Tafsir

QS Al Baqarah 49: Tafsir dan Hikmahnya

Pembaca rahimakumullah, apa kandungan QS Al Baqarah 49? Ayat tersebut membahas tentang apa? Apa saja hikmah yang bisa diambil dari tafsir QS Al Baqarah 49? Teruskan membaca!

Bunyi QS Al Baqarah 49

Pembaca rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman di dalam QS Al Baqarah 49:

وَإِذْ نَجَّيْنَاكُم مِّنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ  وَفِي ذَٰلِكُم بَلَاءٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَظِيمٌ

Indonesian: Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya; mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya, mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan. Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu, (QS Al-Baqarah 49).

Jawa: Lan padha elinga nalikane Ingsun nylametake ing sira kabeh saka dak-siyane balane raja Fir’aun, anggone padha nandukake siksa kang ngeres-eresi marang sira, padha nyembelehi anak-anakira kang metu lanang, lan nguripi kang metu wadon, kang mengkono iku coba gedhe saka Pangeranira, (QS Al-Baqarah 49).

Tafsir Kalimat QS Al-Baqarah 49

Firman Allah ( وَإِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ ) yang artinya, “Dan (ingatlah) ketika Kami selamatkan kamu dari (Fir’aun) dan pengikut-pengikutnya” maksudnya:

اذْكُرُوا نِعْمَتِيَ الَّتِي أَنْعَمْتُ عَلَيْكُمْ ، وَاذْكُرُوا إِنْعَامَنَا عَلَيْكُمْ – إِذْ نَجَّيْنَاكُمْ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ – بِإِنْجَائِنَاكُمْ مِنْهُمْ

Wahai Bani Israil, ingatlah kalian terhadap nikmatKu (nikmat dari Allah) yang telah menyelamatkan kalian. Ingat pula nikmat Allah atas kalian ketika Allah menyelamatkan kalian dari Fir’aun dari pasukannya, yaitu dengan diselamatkannya kalian dari mereka, (Tafsir At-Tabari: 2/37).

Firman Allah ( يَسُومُونَكُمْ سُوءَ الْعَذَابِ ) yang artinya, “mereka menimpakan kepadamu siksaan yang seberat-beratnya,” maksudya:

يُورِدُونَكُمْ ، وَيُذِيقُونَكُمْ ، وَيُوَلُّونَكُمْ أَشَدَّ الْعَذَابِ

Mereka (Fir’aun dan bala tentaranya) menginginkan agar kamu merasakan dan mendapat azab yang paling berat, (Tafsir At-Tabari: 2/40).

Lalu apa siksaan yang paling berat tersebut? Jawabannya ada di bagian selanjutnya dari ayat ini, yaitu:

يُذَبِّحُونَ أَبْنَاءَكُمْ وَيَسْتَحْيُونَ نِسَاءَكُمْ

mereka menyembelih anak-anakmu yang laki-laki dan membiarkan hidup anak-anakmu yang perempuan.

Penisbatan ayat ini adalah kepada bala tentara Fir’aun, meskipun mereka melakukan pembunuhan tersebut atas perintah Fir’aun, tetapi oleh karena mereka yang melakukannya secara langsung, maka mereka pula yang dihukum. Imam At-Tabari mengambil kesimpulan:

كُلُّ قَاتِلٍ نَفْسًا بِأَمْرِ غَيْرِهِ ظُلْمًا ، فَهُوَ الْمَقْتُولُ عِنْدَنَا بِهِ قِصَاصًا ، وَإِنْ كَانَ قَتْلُهُ إِيَّاهَا بِإِكْرَاهِ غَيْرِهِ لَهُ عَلَى قَتْلِهِ

Siapa saja yang membunuh seseorang secara zalim karena perintah orang lain, maka menurut kami, orang yang membunuh secara langsung (bukan orang yang menyuruh) adalah orang yang pantas dihukum mati dalam rangka penegakan Qisas, meskipun tindakannya membunuh itu dilakukan karena paksaan dari orang lain kepadanya, (Tafsir At-Tabari: 2/41).

BACA JUGA:  Tafsir QS Al Qalam 8 - 9: Larangan Mematuhi Orang yang Menolak Ayat Allah

Firman Allah ( وَفِي ذَلِكُمْ بَلَاءٌ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ) yang artinya, “Dan pada yang demikian itu terdapat cobaan-cobaan yang besar dari Tuhanmu,” meskipun Allah menggunakan kata “Bala” yang secara harfiah artiya “cobaan-cobaan”, tetapi kata Imam At-Tabari, yang dimaksud “Bala” adalah “Nikmat.” Beliau berkata:

وَفِي الَّذِي فَعَلْنَا بِكُمْ مِنْ إِنْجِائِنَاكُمْ – مِمَّا كُنْتُمْ فِيهِ مِنْ عَذَابِ آلِ فِرْعَوْنَ إِيَّاكُمْ ، عَلَى مَا وَصَفْتُ – بَلَاءٌ لَكُمْ مِنْ رَبِّكُمْ عَظِيمٌ .وَيَعْنِي بِقَوْلِهِ ” بَلَاءٌ ” : نِعْمَةٌ

Tindakan Kami (Allah) kepada kalian, yaitu ketika Kami menyelamatkan kalian dari azab yang ditimpakan oleh bala tentara Fir’aun kepada kalian – seperti apa yang telah Aku (Allah) gambarkan sebelumnya, adalah “bala” bagi kalian dari Rab kalian yang Maha Agung. Yang dimaksud dengan firman Allah “balaa-un” adalah “Ni’matun” (Nikmat). (Maksudnya nikmat berupa pertolongan Allah bagi Bani Israil dari bala tentara Fir’au), (Tafsir At-Tabari: 2/49).

Pelajaran dari QS Al Baqarah 49

Di antara pelajaran atau hikmah dari Al Baqarah 49 adalah:

1 – Orang yang Diberi Nikmat, Dia Wajib Bersyukur

Tertulis di dalam Tafsir Al-Muyassar tentang QS Al-Baqarah 49 ini:

وفي إنجائكم منه نعمة عظيمة، تستوجب شكر الله تعالى في كل عصوركم وأجيالكم

Di dalam penyelematan Allah kepada Bani Israil, di dalamnya terdapat nikmat yang sangat besar, yang mewajibkan Bani Israil untuk bersyukur kepada Allah, di setiap masa dan generasi.

2 – Definisi Syukur

Yang dimaksud dengan syukur, atau definisi syukur, menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah adalah:

إظهار النعمة بالإعتراف بها وحمد الله تعالى عليها وصرفها في مرضاته.

Mengungkapkan nikmat dengan mengakuinya (di dalam hati), memuji Allah ta’ala (melalui lisan), dan menggunakan nikmat tersebut (denga anggota badan) untuk melakukan sesuatu yang diridai Allah, (Aisarut Tafasir).

3 – Boleh Mengungkit Nikmat ketika Terzalimi

Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi berkata:

ذكر النعم يحمل على شكرها، والشكر هو الغاية من ذكر النعمة

Allah mengungkit-ungkit nikmat(Nya kepada Bani Israil) agar (Bani Israil) mensyukuri nikmat tersebut, karena syukur nikmat adalah tujuan dari disebutkannya (diungkit-ungkitnya) suatu nikmat.

BACA JUGA:  Tafsir Surat Ar Rahman Ayat 60 : Bukankah Balasan untuk Kebaikan adalah Kebaikan Pula?

Al-Faqir (Irfan) lalu mengaitkan hal ini dengan salah satu kaidah yang ditulis oleh Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah di dalam Sahihul Adab Al-Islamiyah bab Adab Zakat dan Sedekah, tentang bolehnya mengungkit-ungkit pemberian kepada orang yang pernah kita beri sesuatu, tetapi orang tersebut justru menzalimi kita.

Syaikh Wahid Abdussalam Bali menggunakan kisah pembunuhan Ustman bin Affan yang dilakukan oleh para pemberontak, padahal para pemberontak itu adalah orang yang menikmati banyak sekali pemberian dari Ustman bin Affan Radhiyallahu Anhu.

Maka ketika rumahnya dikepung, Ustman bin Affan mengungkit-ungkit satu per satu kebaikan yang pernah beliau berikan kepada rakyatnya waktu itu.

Di dalam ayat ini, Allah mengungkit-ungkit pemberianNya kepada Bani Israil karena Bani Israil justru berbuat zalim kepada Allah, sehingga Allah menyebut-nyebut nikmatNya kepada mereka agar mereka mau bersyukur dan beriman kepada rasulNya. Wallahua’lam

Karangasem, 10 September 2023

Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa Sukoharjo)

____________

Mari bantu operasional mukminun.com, berinfaklah ke nomor rekening Bank Muamalat: 5210061824 a.n. Irfan Nugroho. Baarakallahu fiikum 

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button