Hukum Tukar Cincin ketika Lamaran Nikah dalam Perspektif Ajaran Islam
Pembaca
yang budiman, sering kita jumpai sebagian masyarakat kita latah mengikuti adat
tukar cincin ketika lamaran. Lalu bagaimana pandangan Islam tentang hukum tukar
cincin ketika lamaran? Yuk teruskan membaca. Bismillah
Pertanyaan:
Apa hukum pergi ke rumah calon pengantin wanita sebelum pernikahan, lalu
memasangkan cincin ke jari calon pengantin wanita tadi?
Jawaban
oleh tim fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah, diketuai oleh Syaikh Abdullah
Al-Faqih hafizahullah
Segala puji
hanya milik Allah, Rab semesta alam. Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad ﷺ,
kepada keluarganya, dan para sahabatnya. Amma ba’du.
Sungguh,
apa adat yang berjalan di kebanyakan manusia, di antaranya adalah mengenakan
cincin lamaran sebelum pernikahan, ini adalah satu dari sekian adat atau kebiasaan
kaum Nasrani (Kristen). Haram bagi orang Islam untuk melakukan adat tersebut.
Selain itu,
di dalam acara tukar cincin tersebut ada unsur kemaksiatan lainnya, yaitu pelamar
pria menyentuh tangan pihak yang dilamar (si wanitanya), dan juga sebaliknya.
Sungguh,
Nabi ﷺ
bersabda:
لِأَنْ يُطْعَنَ فِيْ رَأْسِ أَحَدِكُمْ بِمَخِيْطٍ مِنْ حَدِيْدٍ خَيْرٌ
لَهُ مِنْ أَنْ يَمَسَّ امْرَأَةً لَا تَحِلُّ لَهُ
“Sungguh,
jika kepala salah satu kalian ditusuk dengan jarum besi, maka itu lebih baik
baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.”
Hadis ini
diriwayatkan oleh At-Tabrani dan Al-Baihaqi. Ibnu Hajar Al-Haitsami mengatakan
bahwa rijal atau para periwayat hadis ini adalah sahih.
Lalu jika
hukum tukar cincin seperti itu gambarannya, maka pergi ke rumah calon mempelai
wanita dengan maksud seperti itu, ya hukumnya tidak boleh. Ini juga ada acara
memasangkan cincin seperti yang disebutkan di pertanyaan, padahal belum terjadi
akad nikah atau ijab kabul seperti yang umum ada di masyarakat.
Tetapi
kalau tukar cincin itu dilakukan setelah akad nikah yang sah, setelah ijab
kabul, maka tidak ada masalah jika harus menyentuh si wanita tadi, karena dia
sudah menjadi seorang istri, maka boleh bagi pria yang sudah menjalin ikatan
nikah dengan si wanita tadi untuk melakukan apa-apa boleh dilakukan oleh seorang
suami kepada istinya.
Tetapi
letak permasalahannya adalah mengapa ikut-ikutan adat orang-orang kafir dan
justru bersikukuh melestarikan adat mereka?
Fatwa No: 53861
Tanggal: 13 Syaban 1425 (27 September
2004).
Sumber: asy-Syabakah Al-Islamiyah
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di
Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)
=======
Lalu bagaimana jika orang tua atau sesepuh di kampung memaksa agar ada tukar cincin?
Jawaban:
1. Jika bisa menasihati orang tua atau sesepuh dengan bahasa yang santun dan halus, silakan nasihati mereka.
2. Jika khawatir tidak bisa menasihati orang tua dan sesepuh kampung agar tidak usah tukar cincin, minta orang yang saleh (kiai, ustadz, dll) yang perkataannya bisa diterima oleh orang tua kita atau sesepuh kampung tadi.
3. Jika tidak ada orang saleh yang bisa didengar oleh orang tua atau sesepuh kampung tadi, maka, berikan cincin kepada pengantin wanita, tanpa harus memasangkannya di tangan si wanita.
4. Jika orang tua atau sesepuh kampung memaksa, ya bagaimana lagi? Apalagi paksaannya disertai dengan ancaman tidak boleh menikahinya? Dalam kondisi seperti ini, silakan ikuti saja paksaan tersebut tetapi ingat, jangan difoto lalu memajang foto tadi di media sosial. Kalau katanya terpaksa tetapi malah kita foto dan kita pajang di media sosial, itu kan artinya kita ridha, senang, bangga dengan paksaan tersebut? Ya, nggak? Wallahu’alam
=========
السؤال
ما حكم الذهاب إلى دار
العروس قبل الزفاف ووضع الخاتم في يدها؟
الإجابــة
الحمد لله والصلاة
والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه، أما بعـد:
فإن ما جرت به عادة
كثير من الناس من لبس الدبلة أو خاتم الخطوبة قبل الزواج هو من عادات النصارى التي
يحرم على المسلم فعلها كما سبق بيانه في الفتوى رقم: 6416، والفتوى رقم: 5080.
كما أن فيه معصية أخرى
وهي لمس الخاطب ليد المخطوبة والعكس، وقد قال النبي صلى الله عليه وسلم: لأن يطعن
أحدكم بمخيط من حديد خير له من أن يمس امرأة لا تحل له. رواه الطبراني والبيهقي،
قال الهيثمي رجاله رجال الصحيح.
وإذا كان الحكم بهذه
الصورة فإن الذهاب إلى أهل العروس بهذا القصد لا يجوز، هذا إذا كان وضع الخاتم
المذكور قبل عقد القران كما هو الشائع، أما إذا كان ذلك بعد العقد الصحيح فلا حرج
إذاً في لمسها، لأنها صارت زوجة يحل للعاقد عليها ما يحل للزوج من زوجته، لكن تبقى
مسألة التشبه بالكفار والتمسك بعوائدهم.
والله أعلم.