Pembaca rahimakumullah, Imam An-Nawawi rahimahullah menulis di dalam Riyadhus Shalihin bab Keutamaan Salat sebuah hadis yang menunjukkan bahwa salat menghapus kesalahan dan dosa, serta anjuran untuk bertaubat dari dosa, meskipun dosa tersebut tidak terdapat hukuman had atau kafaratnya di dalam syariat. Apa itu maksudnya? Teruskan membaca.
Matan Hadis Salat Menghapus Kesalahan dan Dosa
Pembaca rahimakumullah, Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu Anhu bahwa:
Seorang lelaki mencium wanita (yang bukan istrinya). Kemudian lelaki tersebut mendatangi Nabi ﷺ dan memberitahukan kepada beliau perbuatannya tersebut (lelaki itu ingin meminta hukuman dari Nabi atas perbuatannya itu). Maka turunlah firman Allah azza wa jalla:
Dan dirikanlah sembahyang itu pada kedua tepi siang dan pada bahagian permulaan daripada malam. Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah peringatan bagi orang-orang yang ingat, (QS Hud: 114).
Lan anjumenengna salat ing rong péranganing raina sarta ana ing wiwitaning wengi; sayekti panggawé becik iku ambirat pang- gawé ala; iki pépéling tumrap para kang padha angalap éling, (QS Hud: 114 Jawa).
Kemudian sahabat Ibnu Mas’ud berkata:
Lantas lelaki itu berkata, “Ya Rasulullah, apakah itu khusus berlaku untuk diri saya?”
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
“Untuk semua umatku,” (Sahih Bukhari: 4687. Sahih Muslim: 2763).
Penjelasan Hadis
Firman Allah (وَأَقِمِ الصَّلَاةَ طَرَفَيِ النَّهَارِ) yang artinya, “Dan dirikanlah salat pada kedua tepi siang,” maksudnya:
Dirikanlah salat wajib di awal siang dan akhir siang, yaitu:
Salat subuh, salat zuhur, dan salat ashar, (Durar Saniyah: 23950).
Firman Allah (وَزُلَفًا مِنَ اللَّيْلِ) yang artinya, “dan pada bahagian permulaan daripada malam” maksudnya:
Dan dirikanlah pula salat wajib di sebagian waktu malam, yaitu salat magrib dan salat isya, (Durar Saniyah: 23950).
Firman Allah (إِنَّ الْحَسَنَاتِ يُذْهِبْنَ السَّيِّئَاتِ) yang artinya, “Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk,” maksudnya:
“Sungguh, amal-amal saleh, seperti salat dan yang lainnya, akan menghapus dosa-dosa kecil,” (Durar Saniyah: 23950).
Sedangkan dosa-dosa besar, agar bisa diampuni, memerlukan taubat yang sempurna, yang nasuha, yang memenuhi berbagai syarat-syaratnya, (Durar Saniyah: 23950).
Pelajaran dari Hadis
Di antara hikmah, faidah, atau pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini:
1 – Penjelasan tentang luasnya rahmat Allah kepada hamba-hambaNya, bahwa Allah menerima taubat dari orang yang bertaubat.
2 – Salah satu sarana yang bisa membantu seseorang untuk bertaubat adalah bersemangat untuk memperbanyak amal-amal saleh, sampai amal-amal saleh itu menjadi barang yang sudah biasa dilakukan di dalam kehidupan dan hatinya, dan di antara sarana yang bisa menghapus keburukan adalah salat.
3 – Salat adalah kafarat atau tebusan atas suatu dosa
Imam Al-Bukhari memasukkan hadis ini ke dalam kitab “Waktu-waktu salat,” dengan judul:
Bab: Salat adalah kafarat atau tebusan atas suatu dosa.
4 – Anjuran untuk taubat
Syaikh bin Baz rahimahullah berkata:
Di dalam hadis ini terdapat anjuran untuk bertaubat dan meminta ampunan kepada Allah, bahwa siapa saja yang bertaubat kepada Allah, Allah akan menerima taubat orang tersebut, dan Allah menjadikan salat sebagai kafarat atau tebusan bagi orang yang melakukan suatu dosa.
5 – Hadis ini menguatkan teori bahwa hukum itu berdasarkan keumuman lafaz, bukan karena khususnya sebab keluarnya lafaz tersebut.
6 – Tidak ada hukuman had atau kafarat untuk mencium, menyentuh, atau memegang wanita yang bukan istrinya, tetapi hal itu tetaplah dosa dan hakim atau penguasa boleh menentukan hukuman untuk perbuatan tersebut, yang di dalam istilah syar’i disebut Ta’zir. Hukuman ta’zir untuk orang yang melakukan perbuatan di atas bisa berupa cambuk, denda, penjara, atau yang lainnya.
7 – Di dalam hadis ini terdapat petunjuk bahwa wanita adalah godaan terbesar bagi lelaki, yaitu ketika seorang lelaki berduaan dengan seorang wanita, maka yang ketiga adalah setan.
Referensi
– Mausuatul Hadits Durar Saniyah
– Mausuatul Ahaditsiah Baitul Islam
Karangasem, 1 Agustus 2023
Irfan Nugroho (Semoga Allah karuniakan kepadanya anak-anak yang beradab, berilmu, beriman, beramal saleh, bertakwa, berdakwah, berjihad, dan bersabar menjalani itu semua. Aamiin)