Aqidah

Jika Cinta Kepada Allah dan Nabi, Tidak Mungkin Membela MusuhNya

Pembaca yang semoga dirahmati Allah ﷻ, di antara prinsip hidup seorang muslim adalah pantang memberikan loyalitas kepada orang-orang yang memusuhi Allah dan RasulNya. Seorang alim pernah berkata:

أَنَّ مَنْ أَطَاعَ  الرَّسُولَ،  وَوَحَّدَ اللَّهَ، لَا يَجُوزُ لَهُ  مُوَالَاةُ  مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ، وَلَوْ كَانَ أَقْرَبَ قَرِيبٍ

“Bahwa seseorang yang mengaku menaati Rasul, juga mengaku mentauhidkan Allah, pantang baginya untuk memberikan loyalitas kepada siapa saja yang memusuhi Allah dan RasulNya, meskipun orang yang memusuhi Allah dan RasulNya itu adalah keluarga terdekat.”

Dalil dari prinsip hidup seorang muslim yang ini adalah firmal Allah ta’ala:

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ  بِاللَّهِ  وَالْيَوْمِ  الآخِرِ يُوَادُّونَ  مَنْ حَادَّ اللَّهَ  وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ  أُوْلَــٰئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ  وَأَيَّدَهُم  بِرُوحٍ مِّنْهُ  وَيُدْخِلُهُمْ  جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ  عَنْهُمْ  وَرَضُوا عَنْهُ أُوْلَــٰـئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ  هُمُ  الْمُفْلِحُونَ

“Kamu tidak akan mendapati suatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan RasulNya, meskipun orang-orang itu adalah bapak-bapak mereka, atau anak-anak mereka, atau saudara-saudara, atau keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah Allah tanamkan keimanan di dalam hati mereka, dan telah Allah kuatkan mereka dengan pertolongan yang datang dariNya. Dan mereka akan dimasukkan oleh Allah ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka dan mereka pun puas terhadap limpahan RahmatNya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung,” (QS Al-Mujadilah: 22).

Pembaca yang semoga dirahmati Allah ﷻ, prinsip ini sering diistilahkan dengan al-wala wal bara, loyalitas dan antiloyalitas. Kepada siapa harus bersikap loyal, dan kepada siapa harus bersikap antiloyal.

Al-wala artinya memberikan loyalitas bisa berupa bersahabat dekat, memberikan suara dalam pemilihan umum, mendukung, membela, apalagi mencintai kepada orang yang memusuhi Allah adalah tindakan yang menunjukkan lemahnya iman yang terdapat di dalam hati seseorang.

BACA JUGA:  Sumber-sumber Akidah yang Benar dan Manhaj Salaf dalam Mengambil Akidah

Hal itu menunjukkan lemahnya iman kepada Allah dan kepada Rasulullah ﷺ. Sebab, tidak masuk akal jika seseorang mencintai oknum yang menjadi musuh bagi kekasihnya itu.

Memberikan loyalitas kepada orang kafir itu bisa berupa menolong dan membantu mereka dalam melaksanakan kekafiran dan kesesatan mereka. Mencintai mereka itu terjadi dengan melakukan sebab-sebab yang menjadikan mereka cinta atau senang. Anda melihat orang tersebut mencari kecintaan orang-orang kafir dan para musuh Allah dan RasulNya dengan berbagai macam cara. Tidak diragukan lagi, tindakan ini adalah bukti bahwa di dalam hatinya tidak ada iman, atau paling tidak imannya tidak lagi sempurna.

Seseorang yang beriman wajib memusuhi siapa saja yang memusuhi Allah dan RasulNya, meskipun orang yang memusuhi Allah dan Rasulullah itu adalah orang yang paling dekat dengannya. Dia harus membenci dan menjauhinya. Meski demikian ada satu hal yang harus diingat, kebencian itu tidak boleh menghalanginya untuk menasihati orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasulullah tersebut. Dia harus mendakwahi mereka agar kembali kepada kebenaran, yaitu agama Islam.

Sukoharjo, 9 Desember 2021

Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button