapa saja yang bersuci di rumahnya, kemudian dia berjalan menuju salah satu rumah Allah untuk menunaikan salah satu kewajiban dari Allah, setiap langkahnya itu, yang satu menghapus dosa dan yang satu menaikkan derajat, (Sahih Muslim: 666).

BACA JUGA:  Keutamaan Azan 9: Allah Kagum dengan para Muazin

PENJELASAN

1 – Pahala ini berlaku sama, untuk orang yang ke masjid dengan berjalan kaki, naik sepeda, sepeda motor, atau mobil, (Fatwa Durus Syaikh bin Baz: 21478)

2 – Berwudu di rumah adalah lebih afdal daripada berwudu di masjid, (Fatwa Syabakah Islamiyah: 20018)

3 – Yang diampuni adalah dosa kecil. Namun, jika seseorang tidak memiliki dosa kecil, maka dosa besarnya akan diringankan, bahkan dihapus. Jika seseorang tidak memiliki dosa besar, derajatnya akan dinaikkan, (Syarah An-Nawawi ala Muslim)

PELAJARAN

1 – Keutamaan pergi ke masjid dengan berjalan kaki, termasuk dengan kendaraan

2 – Di antara sebab diampuninya dosa adalah memperbanyak langkah menuju masjid untuk salat

3 – Nama lain masjid adalah “Rumah Allah,”

4 – Pahala seperti ini didapat jika seseorang berwudu di rumah (sebelum sampai masjid), (Tabsirus Sairin li Khalid Al-Juhani).

الذَّهَابُ وَالْعَوْدَةُ مِنَ الْمَسْجِدِ تُكْتَبَانِ فِي مِيزَانِ الْحَسَنَاتِ

Perjalanan Menuju dan Dari Masjid Dihitung Pahala

Imam Muslim meriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa dulu ada seorang sahabat yang rumahnya sangat jauh dari masjid, bahkan dia yang paling jauh. Meski demikian, dia tidak pernah ketinggalan salat (berjamaah). Maka dikatakan kepadanya:

لَوْ اشْتَرَيْتَ حِمَارًا تَرْكَبُهُ فِي الظَّلْمَاءِ وَفِي الرَّمْضَاءِ

Bagaimana kalau Anda membeli keledai yang bisa Anda naiki ketika gelap atau panas terik?

Lelaki tersebut pun menjawab:

مَا يَسُرُّنِي أَنَّ مَنْزِلِي إِلَى جَنْبِ الْمَسْجِدِ إِنِّي أُرِيدُ أَنْ يُكْتَبَ لِي مَمْشَايَ إِلَى الْمَسْجِدِ وَرُجُوعِي إِذَا رَجَعْتُ إِلَى أَهْلِي

Aku tidak ingin rumahku di samping masjid. Aku ingin langkah kakiku menuju masjid, dan dari masjid ketika pulang, dicatat (sebagai pahala).

Lantas Rasulullah ﷺ bersabda:

قَدْ جَمَعَ اللَّهُ لَكَ ذَلِكَ كُلَّهُ

Sungguh, Allah telah mengumpulkan itu semua untukmu, (Sahih Muslim: 663).

PENJELASAN

Imam An-Nawawi berkata:

فِيهِ إِثْبَاتُ الثَّوَابِ فِي الْخَطَا فِي الرُّجُوعِ مِنْ الصَّلَاةِ كَمَا يَثْبُتُ فِي الذَّهَابِ إِلَيْهَا

Di dalam ini terdapat penegasan tentang pahala di dalam langkah kaki ketika pulang dari salat, sebagaimana pahala ketika pergi menuju salat

BACA JUGA:  Hadis Lima Pertanyaan di Hari Kiamat

PELAJARAN

1 – Orang yang menghadiri saat berjaaah, dia dibalas pahala karena berjalan kaki dari rumahnya menuju masjid, juga ketika dia kembali dari masjid menuju rumah,

2 – Keutamaan memperbanyak langkah menuju masjid atau pulang dari masjid,

3 – Manusia diberi baasan sesuai dengan amal perbuatan dan niatnya,

4 – Besarnya semangat para sahabbat terhadap kebaikan,

5 – Jarak yang jauh dari masjid bukanlah uzur untuk meninggalkan salat berjamaah, selama seseorang masih bisa mendengarkan azan, dan tidak ada kesulitan yang sangat

الْمَشْيُ إِلَى الْمَسْجِدِ فِي الْفَجْرِ وَالْعِشَاءِ يُنِيرُ لِلْعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Berjalan ke Masjid untuk Salat Subuh dan Isya adalah Sebab Cahaya di Hari Kiamat

Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Buraidah suatu hadis yang dinilai sahih oleh Syaikh Al-Albani bahwa Nabi ﷺ bersabda:

بَشِّرْ الْمَشَّائِينَ فِي الظُّلَمِ إِلَى الْمَسَاجِدِ بِالنُّورِ التَّامِّ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Berilah kabar gembira kepada Al-Masya-in di dalam kegelapan menuju masjid bahwa mereka akan mendapat cahaya yang sempurna pada hari kiamat, (Sunan Abu Dawud: 561).

PENJELASAN

1 – Al-Masya-in adalah orang yang banyak berjalan kaki,

2 – Dzulmu (kegelapan) di sini maksudnya di awal malam, yaitu salat Isya, dan di akhir malam, yaitu salat subuh secara berjamaah,

3 – Cahaya di sini bisa dimaknai dengan cahaya pada wajah orang-orang beriman, sebagaimana firman Allah ta’ala:

نُورُهُمْ يَسْعَىٰ بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا ۖ إِنَّكَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: “Ya Rabb kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu,”(QS At-Tahrim: 8).

Juga di dalam firmanNya:

يَوْمَ يَقُولُ الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ لِلَّذِينَ آمَنُوا انظُرُونَا نَقْتَبِسْ مِن نُّورِكُمْ

Pada hari ketika orang-orang munafik laki-laki dan perempuan berkata kepada orang-orang yang beriman: “Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebahagian dari cahayamu,” (QS Al-Hadid: 13).

PELAJARAN

1 – Penjeasan tentang keutaaan salat Isya dan Subuh secara berjaamaah,

2 – Penjelasan tentang keutamaan berjalan menuju masjid, jauh maupun dekat,

BACA JUGA:  Barangsiapa Meninggal ketika sedang Puasa

3 –  Anjuran untuk berjalan menuju masjid di kegelapan malam (Isya dan Subuh), (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 147222).

Wallahua’lam

Karangasem, 7 September 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Amin)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button