Pembaca rahimakumullah, artikel berikut akan menjelaskan tentang perintah husnuzan kepada Allah saat sakaratul maut. Konten kami kembangkan dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah bab “Apa yang harus dilakukan pada saat orang yang sedang sakaratul maut,” karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah, dengan penjelasan dan pelaaran dari Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhani. Teruskan membaca!
HADIS HUSNUZAN KEPADA ALLAH SAAT SAKARATUL MAUT
Pembaca rahimakumullah, Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari Radhiyallahu Anhuma yang mengatakan bahwa dirinya mendengar Rasulullah ﷺ menjelang wafatnya sekitar tiga hari bersabda:
Jangan sampai salah seorang dari kalian meninggal dunia kecuali dia husnuzan kepada Allah atau berbaik sangka kepada Allah azza wa jalla, (Sahih Muslim: 2877).
Imam At-Tirmizi meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ mengunjungi seorang pemuda yang sedang sakaratul maut lalu beliau ﷺ bersabda:
Bagaimana kabarmu?
Lantas pemuda tersebut berkata:
Demi Allah, ya Rasulullah! Saya berharap kepada Allah dan saya takut dengan dosa saya.
Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidaklah terkumpul dua hal ini di dada seseorang dalam kondisi seperti ini, sakaratul maut, kecuali Allah akan memberikan kepadanya apa yang dia harapkan dan memberinya keamanan dari apa yang dia takuti, (Sunan At-Tirmizi: 983).
PENJELASAN HADIS
Sabda Nabi (لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ) maksudnya, “Hendaknya seorang muslim ketika sakaratul maut berprasangka baik atau husnuzan kepada Allah bahwa Allah akan:
1 – Mengampuni dosa-dosanya[1]
2 – Merahmatinya[2]
3 – Memaafkan kesalahan-kesalahannya[3]
Di antara makna husnuzan kepada Allah adalah:
Seseorang melakukan amal saleh, menjauhi dosa dan kesalahan, serta mengharap balasan dan pahala dari Allah, (Al-Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah: 21988).
Perkataan pemuda (أَرْجُو اللَّهَ), maksudnya:
Saya mengharap rahmat dari Allah, (Tuhfatul Ahwadzi).
Juga bisa dimaknai dengan:
Saya meminta kepada Allah rahmatNya dan besarnya permafaan Allah, (Al-Mausuatul Haditsiyah: 86185).
Sabda Nabi (لَا يَجْتَمِعَانِ) yang artinya “Tidaklah terkumpul dua hal ini,” maksudnya:
Roda dan khauf (harap dan takut), (Tuhfatul Ahwadzi).
Sabda Nabi (إِلَّا أَعْطَاهُ اللَّهُ) yang artinya kecuali Allah akan memberinya, maksudnya:
Sungguh Allah akan memberinya dengan apa yang dia harapkan, yaitu permafaan dan masuk ke dalam surga, (Al-Mausuatul Haditsiyah: 86185).
Sabda Nabi (وَآمَنَهُ مِمَّا يَخَافُ) yang artinya, “memberinya keamanan dari apa yang dia takuti,” maksudnya:
Dari neraka, (Al-Mausuatul Haditsiyah: 86185).
PELAJARAN DARI HADIS
Pelajaran dari dua hadis tentang husnuzan kepada Allah ini di antaranya:
Peringatan dari putus asa (terhadap rahmat Allah) dan anjuran untuk mengharap (ampunan, rahmat, dan permafaan dari Allah) ketika sakaratul maut.
Anuran untuk melakukan amal saleh yang bisa menjadikan seseorang husnuzan kepada Allah, (Al-Mausuatul Haditsiyah: 21988).
Wajib hukumnya bagi seorang muslim untuk hidup di antara takut (dari murka dan marahnya Allah) dan harap (permaafan dan rahmat Allah).
Tetapi ketika sakaratul maut, harap atau radja harus diperkuat dengan husnuzan kepada Allah, serta mengharap rahmat dan permaafanNya, sehingga dia tidak ada lagi unsur putus asa dari rahmat Allah di waktu itu, (Syarah Riyadhus Shalihin li Ibni Utsaimin).
Wajibnya husnuzan kepada Allah ketika sakaratul maut.
Disyariatkannya orang-orang saleh untuk berkunjung ke rumah seseorang yang sakaratul maut.
Besarnya rahmat Allah ta’ala.
Hendaknya orang yang mengunjungi orang yang sakaratul maut untuk mengingatkannya dengan rahmat dan karunia dari Allah, sampai dia meninggal dunia dalam keadaan husnuzan kepada Allah, (Al-La-ali al-Bahiyyatu Syarh Sahihul Adab Al-Islamiyah).
Demikian artikel tentang husnuzan kepada Allah saat sakaratul maut. Semoga bermanfaat. Baarakallahu fiikum
Karangasem, 4 Desember 2023
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di Surga Firdaus. Aamiin).
Catatan Kaki
[1] Ketika menjelaskan Sabda Nabi ﷺ yang ini, Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhani mengutip penjelasan Al-Mula Ali Al-Qari yang berkata:
Dan dia dalam kondisi husnuzan kepada Allah bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya, (Mirqatul Mafatih, Syarh Misykatil Mashabih: 3/1159).
[2] Imam An-Nawawi di dalam Syarah Sahih Muslim berkata ketika menjelaskan arti husnuzan billah:
Para ulama mengatakan bahwa makna husnuzan kepada Allah ta’ala adalah bahwa seseorang menyakini bahwa dirinya akan mendapat rahmat dariNya dan permafaan dariNya, (Syarah An-Nawawi ala Muslim: 17/210).
[3] Idem