Tarbiyah
Teladan yang Baik dalam Mendidik Anak
Oleh Syekh Muhammad Nur Suwaid
Keteladanan yang baik akan memberikan pengaruh yang besar terhadap jiwa anak, karena anak cenderung untuk meniru kedua orang tuanya, bahkan keduanya bisa membentu karakter si anak tersebut.
Dalam hadis yang sangat populer disebutkan, “….Kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” Rasulullah ﷺ mendorong orang tua untuk menjadi teladan yang baik bagi anak-anaknya, apalagi untuk urusan akhlak kejujuran dalam bergaul dengan anak-anak.
Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahuanhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Siapa saja yang mengatakan kepada anak kecil, ‘Hei kesinilah, akan aku beri sesuatu!’ tetapi dia tidak memberi sesuatu sama sekali, maka yang seperti itu termasuk ucapan dusta.”
Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin Amir bahwa beliau berkata, “Pada suatu hari, ibuku memanggilku, sedangkan saat itu Rasulullah sedang duduk di rumah kami. Ibuku berkata, ‘Kemarilah, akan kuberi kamu sesuatu!’ Rasulullah kemudian bertanya, ‘Apa yang hendak Anda berikan?’ Lantas ibu saya menjawab, ‘Aku akan memberinya kurma.’ Kemudian beliau bersabda, ‘Jika ternyata Anda tidak memberinya sesuatu, maka Anda akan dicatat sebagai orang yang berdusta.’”
Anak akan selalu memperhatikan dan mengawasi perilaku orang-orang dewasa. Mereka akan mencontoh orang dewasa. Jika anak-anak melihat orang tuanya berlaku jujur, maka mereka akan tumbuh di atas kejujuran. Demikian juga dalam hal-hal lainnya.
Adalah Ibnu Abbas Radhiyallahuanhu ketika beliau menyaksikan Rasulullah ﷺ melakukan salat malam di hadapannya, maka dia segera mengikuti beliau. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa dia berkata:
“Aku pernah menginap di rumah bibiku, Maimunah, pada suatu malam. Lalu Nabi ﷺ bangun malam. Beliau bangun malam, kemudian berwudu, lalu mengerjakan salat. Saya pun ikut serta mengambil wudu seperti beliau, lalu berdiri ikut mengerjakan salat di samping kiri beliau, lalu memindahkan saya ke sebelah kanan beliau lalu mengerjakan salat.”
Ibnu Abbas, ketika itu beliau masih kecil, melakukan wudu seperti wudunya Rasulullah ﷺ, kemudian beliau berdiri mengerjakan salat. Demikianlah, keteladanan yang baik akan memberikan pengaruh yang besar terhadap anak.
Kedua orang tua wajib memberikan keteladanan yang baik kepada anak, karena anak yang baru tumbuh akan selalu mengawasi perilaku kedua orang tuanya, juga pembicaraan mereka, serta bertanya mengapa seperti itu. Perhatikanlah bagaimana Abdullah bin Abi Bakrah yang mengikuti doa-doa yang dipanjatkan oleh ayahnya dan bertanya tentang doa-doa tersebut, kemudian ayahnya menjawab.
Abu Dawud meriwayatkan dari Abdullah bin Abi Bakrah Radhiyallahuanhu yang berkata, “Saya bertanya kepada ayah saya, ‘Wahay ayah, saya mendengar ayah selalu mengucapkan doa ini setiap pagi:
اللهم عافني في سمعى اللهم عافني في بصري لا إله إلا أنت
“Ya Allah, berikan hamba kesehatan dalam pendengaran hamba, berikan hamba kesehatan dalam penglihatan hamba, tiada sesembahan (yang hak) selain Engkau.”
‘Ayah mengulanginya sebanyak tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore.’ Kemudian ayah menjawab, ‘Wahai anakku, sesungguhnya aku telah mengengar Rasulullah ﷺ berdoa dengan doa tersebut dan aku ingin mengamalkan sunah beliau.”
Kedua orang tua dituntut untuk bisa mengimplementasikan perintah-perintah Allah ﷻ dan sunah Rasulullah ﷺ sebagai perilaku dan amalan serta terus menambah amalan-amalan sunah tersebut semampunya, karena anak-anak akan terus mengawasi dan meniru mereka setiap waktu. Kemampuan anak dalam menerima, sadar atau tidak sadar, sangatlah tinggi, di luar yang kita duga, karena kita biasanya hanya memandangnya sebagai makhluk kecil yang belum mengerti dan belum sadar, (Muhammad Quthb, dalam Manhaj At-Tarbiyah Al-Islamiyah: 2/117).