Pembaca rahimakumullah, Allah menggambarkan kebanyakan manusia tidak bersyukur. Hal ini disebutkan di dalam sepuluh ayat di dalam Al-Quran.
10 AYAT TENTANG KEBANYAKAN MANUSIA TIDAK BERSYUKUR
Tiga di antaranya di akhiri dengan firman Allah:
Tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur, (QS Al-Baqarah: 243, QS Yusuf: 38, dan QS Gafir: 61).
Dua ayat lainnya di akhiri dengan firman Allah:
Tetapi kebanyakan mereka tidak bersyukur, (QS Yunus: 60 dan QS An-Naml: 73).
Empat ayat lainnya di akhiri dengan firmanNya:
Sedikit sekali kalian bersyukur, (QS Al-A’raf: 10, QS Al-Mukminun: 78, QS As-Sajdah: 9, dan QS Al-Mulk: 23).
Dan satu ayat lagi ditutup dengan firmanNya:
Dan kamu tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur, (QS Al-A’raf: 17).
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Ayat-ayat di atas menunjukkan bahwa sebagian besar hamba tidak bersyukur. Bahkan, mereka kufur terhadap Sang Pencipta dan Sang Pemberi rezeki mereka. Plus, mereka ingkar terhadap nikmat yang mereka terima dari Allah ta’ala.
Nikmat tersebut tidak membuat mereka semakin bersyukur, bahkan bisa saja mereka menggunakannya untuk berbuat maksiat terhadap Allah. Hanya sedikit dari mereka yang benar-benar bersyukur, yang mengakui nikmatNya, apalagi menggunakannya dalam ketaatan kepada Sang Pemberi nikmat.
PERINTAH BERSYUKUR KEPADA ALLAH
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah.. Allah ta’ala memerintahkan kita untuk bersyukur kepada Allah dalam firmanNya:
Maka ingatlah Aku niscaya aku akan mengingat kalian, dan bersyukurlah kepadaKu, dan janganlah kalian kufur, (QS Al-Baqarah: 152).
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah berkata ketika menyimpulkan pelajaran dari ayat ini:
Hukum bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat lahir dan batin adalah wajib, (Aisarut Tafasir).
PERINTAH BERSYUKUR KEPADA SELAIN ALLAH
Pembaca rahimakumullah… bersyukur hukumnya wajib kepada Allah. Lalu, di dalam syariat ini juga terdapat perintah untuk bersyukur kepada selain Allah. Siapa saja mereka?
1 – Bersyukur kepada Orang Tua
Bersyukur kepada orang tua diperintahkan di dalam Al-Quran. Allah ta’ala berfirman:
Dan Kami wasiatkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu, (QS Luqman: 14).
Bersyukur kepada kedua orang tua maksudnya adalah birrul walidain, atau berbakti kepada keduanya. Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah berkata ketika menyimpulkan ayat ini:
Berbakti kepada kedua orang tua, dan menyambung silaturahmi dengan keduanya, hukumnya wajib, (Aisarut Tafasir).
2 – Bersyukurnya Istri kepada Suami
Selain kewajiban bersyukur kepada Allah, lalu kepada orang tua, seseorang (dalam hal ini istri) juga diperintahkan untuk bersyukur kepada suami.
Imam An-Nasai meriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Allah tidak akan melihat pada wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya, padahal si wanita itu membutuhkan suaminya, (Sunan Al-Kubra lin Nasai: 9087).
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda
Saya diperlihatkan neraka. Ternyata, sebagian besar penduduknya adalah wanita yang kufur.
Dikatakan kepada Nabi ﷺ:
Apakah mereka kufur kepada Allah?
Rasulullah ﷺ bersabda:
Mereka kufur kepada suaminya dan kebaikannya. Seandainya kamu (suami) berbuat baik kepada salah seorang dari mereka sepanjang tahun, lalu mereka melihat suatu kekurangan dari dirimu, istrimu akan berkata, “Saya sama sekai tidak pernah melihat kebaikan darinya,” (Sahih Bukhari: 29).
Kesimpulan dari Dalil:
Penyebutan ancaman di negeri akhirat pada dua hadis di atas menunjukkan bahwa perbuatan yang dimaksud di dalamnya adalah Al-Kabair atau dosa besar, sehingga seseorang wajib menjauhinya dan wajib melakukan yang sebaliknya. Singkatnya, istri bersyukur kepada suami hukumnya wajib, sedangkan istri mengingkari kebaikan suami adalah haram. Wallahua’lam
3 – Bersyukur kepada Orang yang Berbuat Baik kepada Kita
Allah mewajibkan kita untuk bersyukur kepadaNya, juga kepada kedua orang tua kita, suami kita, dan juga kepada siapa saja yang berbuat baik kepada kita.
Imam Abu Dawud dan Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak ucapkan terima kasih kepada manusia, (Sunan Abu Dawud: 4811. Musnad Ahmad: 7939).
Kesimpulan dari Hadis:
Al-Qadhi bin Iyadh berkata:
Bersyukur kepada Allah ta’ala baru sempurna jika disertai dengan ketaatan kepada-Nya dan menjalankan perintah-Nya. Di antara perintah-Nya adalah berterima kasih kepada manusia yang menjadi perantara dalam menyampaikan nikmat Allah kepadanya. Maka, barang siapa yang tidak taat dalam hal ini, dia tidak dianggap bersyukur atas nikmat Allah (padahal hukum bersyukur kepada Allah adalah wajib), (Tuhfatul Ahwadzi: 6/74).
C. BAGAIMANA CARA BERSYUKUR?
Setelah mengetahui bahwa bersyukur kepada Allah hukumnya wajib; dan bahwa bersyukur kepada orang tua juga hukumnya wajib; pun demikian seorang istri kepada suami yang telah memenuhi hak-haknya; serta tidak sempurna rasa syukur seorang hamba kepada Allah apabila tidak berterima kasih kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita, lalu bagaimana cara kita bersyukur kepada Allah, orang tua, suami, atau orang lain yang telah berbuat baik kepada kita?
1 – Cara Bersyukur kepada Allah
Imam Ibnul Qayyim al-Jauziyah menulis di dalam kitabnya Uddatush Shabiri (1/290) tentang cara bersyukur kepada Allah:
Bersyukurnya hamba itu berpusat pada tiga rukun, tidak terwujud syukur kecuali terkumpul ketiganya, yaitu: 1) mengakui nikmat Allah (di dalam hati) atas dirinya;[1] 2) lalu yang kedua adalah memuji Allah (dengan lisan) atas nikmat tersebut;[2] dan 3) yang ketiga, menggunakannya untuk mendapatkan ridaNya.[3]
2 – Cara Bersyukur kepada Orang Tua
Orang tua adalah sosok setelah Allah yang wajib mendapat syukur dari kita. Ketika menafsirkan firman Allah ta’ala:
Bersyukurlah kepadaKu, dan kepada kedua orang tuamu, (QS Luqman: 14), Sofyan bin Uyainah Rahimahullah berkata:
Siapa saja yang melakukan salat lima waktu, sungguh dia telah bersyukur kepada Allah ta’ala. Dan siapa saja yang mendoakan kedua orang tuanya setelah salat, sungguh dia telah berterima kasih kepada duanya, (Tafsir Al-Qurtubi).
Tentang ayat ini, Syaikh Abdurrahman Nasir As-Sa’di rahimahullah berkata:
Dengan berbuat baik kepada keduanya; dengan perkataan yang lembut, ucapan yang halus, perbuatan yang baik, kerendahan hati kepada keduanya, memuliakan dan menghormati keduanya, membantu keduanya, dan menjauhi segala bentuk perbuatan buruk kepada keduanya, baik dengan perkataan maupun perbuatan, (Taisirul Karimir Rahman).
3 – Cara Bersyukur Istri kepada Suami
Bersyukurnya istri kepada suami yang telah berbuat baik kepadanya adalah sebuah kewajiban. Imam An-Nasai meriwayatkan dari Abdullah bin Amru Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Allah tidak akan melihat pada wanita yang tidak berterima kasih kepada suaminya, padahal si wanita itu membutuhkan suaminya, (Sunan An-Nasai: 9087).
Tertulis di dalam Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah tentang cara bersyukur istri kepada suami berdasarkan hadis di atas, yaitu dengan:
Memujinya dengan lisan dan perbuatan, seperti menunjukkan kebahagiaan, merasa nyaman hidup dalam naungannya, mengurus urusannya dan urusan anak-anaknya, melayaninya, tidak meninggalkannya dalam kesulitan, tidak mencari-cari kesalahannya, tidak menyakitinya di saat ia melakukan kesalahan atau kekurangan, menjawabnya ketika ia memanggil, mendengarkannya ketika ia berbicara, menjaga rahasianya ketika ia mempercayakan sesuatu, dan lain sebagainya, (Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 111643).
4 – Cara Bersyukur kepada Orang yang telah Berbuat Baik
Tertulis di dalam Mausuatul Akhlak was Suluk Dorar Saniyah tentang cara bersyukur kepada orang yang telah berbuat baik kepada kita:
1 – Mendoakan orang yang telah berbuat baik kepadamu.[4]
2 – Mengakui kebaikan tersebut meskipun sedikit, dan memuji pelakunya.[5]
3 – Tidak meremehkan kebaikan atau menganggapnya kecil.[6]
4 – Membalas kebaikan orang yang berbuat baik, baik dengan hadiah, pemberian, atau meringankan kesulitan, dan lain sebagainya.[7] Wallahua’lam
Karangasem, 15 November 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Amin).
CATATAN KAKI
[1] Dalil tentang mengakui nikmat Allah (di dalam hati) adalah firmanNya:
Dan apa saja nikmat yang ada padamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan apabila kamu ditimpa oleh keburukan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan, (QS. An-Nahl: 53).
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah berkata ketika menyimpulkan ayat ini:
Setiap nikmat yang ada pada hamba, baik yang kecil maupun yang besar, semuanya berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, (Aisarut Tafasir).
[2] Dalil tentang memuji Allah (dengan lisan) adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Malik Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Dan (ucapan) Alhamdulillah memenuhi timbangan (amal kebaikan), (Sahih Muslim: 223).
[3] Dalil tentang menggunakan nikmat untuk ketaatan adalah firmanNya:
Bekerjalah kamu, wahai keluarga Daud, untuk bersyukur (kepada Allah), (QS. Saba: 13).
Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah berkata:
Bekerjalah, wahai keluarga Daud, sebagai bentuk syukur. Artinya, lakukanlah amal saleh sebagai bentuk syukur kepada Allah Ta’ala atas karunia dan nikmat ini; yaitu, dirikanlah salat, tunaikanlah zakat, dan taatilah Tuhanmu dalam perintah dan larangan-Nya. Maka itu akan menjadi bentuk syukur kalian kepada Allah atas nikmat-Nya, (Aisarut Tafasir).
[4] Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Barangsiapa yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah ia. Jika kamu tidak menemukan sesuatu untuk membalasnya, doakanlah ia hingga kamu merasa telah membalasnya, (Sunan Abu Dawud: 1672).
[5] Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Barangsiapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, ia tidak bersyukur kepada Allah, (Sunan At-Tirmizi: 1954).
[6] Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Dzar Al-Gifari Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Janganlah kamu meremehkan sedikitpun dari perbuatan baik, walaupun hanya sekadar bertemu saudaramu dengan wajah yang ceria, (Sahih Muslim: 2626).
[7] Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Barangsiapa yang berbuat kebaikan kepadamu, maka balaslah ia, (Sunan At-Tirmizi: 2035).