Pengertian, Syarat, dan 7 Macam Syafaat
Pembaca yang dirahmati Allah ta’ala, kali ini kita akan sama-sama belajar tentang syafaat. Apa pengertian syafaat secara bahasa dan istilah, serta apa syarat syafaat, dan apa saja macam syafaat yang diterima? Naskah diterjemahkan dari Al-Mausuatul Aqidah Durar Saniyah oleh Irfan Nugroho (Semoga anak-anaknya menjadi ustadz dan ulama. Aamiin), dengan beberapa penambahan dari sumber lain. Teruskan membaca!
Tetapi sebelumnya mohon maaf, apabila pembaca hendak menyalin (copy/paste) tulisan ini, mohon untuk tetap mencantumkan nama situs mukminun.com. Baarakallahu fiikum
Pengertian Syafaat secara Bahasa
Secara bahasa, tertulis di dalam Al-Mausuatul Aqidah Durar Saniyah bahwa pengertian syafaat adalah:
Seseorang bergabung pada orang lain sebagai penolongnya, dan sebagai orang yang meminta kebaikan untuknya. Pada umumnya, penggunaan syafaat ini merujuk pada orang yang lebih tinggi kehormatannya kepada orang yang lebih rendah kehormatannya.
Secara istilah, syafaat adalah:
Meminta kepada Allah agar Nabi ﷺ atau selain beliau (yang mendapat izin dan ridha Allah) untuk menyampaikan manfaat kepada orang yang meminta tadi di negeri akhirat.
Jadi harap diperhatikan bahwa syafaat itu milik Allah. Jadi tidak boleh meminta syafaat kepada selain Allah. Nabi Muhammad ﷺ dan “selain beliau” hanyalah perantara antara Allah dengan seseorang. Allah ta’ala berfirman:
“Katakanlah: “Semua syafa’at itu milik Allah (semata-mata),” (QS az-Zumar: 44).
Syarat Syafaat Agar Berlaku
Sebagaimana disebutkan di dalam definisi di atas, ada “selain beliau ﷺ” yang bisa memberi syafaat, dalam artinya menjadi perantara pertolongan Allah kepada seseorang. Meski demikian, tidak sembarangan orang bisa memberi syafaat. Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah mengatakan bahwa syarat syafaat agar berlaku ada tiga:
Ridha Allah kepada pihak yang memberi syafaat.
Ridha Allah kepada pihak yang diberi syafaat.
Izin Allah ta’ala kepada pihak yang memberi syafaat sehingga pihak tersebut bisa memberi syafaat, (Majmu Fatawa wa Rasail Syaikh Muhammad Shalih Al-Utsaimin jilid 11, Bab Al-Yaumul Akhir).
Syafaat Quran
Tertulis di dalam Ensiklopedia Akidah Durar Saniyah:
Di antara syafaat yang maqbulah adalah syafaat al-Quran kepada pembaca/penghafalnya.
Dalilnya adalah apa yang diriwayatkan dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bawha beliau mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
Bacalah Al Quran, karena Al Quran akan datang memberi syafaat kepada pembacanya di hari kiamat, (Sahih Muslim: 804).
Syafaat Orang Beriman
Tertulis di dalam Ensiklopedia Akidah Durar Saniyah:
Di antara syafaat yang maqbulah dari pemiliknya adalah syafaat orang beriman kepada orang beriman lainnya.
Tentang hal ini, para penulis berkata:
Orang-orang saleh dari kalangan orang beriman akan memberi syafaat agar orang beriman yang masuk neraka karena harus disucikan dikeluarkan (dari neraka).
Dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ menceritakan kondisi orang beriman setelah diangkat dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, lalu mereka berkata kepada Allah:
Ya Rab kami. Saudara-saudara kami, dahulu mereka salat bersama kami. Dahulu mereka puasa bersama kami. Dahulu mereka haji bersama kami. Lantas, mengapa Engkau memasukkan mereka ke neraka?
Allah pun berfirman:
Pergilah (ke neraka) lalu keluarkan mereka, orang-orang yang kamu kenal, (Sunan Ibnu Majah: 60. Musnad Ahmad: 11463).
Di dalam Sahih Bukhari (7439) disebutkan bahwa Allah berfirman:
Keluarlah kalian dan siapa saja salah seorang di antara kalian mendapati seseorang yang di dalam hatinya terdapat iman meski hanya sebesar atom, keluarkan dia.
Maka dari sini penting bagi kita untuk berteman dekat dengan orang-orang saleh. Allah ta’ala berfirman:
Latin: Al-akhillā`u yauma`iżim ba’ḍuhum liba’ḍin ‘aduwwun illal-muttaqīn
Arti: Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa, (Surat Az Zukhruf 67).
Syafaat Anak Kecil yang Meninggal
Syafaat maqbulah selanjutnya adalah:
Di antara macam syafaat maqbulan dari pemiliknya adalah syafaat anak kecil (yang meninggal).
Hadits 1
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:
Tidaklah seorang muslim yang ditinggal mati oleh tiga orang anaknya, kemudian dia masuk neraka kecuali hanya sekadar lewat, (Sahih Bukhari: 1251).
Hadits 2
Dalil kedua untuk syafaat anak kecil yang meninggal adalah apa yang diriwayatkan Imam Muslim dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda kepada para wanita dari kalangan Anshar:
Tidaklah salah seorang dari kalian ditinggal mati oleh tiga orang anaknya (yang belum baligh), lalu dia bersabar dan mengharap pahala dari Allah, pasti dia akan masuk surga.
Kemudian seorang wanita bertanya:
“Bagaimana kalau dua, ya Rasulullah?”
Kemudian beliau bersabda:
Dua juga, (Sahih Muslim: 2632).
Syafaat Orang Mati Syahid
Ini adalah jenis keempat pihak yang bisa memberi syafaat. Disebutkan di dalam Ensiklopedia Akidah Durar Saniyah:
Di antara jenis-jenis syafaat yang maqbulah dari pemiliknya adalah Syafaat Orang Mati Syahid.
Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Darda Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Orang yang mati syahid akan mampu memberi syafaat kepada tujuh puluh anggota keluarganya, (Sunan Abu Dawud: 2522).
Syafaat Malaikat
Jenis syafaat selanjutnya, sebagaimana tertulis di dalam Al-Mausuatul Aqidah Durar Saniyah:
Di antara jenis-jenis syafaat yang maqbulah dari pemiliknya adalah syafaat malaikat.
Hal ini didasarkan pada firman Allah ta’ala:
Latin: Wa kam mim malakin fis-samāwāti lā tugnī syafā’atuhum syai`an illā mim ba’di ay ya`żanallāhu limay yasyā`u wa yarḍā
Arti: Dan berapa banyaknya malaikat di langit, syafa’at mereka sedikitpun tidak berguna, kecuali sesudah Allah mengijinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai (Nya), (Surat An Najm 26).
Juga di dalam firmanNya yang lain:
Latin: wa lā yasyfa’ụna illā limanirtaḍā wa hum min khasy-yatihī musyfiqụn
Arti: dan mereka (malaikat) tiada memberi syafa’at melainkan kepada orang yang diridhai Allah, dan mereka itu selalu berhati-hati karena takut kepada-Nya, (Surat Al Anbiya 28).
Siapa yang mendapat syafaat malaikat? Rasulullah ﷺ bersabda:
ketika Allah menghendaki untuk memberikan rahmat kepada orang yang Dia kehendaki dari penduduk neraka, maka Allah memerintahkan para malaikat agar mengeluarkan orang-orang yg menyembah Allah, maka para malaikat mengeluarkan mereka, mereka dikenali dari bekas sujudnya, Allah mengharamkan api neraka untuk menyentuh bekas sujud, lalu mereka keluar dari neraka, setiap anak Adam terbakar oleh api neraka kecuali bekas sujudnya, maka mereka keluar dari neraka, (Sahih Bukhari: 806)
Syafaat Nabi selain Nabi Muhammad ﷺ
Syafaat selanjutnya adalah:
Di antara jenis syafaat yang diterima dari pemiliknya adalah syafaat para nabi selain Nabi Muhammad ﷺ.
Di antara cara Allah memuliakan para nabi dan utusannya adalah menerima syafaat mereka untuk orang-orang yang akan mereka beri syafaat dari kalangan umat terdahulu, yaitu dengan Allah mengeluarkan mereka dari neraka, setelah sebelumnya mereka masuk ke dalamnya akibat dosa-dosa mereka.
Dalilnya adalah sebuah hadis yang panjang, bagian dari dalil tentang syafaat orang beriman kepada orang beriman lainnya, di mana di dalamnya Rasulullah ﷺ bersabda:
Allah azza wa jalla kemudian berfirman, “Para malaikat telah memberi syafaat. Para Nabi telah memberi syafaat. Orang-orang beriman telah memberi syafaat. Sekarang yang belum memberikan syafaat adalah Zat Yang Maha Pengasih,” (Sahih Muslim: 183).
Syafaat Nabi Muhammad ﷺ
Tertulis di dalam Ensiklopedia Akidah Durar Saniyah:
Di antara jenis syafaat yang diterima dari pemiliknya adalah syafaat Muhammad ﷺ.
Ini adalah syafaat yang paling utama milik Nabi kita Muhammad ﷺ. Syafaat ini sering disebut dengan Maqamam Mahmuda atau juga syafaat udzma, sebagaimana yang disebutkan dan dijanjikan oleh Allah ta’ala:
Latin: Wa minal-laili fa taḥajjad bihī nāfilatal laka ‘asā ay yab’aṡaka rabbuka maqāmam maḥmụdā
Arti: Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji, (Surat Al Isra 79).
Bagaimana cara mendapatkan Syafaat Nabi Muhammad ﷺ
Mengucapkan “Laa Ilaha Illa Allah” secara tulus dari jiwa, dibuktikan dengan perkataan dan perbuatan
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah yang berkata kepada Nabi ﷺ:
Wahai Rasulullah, siapa orang yang paling berbahagia dengan syafaat Anda di hari kiamat?
Beliau ﷺ bersabda:
Manusia yang paling berbahagia dengan syafaatku di hari kiamat adalah orang yang mengucapkan “laa ilaa ha illa Allah” secara ikhlas dari hatinya atau dari jiwanya, (Sahih Bukhari: 99).
Memperbanyak selawat kepada Nabi Muhammad ﷺ
Rasulullah ﷺ bersabda:
Orang yang paling berhak mendapatkan syafaatku pada hari kiamat adalah, yang paling banyak berselawat kepadaku, (Jami Tirmidzi: 484).
Membaca doa setelah azan
Rasulullah ﷺ bersabda:
Siapa saja yang membaca ketika mendengar azan:
‘Ya Allah, Rabb pemilik panggilan yang sempurna ini dan shalat (wajib) yang didirikan. Berilah al wasilah (derajat di surga), dan keutamaan kepada Muhammad ﷺ, dan bangkitkan beliau, sehingga bisa menempati maqam terpuji yang engkau janjikan’.
Maka dia berhak mendapatkan syafa’atku pada hari Kiamat, (Sahih Bukhari: 614).
Banyak bersujud
Imam Muslim meriwayatkan dari Rabi’ah bn Kaab bin Malik Radhiyallahu Anhu yang bermalam bersama Rasulullah ﷺ kemudian ditanya oleh Rasulullah ﷺ:
Kamu ada permintaan apa? Coba katakan kepadaku.
Kemudian Rabiah menjawab:
Saya ingin menemani Anda di surga.
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
Kalau begitu, bantu aku untuk mewujudkan hal itu dengan kamu banyak bersujud, (Sahih Muslim: 489).
Bersabar dengan kesusahan dan kerasnya hidup di Madinah
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidaklah salah seorang dari umatku yang sanggup bersabar atas kesusahan dan kesulitan di kota Madinah ini, kecuali aku akan menjadi pembela atau saksi baginya kelak pada hari kiamat, (Sahih Muslim: 1378).
Meninggal dunia di Madinah Al-Munawarah
Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
مَنْ اسْتَطَاعَ أَنْ يَمُوتَ بِالْمَدِينَةِ فَلْيَفْعَلْ فَإِنِّي أَشْفَعُ لِمَنْ مَاتَ بِهَا
Siapa saja yang mampu untuk meninggal dunia di Madinah, hendaknya dia mengupayakannya, karena aku akan menjadi syafaat bagi orang yang meninggal dunia di Madinah, (Sunan At-Tirmidzi: 9317).
Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Said bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidaklah seseorang sabar terhadap kesusahannya (Madinah) kemudian dia mati, kecuali aku akan memberikan syafa’at padanya, atau menjadi saksi baginya pada hari Kiamat. Jika dia seorang muslim, (Sahih Muslim: 1374, 477).
Wallahu’alam bish shawwab
Sukoharjo, 24 Februari 2023
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengabulkan doanya agar anak-anaknya menjadi ulama. Aamiin)