Mausuatul Akhlak: Ihtiram dan Tauqir
Pembaca rahimakumullah, berikut adalah ringkasan dan terjemahan dari Mausuatul Akhlak (Ensiklopeia Akhlak) Dorar Saniyah, tentang Ihtiram dan Tauqir. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!
DEFINISI IHTIRAM & TAUQIR
Pembaca rahimakumullah, berikut adalah makna ihtiram dan tauqir secara bahasa dan istilah. Tertulis di dalam Mausuatul Akhlak Dorar Saniyah, bahwa secara bahasa, ihtiram adalah:
Ihtiram termasuk penghormatan. Artinya, Mahabah. Apabila dikatakan, “Dia ihtiram kepadanya,” artinya, “Dia memuliakannya, mengagungkannya, memperlakukannya secara baik-baik, dengan rasa cinta dan mahabah.”
Secara istilah, ihtiram artinya:
Ihtiram artinya mengagungkan, menghormati (yang berpadu dengan ketakutan), menjaga sikap hormat, serta memperlakukan (seseorang) dengan baik.
Kemudian tentang Tauqir, secara bahasa, ia bermakna:
Tauqir artinya ta’dhim (mengagungkan) dan tabjil.[ii]
Secara istilah, tauqir adalah:
Memperlakukan orang lain dengan sikap memuliakan (Tasyrif), menghormati (Takrim), dan mengagungkan (Ta’dhim), dengan menjaganya supaya tidak keluar dari batas kewibawaan.[iii]
Catatan penerjemah:
Ihtiram dan tauqir memiliki makna yang hampir sama, yaitu berkutat pada menghormati, menghargai, memuliakan.
Ihtiram itu lebih condong kepada mahabah, yaitu menghormati seseoorang karena ada unsur takut; sedang tauqir itu lebih kepada menghormati seseorang yang memang pantas dihormati karena orang tersebut memiliki kewibawaan.
Ihtiram itu seperti ada orang jahat yang memiliki kekuasaan, yang jika kita tidak hormat kepadanya, maka kejahatannya akan menimpa kita. Maka kita menghormatinya karena takut.
Tauqir itu seperti kita menghormati guru, ustaz, atau orang saleh; atau seperti kita menghormati ibu dan ayah kita.
DALIL IHTIRAM DAN TAUQIR
Pembaca rahimakumullah, setelah mengetahui apa yang dimaksud dengan ihtiram dan tauqir, berikut adalah dalil anjuran akhlak ihtiram dan tauqir.
Imam At-Tirmizi meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu yang berkata:
Seorang lelaki tua datang ingin bertemu dengan Nabi ﷺ. Akan tetapi, orang-orang tidak segera memberi kelonggaran (memberi jalan) bagi beliau. Maka Nabi ﷺ bersabda:
Tidak termasuk golongan kami, orang yang tidak lemah lembut kepada yang lebih muda, dan tidak menghormati yang lebih tua, (Sunan At-Tirmizi: 1919).
Imam Muslim meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Mas’ud Radhiyallahu Anu yang berkata:
Dahulu Rasulullah ﷺ mengusap pundak-pundak kami ketika menjelang salat sambil bersabda:
Luruskan (barisan salat kalian), jangan sampai tidak lurus. Kalau tidak, nanti hati-hati kalian pun akan berselisih.
Hendaknya di belakangku adalah kalian yang lebih dulu dewasa dan lebih paham (agama), kemudian setelah mereka, kemudian setelah mereka, (Sahih Muslim: 432).
Maksud dari hadis ini adalah:
Nabi ﷺ begitu menghormati orang yang memiliki status, ilmu, dan keutamaan, serta menempatkan mereka di barisan terdepan dari suatu majelis.
Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:
Hendaknya yang muda memberi salam kepada yang lebih tua, (Sahih Bukhari: 6231).
Maksudnya adalah:
Salam dari yang muda ini adalah hak bagi orang-orang yang lebih tua, karena yang muda diperintahkan (Nabi ﷺ) untuk berlaku tauqir dan tawadhu.
BUAH AKHLAK IHTIRAM DAN TAUQIR
Apa saja faidah atau buah dari akhlak ihtiram dan tauqir di antara manusia? Tertulis di dalam Mausuatul Akhlak Dorar Saniyah:
Ia (penerapan akhlak Ihtiram dan Tauqir) akan menjaga seseorang dari terjatuh ke dalam sifat menyakiti orang lain, entah dengan perkataan atau perbuatan. Dengan demikian, kehormatan dan harga diri akan senantiasa terjaga.
Mencegah sebab-sebab permusuhan dan kebencian.
Dengannya keadilan akan tercapai, dan setiap orang didudukkan sesuai kedudukannya.
Termasuk sebab terwujudnya kesamaan cara pandang, sekaligus pencegah dari munculnya perbedaan.
Termasuk sebab kuatnya ikatan cinta di antara manusia.
Di dalamnya ada tanda kepatuhan terhadap ajaran syariat yang mulia.
Membuahkan kecintaan Allah ta’ala dan kecintaan manusia.
Menguatkan ikatan dan menanamkan rasa percaya diri di antara anggota masyarakat.
Termasuk sebab untuk memenangkan hati dan keberhasilan dakwah.
MACAM-MACAM IHTIRAM DAN TAUQIR
Pembaca rahimakumullah, untuk menerapkan akhlak ihtiram dan tauqir, kita harus tahu macam-macam ihtiram dan tauqir.
Pertama: Ihtiram dan tauqir dalam perkataan, yaitu dengan menggunakan kata-kata yang baik, 1) yang mengandung ungkapan yang menunjukkan kesopanan dan apresiasi, 2) menempatkan mereka di tempat yang semestinya, serta 3) memanggil mereka dengan panggilan yang menunjukkan akhlak ihtiram dan penghargaan.
Kedua: Ihtiram dan tauqir dalam perbuatan, yaitu bermuamalah dengan cara yang pantas, serta 2) menghadapkan (wajah) dan mendengar mereka (dengan saksama).
Ketiga: Ihtiram dan tauqir dengan meninggalkan, maksudnya meninggalkan perkataan atau perbuatan yang mengandung (unsur) menyakiti, atau yang menyebabkan bahaya atau pengerdilan.
PENGHALANGAN TERWUJUDNYA AKHAK IHTIRAM DAN TAUQIR
Pembaca rahimakumullah, di antara cara mewujudkan akhlak ihtiram dan tauqir adalah menghindari hal-hal yang bisa menghalangi kita dari memiliki akhlak tersebut. Apa saja penghalangan akhlak hormat dan menghormati? Tertulis di dalam Mausuatul Akhlak Dorar Saniyah:
Sombong dan angkuh.
Mengganggu harta dan kehormatan manusia.
Menyipitkan mata dan mengalihkan pandangan di hadapan manusia.
Menggibah, melempar dusta, serta memfitnah mereka.
Syuhu (bakhil lagi tamak) dan bakhil saja.
Menjauh dan tidak berkomunikasi dengan sesama manusia.
Persengketaan dan perdebatan.
Tidak paham tentang pentingnya ihtiram dan rasa menghargai serta manfaatnya.
Akhlak yang buruk.
Mengabaikan pendidikan akhlak ini kepada anak-anak.
SARANA MEWUJUDKAN IHTIRAM DAN TAUQIR
Apa saja sarana untuk mewujudkan akhlak ihtiram dan tauqir? Berikut di antaranya:
Menerima perkataan, perbuatan, dan pilihan orang lain dengan cara yang (atau asal) tidak bertentangan dengan pokok-pokok syariat.
Meninggalkan sarkasme (kata-kata pedas yang bisa menyakiti hati orang lain) serta kata-kata yang berisi hinaan.
Meninggalkan gibah dan fitnah.
Tawaduk dan meninggalkan sifat sombong.
Mempertimbangkan umur dan senioritas (seseorang).
Mengucapkan salam dan menyebarkan salam kepada manusia, serta berwajah ceria di hadapan mereka.
Melonggarkan kesempitan orang lain, serta memberi nasihat[iv] kepada mereka.
Mengenali posisi dan kedudukan orang lain.
Mengetahui manfaat dan buah yang dihasilkan dari akhlak ihtiram dan tauqir bagi manusia.
Mencintai saudaranya sesama muslim seperti dia ingin dicintai oleh orang lain.
Mendidik anak-anak dengan akhlak ihtiram dan tauqir.
Bersahabat dengan orang-orang saleh.
Menghiasi diri dengan akhlak yang baik, serta menjauhi akhlak yang buruk.
Wallahua’lam
Karangasem, 25 Juli 2024
Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa dan RQ Irmas Bani Saimo)
CATATAN KAKI
[i] Mahabah di dalam Kamus Arab – Inggris artinya, “Feeling of respect combined with fear,” (Rasa hormat yang berpadu dengan ketakutan).
[ii] Di dalam kamus Al-Maany Arab Indonesia, tabjil artinya, “Memuja-muja dan memuliakan.” Di dalam Al-Maany Arab Inggris, tabjil artinya, “Admiration felt or shown for a person or thing that has good quality,” (Pujian yang dirasakan atau ditunjukkan untuk seseorang atau sesuatu kualitasnya baik.”
[iii] Maksudnya, jangan sampai memperlakukan seseorang sehingga dia menjadi orang yang tidak berwibawa.
[iv] Nasihah di dalam bahasa Arab itu arti sebenarnya adalah berbuat baik.