Tafsir

Aisarut Tafasir: Surat Al-Ikhlas dan Pelajaran darinya

Pembaca rahimakumullah, di dalam lanjutan serial Aisarut Tafsir kali ini, kita akan mempelajari tafsir dan pelajaran dari Surat Al-Ikhlas. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!

BUNYI SURAT AL-IKHLAS

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah bunyi Surat Al-Ikhlas, surat ke 112 dari Al-Quran:

﴿قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ ۝١ ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ ۝٢ لَمۡ یَلِدۡ وَلَمۡ یُولَدۡ ۝٣ وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ ۝٤﴾

TERJEMAH PER KATA SURAT AL-IKHLAS

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah terjemah per kata dari Surat Al-Ikhlas:

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

قُلْ

katakanlah

هُوَ

Dia

ٱللَّهُ

Allah

أَحَدٌ

Esa

====

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

ٱللَّهُ

Allah

ٱلصَّمَدُ

tempat bergantung

====

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

لَمْ

tidak

يَلِدْ

beranak

وَلَمْ

dan tidak

يُولَدْ

diperanakkan

====

وَلَمْ يَكُنْ لَّهُ كُفُوًا اَحَدٌ

وَلَمْ

dan tidak

يَكُن

ada

لَّهُۥ

baginya

كُفُوًا

menyamai/setara

أَحَدٌۢ

Seorang

====

شرح الكلمات

TAFSIR SURAT AL-IKHLAS

Pembaca Rahimakumullah, berikut adalah tafsir Surat Al-Ikhlas menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al—Jazairi di dalam Aisarut Tafasir:

قُلۡ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ: أَيْ قُلْ لِمَنْ سَأَلَكَ يَا نَبِيَّنَا عَنْ رَبِّكَ هُوَ اللَّهُ أَحَد.

Katakan bahwa Allah itu satu, esa, artinya, “Katakan kepada orang yang bertanya kepadamu, wahai Nabi kita, tentang Rabmu, bahwa Allah itu satu.”

ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ: اَللَّه الَّذِي لَا تَنْبَغِي الْعِبَادَةُ إِلَّا لَهُ،

Allah adalah Ash-Shamad, artinya, “Allah, yang sudah sepantasnya ibadah diarahkan kepadaNya, bukan kepada selainNya.”

اَلصَّمَدُ: السَّيِّدُ الَّذِي يَصْمُدُ إِلَيْهِ فِي الْحَوَائِجِ. فَهْمُ الْمَقْصُودِ فِي قَضَاءِ الْحَوَائِجِ عَلَى الدَّوَامِ.

Ash-Shamad artinya, “Sayyid (Tuan, Pemimpin) yang kepadaNya (kita) bersandar di kala sedang hajat (sangat butuh). Maksudnya, (Allah) selalu memenuhi kebutuhan (hajat).

لَمۡ یَلِدۡ: أَيْ لَا يَفْنَى إِذْ لَا شَيْءً يَلِدُ إِلَّا وَهُوَ فَإِنَّ بَائِد[1] لَا مَحَالَةً.

Tidak beranak, maksudnya, “Tidak akan sirna/hilang (karena Allah tidak bersifat fana), karena tidakah sesuatu itu terlahir, kecuali ia pasti akanlah sirna/hilang.”

وَلَمۡ یُولَدۡ: أَيْ لَيْسَ بِمُحَدِّثٍ[2] بِأَنَّ لَمْ يَكُنْ فَكَانَ هُوَ كَائِنُ أَوَّلاً وَأَبَدًا.

Tidak diperanakkan, maksudna, “Allah tidak diada-adakan, karena Allah bukanlah sesuatu yang diciptakan. Allah ada sebagai Yang Pertama dan senantiasa abadi.”

وَلَمۡ یَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدُۢ: أَيْ لَمْ يَكُنْ أَحَدٌ شَبِيهٌ لَهُ أَوْ مَثِيلٍ إِذْ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ.

Tidak ada yang setara denganNya, artinya, “Tidak ada satu pun yang menyerupai Allah, atau tidak ada yang semisal dengan Alllah, karena tidak ada sesuatu pun yang sepadan dengan Allah.”

من هداية الآيات

PELAJARAN DARI SURAT AL-IKHLAS

Di antara pelajaran yang bisa diambil dari QS Al-Ikhlas ayat 1-4 menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi di dalam Aisarut Tafasir adalah sebagai berikut:

مَعْرِفَةُ اللَّهِ تَعَالَى بِأَسْمَائِهِ وَصِفَاتِهِ

Mengenal Allah ta’ala melalui Asma dan SifatNya.

تَقْرِيرُ التَّوْحِيدِ وَالنُّبُوَّةِ

Penetapan konsep tauhid dan kenabian.

بُطْلَانُ نِسْبَةِ الْوَلَدِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى

Batalnya keyakinan yang menisbatkan sifat “walad”[3] pada Zat Allah ta’ala.

وُجُوبُ عِبَادَتِهِ تَعَالَى وَحْدهُ لَا شَرِيكَ لَهُ فِيهَا، إِذْ هُوَ اللَّهُ ذُو الْأُلُوهِيَّةِ عَلَى خُلُقِهِ دُونَ سِوَاهُ

Wajib beribadah kepada Alllah ta’ala dan tidak boleh berbuat syirik kepada Allah dalam peribadatan, karena Allah adalah pemilik Uluhiyah[4] atas ciptaanNya,[5] bukan selainNya.

BACA JUGA:  Tafsir Al Qadr 3: Malam Al-Qadar lebih baik dari Seribu Bulan

PENUTUP

Demikian tafsiir Surat Al-Ikhlas dari kitab Khulashah Tafsir min Kitab Aisarut Tafasir li Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi. Semoga bermanfaat. Wallahua’lam

Karangasem, 24 Juli 2024

Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa dan RQ Irmas Bani Saimo Sukoharjo)

CATATAN KAKI

[1] Dari kata (بَادَ – يَبِيْدُ) yang artinya binasa, meninggal, padam, (Al-Maany).

[2] Dari kata (أحْدَثَ – يُحْدِثُ) yang artinya menghasilkan, menciptakan, mengadakan, menyebabkan, mengakibatkan, (Al-Maany).

[3] Al-Walad menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi adalah Allah itu terlahir, maka Allah bersifat fana (akan binasa pada suatu saat.

[4] Uluhiyah adalah konsep keyakinan bahwa Allah merupakan satu-satunya sesembahan yang benar.

[5] Oleh karena Allah adalah Zat satu-satunya yang menciptakan kita dan alam semesta, maka Allah adalah satu-satunya sesembahan yang benar.

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button