Adab

Sahihu Adab: Adab Bangun Tidur

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah adab bangun tidur, terjemahan dan sedikit tambahan faidah dan penjelasan dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah, karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!

آدَابُ الِاسْتِيقَاظِ

ADAB BANGUN TIDUR

Adab bangun tidur adalah adab yang hendaknya dilakukan ketika sadar dari tidur. Apa saja adab ketika bangun tidur? Berikut adalah adab bangun tidur:

ذِكْرُ اللَّهِ عِنْدَ الِاسْتِيقَاظِ

Zikrullah ketika Bangun Tidur

روى البخاري عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ:

Imam Bukhari meriwayatkan dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ إِذَا أَخَذَ مَضْجَعَهُ مِنْ اللَّيْلِ؛ وَضَعَ يَدَهُ تَحْتَ خَدِّهِ ثُمَّ يَقُولُ:

Dulu Nabi ﷺ apabila pergi ke dipan beliau pada sebagian malam, beliau meletakkan tangannya di bawah pipi beliau, lalu beliau mengucapkan:

اللَّهُمَّ بِاسْمِكَ أَمُوتُ وَأَحْيَا

Ya Allah, dengan AsmaMu aku mati dan hidup.

وَإِذَا اسْتَيْقَظَ قَالَ:

Dan apabila beliau bangun, beliau mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُورُ

Segala puji hanya milik Allah, yang telah menghidupkan kami setelah mati kami, dan kepadaNya kami kembali, (Sahih Bukhari: 6314).

PENJELASAN

يَدَهُ artinya tangan beliau ﷺ, maksudnya tangan kanan.

خَدِّهِ artinya pipi beliau ﷺ, maksudnya pipi kanan beliau.

بِاسْمِكَ artinya dengan NamaMu (Ya Allah), maksudnya dengan berzikir menyebut NamaMu Ya Allah. Tidak disebut zikir apabila hanya lisan yang berucap, tetapi hatinya lalai.

أَمُوتُ artinya saya mati, maksudnya tidur adalah saudaranya kematian.

PELAJARAN

1 – Hendaknya seorang hamba mengingat Allah ketika dia berangkat tidur, menyiapkan diri seolah hendak mati, karena tidur adalah akhir dari urusan (duniawinya) dan pekerjaannya, juga ketika dia bangun, hendaknya dia memuji Allah dan bersyukur kepada Allah atas karuniaNya, sembari mengingat bahwa bangunnya dia dari tidur itu seperti dibangkitkannya dia setelah mati (di hari kiamat).

2 – Hendaknya seorang hamba mengilmui bahwa kembalinya seluruh makhluk (ciptaan Allah) adalah kepada Tuannya (Allah ta’ala).

BACA JUGA:  10 Hikmah Hadis Al-Muslimu akhul Muslim

3 – Di dalam hadis ini terdapat dalil tentang hikmah yang agung bahwa di dalam tidur, Allah menetapkan konsep (akidah) kebangkitan setelah kematian.

4 – Tidur adalah istirahatnya badan dari apa-apa yang telah berlalu, serta merupakan kesegaran bagi badan untuk menghadapi apa-apa yang akan datang, juga merupakan pengingat tentang kehidupan di akhirat. Ingatlah ini ketika Anda bangun dari kubur Anda setelah Anda mati, Anda hidup lagi untuk menghadap Allah.

5 – Allah adalah Zat yang paling berhak atas segala jenis pujian.

فَكُّ عَقْدِ الشَّيْطَانِ

Melepas Ikatan Setan

ففي الصحيحين عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ:

Di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

Bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ

Setan membuat ikatan pada tengkuk kepala salah seorang dari kalian ketika dia tidur, dengan tiga ikatan.

يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ

(Setan) menepuk setiap ikatan (sambil berkata), “Bagimu malam yang panjang. Tidurlah.”

فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ

Tetapi apabila orang tersebut bangun lalu berzikir kepada Allah, lepaslah satu ikatan.

فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ

Jika orang itu berwudu, lepaslah satu ikatan.

فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ

Jika orang itu salat, lepaslah satu ikatan.

فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

Maka di pagi hari, jiwa orang tersebut akan segar, semangat, gesit. Tetapi jika tidak, jiwa orang tersebut akan buruk lagi malas, (Sahih Bukhari: 1142).

PENJElASAN

نَشِيطًا artinya عَمِلَ فِيهِ بِحَيَوِيَّةٍ وَخِفَّةٍ، طَابَتْ نَفْسُهُ بِهِ، جَدَّ فِيهِ (dia bekerja dengan penuh tenaga dan ringan, dia menikmatinya, dan dia bekerja keras padanya).

PELAJARAN

1 – Penegasan konsep keyakinan bahwa setan itu ada.

2 – Besarnya upaya setan dalam menyesatkan Bani Adam.

3 – Keutamaan wudu dan salat.

4 – Bersemangatnya Nabi ﷺ dalam upaya menjauhkan setan dari umatnya.

اَلتَّسَوَّكُ

Bersiwak

ففي الصحيحين عَنْ حُذَيْفَةَ قَالَ

Di dalam Ash-Shahihain dari Hudzaifah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يَشُوصُ فَاهُ بِالسِّوَاكِ

Dulu Nabi ﷺ apabila bangun pada sebagian malam, beliau menyela dan membersihkan mulut beliau dengan siwak, (Sahih Bukhari: 246. Sahih Muslim: 255).

BACA JUGA:  Kewajiban Mencintai para Sahabat Rasulullah ﷺ dan Beradab kepada Mereka

PENJELASAN

يَشُوصُ artinya دَلَكَهَا، نَظَّفَهَا بِالفُرْشَاةِ menyela dan membersihkan (gigi) dengan sikat.

PELAJARAN

1 – Penekanan tentang sunahnya bersiwak ketika bangun dari tidur.

2 – Penekanan tentang sunahnya bersiwak ketika terjadi perubahan aroma pada mulut, seperti halnya bau mulut juga mengalami perubahan ketika seseorang bangun tidur.

3 – Bersemangatnya para sahabat Radhiyallahu Anhum dalam mengutip setiap perkataan Nabi ﷺ. Ini menunjukkan besarnya rasa cinta para sahabat terhadap beliau ﷺ.

4 – Kesempurnaan syariat Islam karena mencakup seluruh sendi-sendi kehidupan.

5 – Bersiwak (yang sempurna) itu mencakup seluruh gigi, gusi, dan lidah.

6 – Perhatian syariat Islam tentang kebersihan.

إِيقَاظُ أَهْلِهِ لِقِيَامِ اللَّيْلِ

Membangunkan Keluarga untuk Salat Malam

روى أبو داود بسند حسن عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ

Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

رَحِمَ اللَّهُ رَجُلًا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّى وَأَيْقَظَ امْرَأَتَهُ فَإِنْ أَبَتْ نَضَحَ فِي وَجْهِهَا الْمَاءَ

Semoga Allah merahmati laki-laki yang bangun pada sebagian malam kemudian salat dan membangunkan istrinya sendiri. Maka apabila istrinya menolak (bangun), lelaki tersebut memercikkan air di wajah istrinya.

رَحِمَ اللَّهُ امْرَأَةً قَامَتْ مِنْ اللَّيْلِ فَصَلَّتْ وَأَيْقَظَتْ زَوْجَهَا فَإِنْ أَبَى نَضَحَتْ فِي وَجْهِهِ الْمَاءَ

Semoga Allah merahmati wanita yang bangun pada sebagian malam kemudian salat dan membangunkan suaminya. Maka apabila suaminya menolak (bangun), wanita tersebut memercikkan air di wajah suaminya, (Sunan Abu Dawud: 1308).

PELAJARAN

1 – Disyariatkannya mendoakan seseorang yang masih hidup supaya mendapat rahmat, sebagaimana disyariatkannya mendoakan rahmat untuk orang yang sudah meninggal dunia.

2 – Keutamaan salat malam.

3 – Keutamaan tentang disyariatkannya membangunkan orang tidur untuk menjalankan salat nafilah, sebagaimana disyariatkan pula hal serupa untuk salat fardu, dan ini adalah bentuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan.

4 – Di dalam hadis ini terdapat penjelasan tentang pergaulan yang baik dan kebaikan yang sempurna (antara suami dan istri).

5 – Di dalam hadis ini terdapat isyarat bahwa lelaki memiliki hak yang lebih daripada wanita, bahwa hendaknya lelaki bangun lebih dulu dan membangunkan istrinya sendiri.

BACA JUGA:  Sahihul Adab: Adab kepada Orang Tua

6 – Di dalam hadis ini terdapat isyarat bahwa karunia Allah bukan hanya tertuju pada satu gender (laki-laki/perempuan), karena bisa saja wanita menjadi lebih utama daripada lelaki.

PENUTUP

Demikian pelajaran kita dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah tentang Adab Bangun Tidur. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam

Karangasem, 28 Juli 2024

Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa dan RQ Irmas Bani Saimo)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button