AdabHadisTazkiyah

Sikap Orang Puasa Jika Digoda

Pembaca yang dirahmati Allah, bagaimana sikap orang puasa jika digoda? Kita akan mempelajarinya pada artikel kali ini, sebagai lanjutan serial adab puasa, sebagai upaya kita menyambut datangnya bulan Ramadan. Artikel ditulis oleh Irfan Nugroho. Teruskan membaca!

Pembaca mukminun.com rahimakumullah, Syaikh Wahid Abdussalam Bali ketika membahas adab-adab puasa menulis:

قَوْلُ الصَّائِمِ إِذَا شُتِمَ إِنِّي صَائِمٌ

(Di antara adab puasa adalah) jika digoda, orang yang berpuasa mengucapkan “Saya sedang puasa.”

Hadits Jika Orang Puasa Digoda

Di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

قَالَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ

Allah azza wa jalla berfirman, “Setiap amal Bani Adam adalah miliknya, kecuali puasa, karena puasa adalah milikKu (milik Allah) dan Aku (Allah) yang akan memberi balasannya.”

Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:

وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلَا يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلَا يَسْخَبْ

Puasa adalah tameng. Jika salah satu dari kalian berpuasa, jangan melakukan rafats dan sakhob.

فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ

Jika ada orang yang menghinanya atau menantang, hendaknya dia berkata:

إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ

“Sesungguhnya aku sedang puasa.”

وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ لَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ

Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya, bau mulut orang puasa adalah lebih baik di sisi Allah para hari kiamat nanti daripada aroma minyak kasturi.

وَلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ يَفْرَحُهُمَا إِذَا أَفْطَرَ فَرِحَ بِفِطْرِهِ

Bagi orang puasa itu ada dua kebahagiaan, yaitu ketika kebahagiaan di saat dia berbuka.

وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ

Dan ketika dia berjumpa dengan Rabnya, juga karena puasanya, (Sahih Bukhari: 1904. Sahih Muslim: 1151).

Penjelasan

Tentang firman Allah (كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ), yang artinya “Setiap amal Bani Adam adalah miliknya kecuali puasa,” Imam An-Nawawi berkata:

لِأَنَّ الصَّوْمَ بَعِيدٌ مِنَ الرِّيَاءِ لِخَفَائِهِ ، بِخِلَافِ الصَّلَاةِ وَالْحَجِّ وَالْغَزْوَةِ وَالصَّدَقَةِ وَغَيْرِهَا مِنَ الْعِبَادَاتِ الظَّاهِرَةِ

Karena puasa itu jauh dari riya’, karena sifatnya yang tersembunyi. Hal ini berbeda dari salat, haji, perang, sedekah, atau ibadah zahir lainnya.

BACA JUGA:  Sedekah Gaya Robin Hood?

Tentang firman Allah (وَأَنَا أَجْزِي بِهِ), yang artinya, “dan Aku (Allah) sendiri yang akan memberikan balasannya,” Imam An-Nawawi berkata:

بَيَانٌ لِعِظَمِ فَضْلِهِ ، وَكَثْرَةِ ثَوَابِهِ

Penjelasan tentang agungnya keutamaan puasa, juga banyaknya pahala puasa.

Tentang sabda Nabi (وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ), yang artinya, “Puasa adalah tameng,” Imam Nawawi berkata:

Tentang sabda Nabi (وَالصِّيَامُ جُنَّةٌ), yang artinya, “Puasa adalah tameng,” Syaikh Khalid Al-Juhani berkata:

سَتْرٌ وَمَانِعٌ مِنْ الرَّفَثِ وَالْآثَامِ، وَمِنْ النَّارِ

Tabir dan penghalang dari rafats dan dosa, juga dari api neraka.

Tentang sabda Nabi (فَلَا يَرْفُثْ), yang artinya jangan melakukan perbuatan rafats, Syaikh Khalid Al-Juhani berkata:

الْكَلَامُ الْفَاحِشُ

Omongan yang jelek-jelek (misal, umpatan, hinaan, gibah, namimah, makian, jorok, dsb).

Tentang sabda Nabi (وَلَا يَسْخَبْ), menurut Syaikh Khalid Al-Juhani artinya adalah:

الْخِصَامِ وَالصِّيَاحِ

Berteriak atau menjerit.

Tentang sabda Nabi (إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ), yang artinya “Sesungguhnya aku sedang puasa,” ini maksudnya bukan hanya sekedar mengucapkan itu, lho ya. Namun harus disertai dengan sikap menahan emosi, tidak berkata kotor, tidak berkata keji, tidak berteriak, dan yang semisal.

Tentang sabda Nabi (وَالَّذِي نَفْسُ مُحَمَّدٍ بِيَدِهِ), yang artinya, “Demi Zat yang jiwaku berada di tanganNya,” Syaikh Khalid Al-Juhani berkata:

هَذَا قَسَمٌ بِاللَّهِ تَعَالَى

Ini adalah lafaz sumpah atas nama Allah.

Tentang sabda Nabi (فَرِحَ بِفِطْرِهِ), maksudnya adalah kebahagiaan ketika berbuka puasa setiap harinya, atau berbuka ketika hari raya Idul Fitri (tentu bagi yang puasa full 29/30 hari, atau wanita yang belum bisa genap segitu akibat menstruasi atau uzur lain, dan diganti di luar Ramadan).

Tentang sabda Nabi (وَإِذَا لَقِيَ رَبَّهُ فَرِحَ بِصَوْمِهِ), maksudnya adalah berjumpa dengan Allah di hari kiamat, dan berbahagia dengan pahala puasanya.

Pelajaran

Berkata Syaikh Khalid Al-Juhani tentang pelajaran yang bisa diambil dari hadits sikap orang puasa jika digoda ini:

عَظَمُ فَضْلِ الصِّيَامِ وَالْحَثِّ عَلَيْهِ

Agungnya keutamaan puasa dan anjuran untuk menunaikan ibadah puasa.

تَحْرِيمُ الرَّفَثِ وَالْجَهْلِ أَثْنَاءَ الصِّيَامِ

Haramnya rafats dan melakukan perbuatan bodoh/sia-sia ketika puasa.

إِثْبَاتُ فَرَحِ الصَّائِمِ

Penetapan tentang kebahagiaan orang puasa.

الصَّوْمُ مَانِعٌ مِنَ النَّارِ وَجَنَّةٌ

Puasa adalah penghalang dari neraka dan perisai (dari neraka maupun perbuatan keji).

تَحْرِيمُ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ عَلَى الصَّائِمِ

Haramnya makan dan minum bagi orang puasa.

الِاسْتِمْنَاءُ بِالْيَدِ مُبْطِلٌ لِلصَّوْمِ، لِأَنَّ الْمَنِيَّ شَهْوَةٌ

Onani/masturbasi dengan tangan adalah pembatal puasa, karena mani adalah syahwat.

تَقْرِيرُ الْإِيمَانِ بِالْيَوْمِ الْآخِرِ

Penetapan konsep iman terhadap hari akhir.

مَشْرُوعِيَّةُ الْقَسْمِ عَلَى الْفَتْوَى

Disyariatkannya memberi klasifikasi atau kategorisasi saat mengeluarkan fatwa.

BACA JUGA:  Larangan Meninggikan Suara di Masjid Nabawi

Demikian penjelasan dan pelajaran dari hadits sikap orang puasa ketika digoda. Semoga bermanfaat. Doakan penulis agar dikaruniai keluarga yang sakinah dan anak-anak yang menjadi ulama, ya. Aamiin

Sukoharjo, 24 Februari 2023

Irfan Nugroho (Guru TPA di kampung. Tukang menyuguhkan air minum kepada peserta pengajian di masjid kampung)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button