Tafsir

Aisarut Tafasir: Surat Al-Falaq dan Pelajaran darinya

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah terjemahan dari Khulashah Tafsir min Kitab Aisarut Tafasir karya Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah. Kali ini kita akan mempelajari tafsir dan pelajaran dari Surat Al-Falaq. Semoga bermanfaat!

BUNYI SURAT AL-FALAQ

﴿قُلۡ أَعُوذُ بِرَبِّ ٱلۡفَلَقِ ۝١ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ ۝٢ وَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ ۝٣ وَمِن شَرِّ ٱلنَّفَّـٰثَـٰتِ فِى ٱلۡعُقَدِ ۝٤ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ ۝٥﴾

Terjemah Per Kata Surat Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

قُلْ

katakanlah

أَعُوذُ

aku berlindung

بِرَبِّ

Tuhan/Pemelihara

ٱلْفَلَقِ

subuh

====

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ

مِن

dari

شَرِّ

kejahatan

مَا

apa

خَلَقَ

Dia ciptakan

====

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ

وَمِن

dan dari

شَرِّ

kejahatan

غَاسِقٍ

malam yang gelap

إِذَا

apabil

وَقْبِ

telah gelap

====

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ

وَمِن

dan dari

شَرِّ

kejahatan

ٱلنَّفَّٰثَٰتِ

orang yang meniup-niup

فِى

dalam

ٱلْعُقَدِ

ikatan/simpul

====

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ

وَمِن

dan dari

شَرِّ

kejahatan

حَاسِدٍ

orang yang dengki

إِذَا

apabila

حَسَدَ

ia dengki

====

شرح الكلمات

TAFSIR SURAT AL-FALAQ

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah penjelasan per kata atau tafsir dari Surat Al-Falaq menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi di dalam Aisarut Tafasir:

أَعُوذُ: أَيْ أَسْتَجِيرُ وَأَتَحَصَّنُ

Audzu artinya saya meminta keselamatan dan perlindungan.

الْفَلَقِ: أَيْ اَلصُّبْحِ

Al-Falaq artinya subuh.

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ: مِنْ حَيَوَانٍ وَجَمَادٍ

Min syarri maa kholaq artinya dari berbagai binatang dan benda² mati yg tak bernyawa.

غَاسِقٍ إِذَا وَقْبِ: أَيْ اَللَّيْلِ إِذًا أَظْلَمُ أَوْ الْقَمَرِ إِذَا غَابَ

Gasiqin idza waqab artinya malam apabila sudah gelap, atau bulan ketika sudah tenggelam.

النَّفَّاثَات: أَيْ السَّوَاحِرْ اللَّاتِيِ يَنْفُثنَ

An-Nafasati artinya para penyihir yang meniup (mantra, jampi, dan yg semisal, untuk keperluan santet atau yg serupa)

فِي الْعُقَدِ: أَيْ فِي الْعَقْدِ اَلَّتِي يَعْقِدُنَهَا

Fil uqod artinya pada buhul (ikatan media sihir) yang mereka ikat (pada media untuk menjadi perantara sihir yg dibuat oleh penyihir).

حَاسِدٍ إِذًا حَسَدٌ: أَيْ إِذَا أَظْهَرَ حَسَدُهُ وَأَعْمَلَهُ

Hasidin idza hasad artinya ketika sudah jelas sifat hasadnya atau dengkinya, plus sudah melakukan tindakan (untuk merebut atau menghilangkan nikmat pada orang lain yg dia dengki).

من هداية الآيات

PELAJARAN DARI SURAT AL-FALAQ

Pelajaran yang bisa diambil dari surat al-Falaq menurut Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi di dalam Aisarut Tafasir adalah sebagai berikut:

وُجُوبُ التَّعَوُّذِ بِاللَّهِ وَالِاسْتِعَاذَةِ بِجَنَابِهِ تَعَالَى مِنْ كُلٍّ مُخَوِّفٍ لَا يُقَدِّرُ الْمَرْءُ عَلَى دَفْعِهِ لِخَفَائِهِ أَوْ عَدَمِ الْقُدْرَةِ عَلَيْهِ

Wajibnya berlindung kepada Allah dan meminta perlindungan (istiadzah) juga hanya kepada Allah dari semua hal yang menakutkan, yang tidak bisa dicegah oleh seseorang karena sifatnya yang tersembunyi/tidak terlihat, atau karena tidak memiliki kemampuan untuk mencegahnya.

تَحْرِيمُ النَّفْثِ فِي الْعَقْدِ إِذْ هُوَ مِنْ السِّحْرِ. وَالسِّحْرُ كَفْرٌ وَحَّدَ السَّاحِرُ ضَرْبَةً بِالسَّيْفِ

Haram meniup mantra atau jampi pada ikatan di media perantara sihir karena hal itu termasuk perbuatan sihir. Sihir sendiri adalah suatu kekufuran. Pelaku sihir dihukum dengan dipenggal kepalanya.

تَحْرِيمُ الْحَسَدِ قَطْعِيًّا وَهُوَ دَاءُ خَطِيرٌ حَمْلُ اِبْنِ آدَمْ عَلَى قَتْلِ أَخِيهِ وَحَمَّلَ إِخْوَةُ يُوسُفْ عَلَى الْكَيْدِ لَهُ

Haramnya sifat hasad atau dengki secara mutlak karena hal itu adalah penyakit yang bisa menyebabkan Anak Adam untuk membunuh saudaranya dan yang menyebabkan saudara Yusuf untuk menelantarkannya.

BACA JUGA:  QS Al Hujurat 6 - Perintah Tabayun dan Hikmahnya

Catatan tambahan:

Hasad adalah tidak suka dengan nikmat yang ada pada diri orang lain disertai dengan keinginan agar nikmat itu hilang atau ingin merebut nikmat tersebut darinya.

اَلْغِبْطَةُ لَيْسَتْ مِنْ الْحَسَدِ لِحَدِيثِ الصَّحِيحِ «لَا حَسَدَ إِلَّا فِي اِثْنَتَيْنِ» إِذْ اَلْمُرَاد بِهِ الْغِبْطَةُ

Gibtah tidak termasuk berdasarkan hadis sahih, “Tidak boleh hasad kecuali pada dua orang.” Bolehnya hasad pada dua orang di dalam hadis ini maksudnya Gibtoh.

Catatan tambahan:

Gibtoh adalah keinginan untuk memiliki nikmat yang sama dengan yang dimiliki oleh orang lain, tanpa adanya keinginan agar nikmat itu hilang dari orang lain, serta tidak ingin merebut nikmat tersebut dari orang lain.

PENUTUP

Demikian pelajaran dan tafsir surah Al-Falaq dari kitab Khulashah Tafsir min Kitab Aisarut Tafasir. Semoga bermanfaat.

Wallahua’lam

Karangasem, 23 Juli 2024

Irfan Nugroho (Staf Pengajar PPTQ At-Taqwa dan RQ Irmas Bani Saimo Sukoharjo).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button