Hari untuk Safar dan Peringatan Pergi Sendirian di Malam Hari
Pembaca yang semoga dirahmati Allah subhanahu wa taala, tausiyah singkat harian kita kali ini, 14 Jumadal Ula, mengangkat tema adab dan sunah safar. Lebih spesifiknya, kita kali ini akan membahas tentang di hari apa Nabi ﷺ berangkat safar dan peringatan beliau ﷺ agar kita tidak pergi sendirian di malam hari. Mengapa? Teruskan membaca!
HADITS 1
Dari Ka’ab bin Malik dari ayahnya Radhiyallahu Anhu yang berkata:
“Bahwa Nabi ﷺ keluar di hari Kamis menuju Perang Tabuk. Dulu beliau suka untuk keluar bepergian (perang atau haji atau umrah) di hari Kamis,” (Sahih Bukhari: 2950).
HADITS 2
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Seandainya manusia tahu keburukan yang terdapat di dalam (safar) sendirian, seperti aku mengetahui tentang buruknya hal tersebut, tentu tidak akan ada orang yang berkendara sendirian di malam hari,” (Sahih Bukhari: 2998).
HADITS 3
Dari Abdullah bin Amru Radhiallahu Anhuma yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Orang yang berkendara sendirian itu ditemani satu setan. Orang yang berkendara berduaan ditemani dua setan. Orang yang berkendara tiga orang, itulah orang yang (selamat dari gangguan setan selama) berkendara (ketika safar),” (Sunan Abu Dawud: 2607. Jami At-Tirmizi: 1673. At-Tirmidzi: Hasan Sahih).
HADIS 4
Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Apabila tiga orang keluar dalam suatu perjalanan, hendaknya mereka menunjuk satu pemimpin bagi mereka,” (Sunan Abu Dawud: 2608. An-Nawawi di dalam Riyadhus Shalihin: Sanadnya Hasan).
PENJELASAN
Syaikh Rasyid Abdul Karim menjelaskan:
“Safar memiliki adab dan sunah sebagaimana ditunjukkan oleh Rasulullah ﷺ.”
“Dulu Rasulullah ﷺ suka berangkat safar di hari Kamis.”
“Beliau ﷺ menghadang agar kita mengajak teman untuk melakukan perjalanan.”
“Beliau ﷺ memerintahkan suatu rombongan safar untuk menunjuk satu pemimpin agar semua bisa sepakat dalam satu kata sehingga bisa terhindar dari konflik (sesama rombongan safar akibat beda suara atau pendapat).
“Beliau ﷺ memperingatkan agar seseorang tidak bepergian seorang diri (apalagi di malam hari jika dikhawatirkan akan terjatuh dalam fitnah).”
PELAJARAN
Kesimpulan yang bisa diambil dari hadits-hadits di atas yaitu:
“Disukai untuk berangkat melakukan perjalanan di hari Kamis.”
“Larangan melakukan safar seorang diri,” (karena potensi maksiat semakin besar jika seseorang melakukan perjalanan jauh, apalagi di malam hari, dan sendirian, akibat tidak ada teman yang mengingatkan).
“Perintah untuk mengangkat salah satu sahabat sebagai pemimpin dalam perjalanan.”
Kitab: Ad-Durus Al-Yaumiyah Minas Sunani Wal Ahkamisy Syar’iyyati (14 Jumadal Ula)
Karya: Syaikh Rasyid Abdul Karim
Penerjemah: Irfan Nugroho (Pengajar di PPTQ At-Taqwa Nguter)