Pembaca rahimakumullah, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah mengatakan bahwa kebahagiaan seseorang di dunia dan akhirat, sangat bergantung pada sejauh mana dia melazimi adab kepada diri sendiri, juga pada seperti apa dia menghiasi dan menyucikan jiwanya. Sebaliknya, seseorang akan hidup sengsara jika jiwanya kotor dan rusak.
Hal ini didasarkan pada firman Allah ta’ala:
Indonesia: Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, (QS Asy-Syams: 9).
Jawa: Wong kang ngersikake awake saka dosa tetep wong begja, (QS Asy-Syams: 9).
Indonesia: dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya, (QS Asy-Syams: 10).
Jawa: Lan temen kapitunan sapa – sapa sing angregedi jiwane, (QS Asy-Syams: 10).
Lebih lanjut, Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah berkata:
Seorang muslim meyakini bahwa yang membuat jiwa menjadi suci dan bersih adalah iman yang benar dan amal yang saleh.[1][2]
Dan yang membuat jiwa menjadi kotor dan rusak adalah kekafiran dan kemaksiatan.[3][4]
Oleh karena itu, hendaknya setiap muslim di dalam kehidupannya senantiasa mendidik, menyucikan, dan membersihkan jiwanya.
Bagaimana caranya? Yaitu dengan melazimi adab kepada diri sendiri, di antaranya dengan:
TAUBAT
Di antara adab kepada diri sendiri adalah taubat. Taubat menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi adalah:
Mengosongkan diri dari segala dosa dan maksiat, menyesali dosa yang sudah berlalu, bertekad untuk tidak akan mengulanginya lagi di sisa umur.[5][6]
MURAQABAH
Di antara adab kepada diri sendiri adalah Muraqabah. Apa arti muraqabah? Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi berkata:
Seorang muslim meyakini bahwa Allah senantiasa mengawasi dia, mengetahui semua rahasianya, mencatat segala perbuatannya, memberi balasan atas semua perbuatannya, juga atas semua yang diperbuatan yang dilakukan oleh setiap jiwa.[7][8][9][10]
MUHASABAH
Di antara bentuk adab kepada diri sendiri adalah muhasabah. Apa arti muhasabah? Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi berkata:
Menyendiri sesaat dengan jiwanya di penghujung setiap hari guna menghitung-hitung apa saja yang telah dia perbuat di hari itu.[11]
Lalu bagaimana cara muhasabah? Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi berkata:
Jika ada kekurangan dalam amal wajib dan amal wajib itu bisa diganti (di-qada), maka dia meng-qada saat itu juga
Jika amal wajib itu tidak bisa di-qada, dia memperbanyak ibadah sunah
Jika ada kekurangan dalam amal sunah, dia menutupi kekurangan tersebut dan meng-qada-nya
Jika dia melakukan sesuatu yang dilarang, dia: 1) meminta ampunan, 2) menyesal, 3) bertaubat, 4) melakukan amal saleh yang menurutnya bisa memperbaiki kerusakan yang dia perbuat.
MUJAHADAH
Di antara cara untuk melazimi adab kepada diri sendiri, yang merupakan cara untuk menyucikan dan membersihkan jiwa, adalah dengan mujahadah. Apa yang dimaksud mujahadah? Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi berkata:
Seorang muslim mengetahui bahwa musuh utamanya adalah hawa nafsunya sendiri, yang berada di antara kedua pinggangnya. Dan jika seorang muslim mengetahui hal ini, dia akan menungaskan jiwanya untuk melawan hawa nafsunya, dan mengumumkan perang terhadapnya.[12]
Selesai diringkas di Karangasem, 30 Agustus 2023, dari Minhajul Muslim, oleh Irfan Nugroho (Penggembala kambing)
Referensi Dalil
[1] QS Hud: 114
[3] QS Al Mutaffifin: 14
[4] Sunan Ibnu Majah: 4244
[5] QS At-Tahrim: 8
[6] QS An-Nur: 31
[7] QS Al-Baqarah: 235
[8] QS An-Nisa: 1
[9] QS Yunus: 61
[10] Sahih Bukhari: 37
[11] QS Al Hasyr: 18
[12] QS Al Ankabut: 69