Pembaca mukminun.com rahimakumullah, dalam mushaf Alquran cetakan Indonesia sering kita temui Nisfu Quran atau Tengah Quran. Ini terdapat di Surat Al-Kahfi ayat 19, tepatnya pada kata “وَلْيَتَلَطَّفْ” atau walyatalaththof yang artinya “hendaknya bersikap lembut.” Penandaan seperti ini tidak terdapat di dalam mushaf Madinah. Lalu bagaimana pendapat ulama dalam hal ini? Teruskan membaca!
Pembaca mukminun.com rahimakumullah, pertanyaan tentang “washatul Quran” atau tengah Quran atau Nisfu Quran pernah disampaikan kepada Syaikh Abdullah Al-Faqih Hafizahullah, ulama yang menjadi mufti di yayasan Asy-Syabakah Al-Islamiyah Qatar. Berikut terjemahan lengkap fatwa beliau tentang hal ini:
Pertanyaan: Apa kata di dalam Quran yang menjadi tengah Quran atau lumrah disebut Nisfu Quran?
Pendapat Pertama
Syaikh Abdullah Al-Faqih Asy-Syinqitti hafizahullah di dalam fatwanya ini menyebutkan dua pendapat tentang Nisful Quran atau Tengah Quran. Pendapat pertama, kata beliau adalah pendapat Jumhur atau mayoritas ulama.
Beliau berkata:
Kata yang padanya jatuh pertengahan Quran, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama, adalah kata “walyatalaththaf”.
Kata beliau, kata itu terdapat di dalam firman Allah ta’ala:
Arti: “Dan demikianlah Kami bangunkan mereka agar mereka saling bertanya di antara mereka sendiri. Berkatalah salah seorang di antara mereka: ‘Sudah berapa lamakah kamu berada [di sini]?’ Mereka menjawab: ‘Kita berada [di sini] sehari atau setengah hari.’ Berkata [yang lain lagi]: “Rabbmu lebih mengetahui berapa lama kamu berada [di sini]. Maka suruhlah salah seorang di antaramu pergi ke kota dengan membawa uang perakmu ini, dan hendaklah dia lihat manakah makanan yang lebih suci, maka hendaklah dia membawa makanan itu untukmu, dan hendaklah ia berlaku lemah lembut dan janganlah sekali-kali menceritakan halmu kepada seorang pun,” (QS Al Kahfi: 19).
Tertulis di dalam At-Tahrir wat Tanwir:
“Nisfu Quran (Tengah Quran) adalah huruf “ta” di dalam firman Allah ta’ala (وليتلطف) atau (walyatalaththaf), yaitu huruf pertengannya, dan ini adalah pendapat mayoritas ulama.”
Pendapat Pertama
Ibnu Atiyah Al-Andalusi, penulis Al-Muharar Al-Wajiz fi Tafsir Al-Kitabil Aziz, menyebutkan bahwa Nisful Quran atau Tengah Quran bukan di ayat 19 Surat Al-Kahfi. Mengutip pendapat Imam An-Nawawi, beliau berkata:
“Huruf yang menjadi tengah Al-Quran, menurut An-Nawawi, terdapat di kata (نُّكْرًا) atau “Nukra”, dan ini terdapat di Surat Al-Kahfi ayat 74.”
Bunyi lengkap Surat Al-Kahfi ayat 74 adalah sebagai berikut:
Latin: Fanṭalaqā, ḥattā iżā laqiyā gulāman fa qatalahụ qāla a qatalta nafsan zakiyyatam bigairi nafs, laqad ji`ta syai`an nukrā
Arti: Maka berjalanlah keduanya; hingga tatkala keduanya berjumpa dengan seorang anak, maka Khidhr membunuhnya. Musa berkata: “Mengapa kamu membunuh jiwa yang bersih, bukan karena dia membunuh orang lain? Sesungguhnya kamu telah melakukan suatu yang mungkar,” (QS Al-Kahfi: 74).
Penutup
Demikian, pembaca yang budiman, tentang nisful quran atau tengah al-Quran. Jadi di sini ada perbedaan pendapat:
- Tengah Quran terdapat di QS Al-Kahfi ayat 19, pada kata Walyatalaththaf,
- Tengah Quran terdapat di QS Al-Kahfi ayat 74, pada kata Nukra.
Mengutip ceramah Syaikh Abdullah Manaf Amin Hafizahullah pada Ahad, 1 Januari 2023, tentang hal ini, beliau berkata:
“Tidak ada hubungannya dengan darah merah. Tidak ada hubungannya dengan darah putih. Tidak ada hubungannya dengan darah Ustman bin Affan (Radhiyallahu Anhu).”
Wallahu’alam bish shawwab
Fatwa No: 65007
Tanggal: 15 Jumadilakhir 1426 (21 Juli 2005)
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizul Quran At-Taqwa Nguter Sukoharjo)