Uncategorized
Baik-Baiklah dengan Orang Tua Kalian
Islam itu memerintahkan penganutnya untuk berbuat baik kepada seluruh manusia. Dan ketika suatu perintah untuk berbuat baik kepada objek yang bersifat umum, maka perintah itu juga berlaku untuk objek yang lebih khusus.
Misal, jika Allah ﷻ memerintahkan,
وَقُولُواْ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا
“…Dan berkatalah yang baik kepada manusia…” (QS Al-Baqarah: 83).
Maka tercakup di dalamnya adalah orang tua kita pula. Perintah di dalam ayat ini sifatnya umum, yaitu berkata baik kepada seluruh manusia, maka termasuk di dalam “seluruh manusia” tadi adalah kedua orang tua kita.
Apalagi, di bagian awal dari ayat tersebut ada perintah yang lebih umum, dengan objek yang lebih khusus, yakni:
وَبِٱلۡوَٰلِدَيۡنِ إِحۡسَانٗا
“Berbuat baiklah kepada orang tuamu…” (QS Al-Baqarah: 83 dan QS Al-Isra: 23).
Tetapi sayang, banyak pemuda yang jauh dari agama. Mereka terbalik menerapkan perintah berbuat baik.
Kepada teman, kepada tetangga, kepada anggota geng, mereka baik, tetapi kepada orang tua sendiri, mereka bersikap kasar lagi keras, membantah dan membentak.
Yaa… namanya juga jauh dari agama, mana mengerti mereka bahwa Allah ﷻ secara spesifik dan tegas melarang manusia berlaku jahat kepada orang tua.
۞… فَلَا تَقُل لَّهُمَآ أُفّٖ وَلَا تَنۡهَرۡهُمَا … ٢٣
“…maka jangan sekali-kali kamu mengatakan “ah” kepada keduanya, dan jangan sekali-kali kamu membentak mereka!” (QS Al-Isra: 23).
Tegas, jelas, langsung dari Allah ﷻ larangannya.
Belum lagi wejangan dari Rasulullah ﷺ:
لَعَنَ اللَّهُ مَنْ لَعَنَ وَالِدَيْهِ
“Allah mengutuk siapa saja yang melaknat (mencela, menghina) orang tuanya…” (HR Muslim).
Nauzubillah, tsumma nauzubillah…
Jadi, adik-adiku…
…وَقُل لَّهُمَا قَوۡلٗا كَرِيمٗا…
“…ucapkanlah perkataan yang mulia kepada orang tua kalian…” (QS Al-Isra: 23).
Ibu kalian telah susah payah mengandung kalian. Perut mereka melar, punggung mereka sakit, tulang mereka linu karena membawa kalian kemana saja, juga karena asupan kalsium di dalam tubuhnya kalian hisab ketika masih di rahimnya.
Adik-adikku… Ibu kalian merasa sakit yang luar biasa ketika melahirkan. Menahan kontraksi menjelang hamil selama 12 jam, bahkan lebih. Mereka menahan sakit di hampir semua persendian tulang. Allah akbar…!
Setelah kalian lahir, ibu kalian mudah terbangun di malam hari, hanya karena kalian bergerak kegusaran meminta minum dari dada mereka. Mereka rela menggendong kalian ke sana kemari saat kalian belum bisa berjalan, berlari, bersepeda, atau menunggang motor yang kalian minta secara paksa.
Nauzu billah…
وَوَصَّيۡنَا ٱلۡإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيۡهِ إِحۡسَٰنًاۖ حَمَلَتۡهُ أُمُّهُۥ كُرۡهٗا وَوَضَعَتۡهُ كُرۡهٗاۖ وَحَمۡلُهُۥ وَفِصَٰلُهُۥ ثَلَٰثُونَ شَهۡرًاۚ
“Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan,” (QS Al-Ahqaf: 15).
رَبِّ أَوۡزِعۡنِيٓ أَنۡ أَشۡكُرَ نِعۡمَتَكَ ٱلَّتِيٓ أَنۡعَمۡتَ عَلَيَّ وَعَلَىٰ وَٰلِدَيَّ وَأَنۡ أَعۡمَلَ صَٰلِحٗا تَرۡضَىٰهُ وَأَصۡلِحۡ لِي فِي ذُرِّيَّتِيٓۖ إِنِّي تُبۡتُ إِلَيۡكَ وَإِنِّي مِنَ ٱلۡمُسۡلِمِينَ… ١٥
“Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri,” (QS Al-Ahqaf: 15).
Akhukum fillah,
Irfan Nugroho
Staf pengajar di Pondok Pesantren Tahfidzul Quran At-Taqwa Sukoharjo.