Mimpi Buruk, Mesti Gimana?
Pertanyaan: Apa benar bahwa kita tidak boleh menceritakan mimpi buruk yang kita alami kepada siapa pun karena hal itu bisa saja menjadi nyata?
Jawaban oleh Tim Fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah, diketuai oleh Syekh Abdullah Faqih Asy-Syinqiti
Segala puji hanya bagi Allah, Raab semesta alam. Saya bersaksi bahwa tiada Illah yang hak untuk diibadahi kecuali Allah, dan bahwa Muhammad adalah hamba dan utusanNya.
Dalam satu hadis sahih Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
“Mimpi yang baik datang dari Allah. Barang siapa yang bermimpi baik maka janganlah menceritakannya kecuali kepada orang yang dia cintai. Dan jika dia bermimpi buruk maka hendaklah ia meludah ke sebelah kirinya tiga kali kemudian meminta perlindungan kepada Allah dari kejahatan syetan dan godaannya, dan janganlah dia menceritakannya kepada siapapun niscaya mimpi itu tidak akan membahayakannya,” [HR Muslim, Bukhari, Tirmizi, Abu Dawud].
Oleh karena itu, kami nyatakan di sini bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan ketika mimpi buruk bagi mereka yang mengikuti petunjuk Nabi di atas.
Selain itu, kami ingatkan kepada saudara penanya untuk membaca Ayat Kursi (QS Al-Baqarah [2]: 255).
Diriwayatkan dalam satu hadis sahih bahwa siapa saja yang membaca ayat tersebut (Ayat Kursi) ketika hendak tidur, tidak ada Setan yang bisa mengganggunya sampai pagi. Ada pula doa-doa lainnya yang seharusnya dibaca ketika hendak tidur.
Juga, kami nasihatkan kepada siapa saja untuk berwudu sebelum tidur, membaca dua surat terakhir dari Al-Quran (Surat An-Naas dan Al-Falaq), serta dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah.
Melakukan amal saleh, membaca Quran secara umum, dan menjauhi murka Allah dapat membantu dan menjaga Anda ketika tidur.
Wallahu’alam bish shawwab.
Fatwa: 83663
Tanggal: 6 Zulqaidah 1422 (20 Januari 2002)
Sumber: Asy-Syabakah Al-Islamiyah
Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa)