#SoloMovement for #IndonesiaTanpaJIL Gelar Aksi di Car Free Day Kota Solo
Solo, Muukminun.com – Sekelompok pemuda asal Solo yang menamakan diri #SoloMovement for #IndonesiaTanpaJIL menggelar aksi sadarkan masyarakat Solo tentang bahaya aliran sesat Jaringan Islam Liberal (JIL).
Aksi tersebut digelar pada Ahad (29/4) ketika masyarakat Solo sedang tumpah ruah di jalanan utama kota Solo, JL. Slamet Riyadi, saat tak satu pun kendaraan bermotor diijinkan melewati jalan tersebut (Car Free Day).
“Kalo di Masjid sudah biasa, jadi kita ngadain di CFD (car free day) biar masyarakat sadar tentang JIL,” kata Fikri, panitia acara tersebut.
Tak kurang dari 90 pemuda Solo dari berbagai kalangan, mulai dari mereka yang berjenggot, celana ngathung, hingga musisi metal underground turut dalam acara tersebut menyuarakan satu pesan, “Indonesia bebas JIL.”
Akso Gilang, mantan drummer band metal Xavante pun turut serta dalam aksi tersebut menyuarakan pesan bahwa JIL tidak pantas mengaku-ngaku Islam.
“Menurut saya, JIL bukan Islam. Indonesia tanpa JIL!” seru pemuda berbadan gempal dan berambut gimbal ini.
Ada pula Machda, pemain gitar bass group band Salahudin Al-Ayubi ini juga tidak setuju dengan konsep JIL yang seenak perut mereka memodifikasi syariat Islam.
“Islam itu tidak bisa dimodifikasi, Indonesia tanpa JIL!” begitu katanya.
Dalam aksinya, pemuda-pemuda ini membagikan sekitar 2000 selebaran tentang “Keanehan Pemikiran Para Pengusung ‘Islam’ Liberal di Social Media (Twitter)” dengan harapan bahwa masyarakat awam menjadi sadar tentang bahaya sekte sesat tersebut.
Pihak panitia juga membentangkan kain putih tempat tanda tangan dan testimoni warga Solo yang sangat beragam tentang Jaringan Islam Liberal dan antek-anteknya.
Ada yang iseng menulis “Buang JIL Pada Tempatnya,” dan ada pula yang menulis, “JIL. Jaringan Islam Liberal Dapat Menyebabkan Gangguan Pemikiran Rusak Akal Sehat. Tinggalkan Segera Demi Kesehatan Akhlak.”
Pendapat masyarakat Solo pun sangat beragam mengenai JIL, ada yang pernah dengar, ada yang sama sekali belum pernah dengar, namun setelah membaca selebaran tersebut mereka sepakat pada satu pesan bahwa JIL yang mengaku Islam telah keluar dari Islam.
Joko Suroso misalnya, pria tua penjual koran ini berpendapat bahwa apa yang dilakukan oleh antek-antek JIL tersebut merupakan bentuk kemusyrikan sehingga keberadaan JIL harus diberantas.
“Itu jelek semua. Itu musryik, syirik, bukan Islam, sehingga harus diberantas!” kata Suroso yang hari itu sangat antusias membantu #SoloMovement for #IndonesiaTanpaJIL menyebarkan flyer keanehan pemikiran JIL.
Seorang pemuda Solo, Yeyen, sangat tidak setuju dengan pemikiran JIL yang ingin mengamanden (merubah) Al-Quran yang menurut mereka tidak sesuai dengan perkembangan zaman.
“Al-Quran kan buat pedoman hidup umat Islam. Itu kan berlaku sepanjang zaman. Jadi Al-Quran ga boleh seenaknya sendiri ditafsirkan seperti tafsiran ala JIL,” katanya.
Ada pula Tyar, pemuda Solo yang mengaku “bukan pemuda shalih” ini dengan sangat yakin mengatakan bahwa JIL itu telah jelas-jelas menghina Islam, dan merupakan sebuah aliran sesat karena menganggap bahwa semua agama menyembah pada satu Tuhan.
“Sesat itu. Menghina Islam itu namanya. Dan itu bukan Islam lagi masak semua agama Tuhannya sama,” kata Tyar.
Turut hadir pula dalam aksi tersebut adalah Ustadz Dahlan Harjo Taruno dari Majelis Tafsir Al-Quran yang kala itu hadir mewakili Majelis Ulama Indonesia Kota Solo.
“Jaringan Islam Liberal atau JIL menurut fatwa MUI pusat telah dilarang dan diharamkan, Jaringan Islam Liberal menganggap bahwa semua agama itu sama; arahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa; kemudian agama-agama itu adalah jalan-jalan yang bisa ditempuh dan mereka menggambarkan laksana piramida yang kakinya adalah agama dan puncaknya adalah Allah,” ungkap Ustadz Dahlan yang kharismatik itu.
Beliau kemudian menegaskan, pada testimoni singkat sebelum acara, bahwa program-program JIL beserta produk pemikiran mereka adalah suatu bentuk pelecehan terhadap Islam.
“Ini adalah suatu pelecehan, karena jelas Allah berfirman bahwa Innadiina indallahil Islam (sesungguhnya agama yang diridhai oleh Allah adalah Islam),” kata beliau.
Lebih lanjut beliau menghimbau kepada seluruh warga Solo yang mendatangi Car Free Day Kota Solo tersebut untuk berhati-hati terhadap Jaringan Islam Liberal, yang mencoba untuk mengkritisi Islam dan Al-Quran.
“Oleh karena itu kita perlu berhati-hati bahwa Jaringan Islam Liberal telah menghina Islam secara nyata; mereka mau mengkritisi Al-Quran padahal Allah mengatakan bahwa Al-Quran telah sempurna,” imbuh beliau.
Sebelum menutup orasinya, Ustadz Dahlan mengharapkan agar aksi-aksi serupa juga dapat diselenggarakan di kota-kota lain, atau diselenggarakan lagi di Kota Solo dengan jumlah massa yang lebih besar.
“Kita harus memberikan pencerahan kepada masyarakat bahwa Jaringan Islam Liberal adalah sesat dan menyesatkan,” tutup beliau. Wallahu’alam bish shawwab. (Irfan/Mukminun)