Tazkiyah

Dua Akibat Tidak Khusyuk dalam Salat

Pertama, ketidakmampuan mengakhiri perbuatan keji dan munkar. Sebab, salat yang khusyuk akan sangat efektif untuk mencegah tindakan keji dan munkar, sebagaimana firman Allah:

إِنَّ ٱلصَّلَوٰةَ تَنْهَىٰ عَنِ ٱلْفَحْشَآءِ وَٱلْمُنكَرِ ۗ

“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan keji dan munkar…” (Al-Ankabut [ 29 ]: 45)

Kedua, tidak memperoleh keberuntungan sempurna di hari kiamat. Pasalnya, Allah mengaitkan keberuntungan di hari kiamat dengan kekhusyukan.

Allah Ta’ala berfirman:

قَدْ اَفْلَحَ الْمُؤْمِنُوْنَ ۙ الَّذِيْنَ هُمْ فِيْ صَلٰو تِهِمْ خَاشِعُوْنَ

“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya.” (Al-Mukminun [ 23 ]: 1-2)

Khusyuk adalah ruhny salat dan tujuan paling utama yang ingin dicapai di dalam salat. Maka, salat tanpa khusyuk sepert raga mati yang tak lagi bernyawa.

Ketika Sa’id bin Musayyab rahimahullah melihat seseorang yang melakukan gerakan yang tidak berguna di dalam salatnya, beliau berkomentar, “Seandainya hati orang ini khusyuk, pasti anggota tubuhnya akan ikut khusyuk.”

Apa yang dimaksud dengan khusyuk nifaq , kekhusyukan orang-orang munafik?

Diriwayatkan dari Abu Yahya, bahwa telah sampai kepadanya bahwa Abu Darda’ atau Abu Hurairah berkata:
“Berlindunglah kepada Allah dari khusyuk nifaq.”

Ditanyakan, “Apa khusyuk nifak itu?”

Beliau menjawab, “Tubuh terlihat khusyuk, tetapi hatinya tidaklah khusyuk.”

BACA JUGA:  Makna dan Hakikat Taqwa serta Kriteria Orang Bertakwa

Irfan Nugroho

Guru TPA di masjid kampung. Mengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Nguter Sukoharjo. Penerjemah profesional dokumen legal atau perusahaan untuk pasangan bahasa Inggris - Indonesia dan penerjemah amatir bahasa Arab - Indonesia. Alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) tahun 2008 dan 2013.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button