Keluarga

Istri Menolak Hamil karena Suami di Luar Negeri dan Istri Tinggal Bersama Orang Tua

Pertanyaan: Saya sudah menikah selama lima tahun. Saya memiliki satu orang anak. Suami saya tinggal di luar negeri dan saya tinggal di rumah bersama orang tua saya. Suami saya pulang setiap dua tahun sekali. Dia ingin agar saya hamil, tetapi saya menolaknya karena saya tinggal bersama keluarga dan rumah kami sempit sekali. Selain itu, toh suami saya juga tinggal di luar negeri, ditambah lagi dengan orang tua saya yang menasihati agar tidak hamil dulu saat ini. Apakah saya berdosa jika saya menolak hamil sembari saya tinggal bersama keluarga dan suami saya bekerja di luar negeri jauh dari saya? Ayah saya tidak ingin saya keluar rumah dan tinggal sendiri di rumah saya, atau di rumah suami saya bersama ipar saya.

Jawaban oleh tim fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah, diketuai oleh Syaikh Abdullah Al-Faqih Asy-Syinqitti hafizahullah

Alhamdulillah. Wasolatu was salamu ala Rasulillah, wa ala alihi wa ashabihi aj’main. Amma bakdu.

Hamil adalah hak bersama di antara satu pasangan suami istri. Tidak boleh satu pihak mencegah hak pihak yang lain tanpa adanya alasan yang bisa dibenarkan oleh syariat.

Tentang Anda yang tinggal bersama keluarga Anda di satu rumah, ini bukan alasan syar’i untuk menolak kehamilan.

Jadi, apabila Anda tinggal di satu rumah yang kecil, Anda berhak meminta kepada suami Anda untuk diberikan satu rumah yang terpisah dari keluarga atau orang tua Anda.

Orang tua Anda tidak berhak untuk mencegah Anda tinggal di rumah yang terpisah, seperti yang diinginkan oleh suami Anda. Ketaatan seorang istri kepada suaminya dalam kebaikan adalah lebih diutamakan daripada ketaatannya kepada ayah atau ibunya.

Ibnu Taimiyah berkata:

المرأة إذا تزوّجت، كان زوجها أملك بها من أبويها، وطاعة زوجها عليها أوجب

“Jika seorang wanita menikah, dia menjadi milik suaminya setelah sebelumnya adalah milik ayahnya. Ketaatannya kepada suaminya (dalam kebaikan dan selama sang suami masih berislam) adalah wajib baginya.” Wallahu’alam bish shawwab

BACA JUGA:  Orang Tua Minta Suami Menceraikan Istrinya Menurut Mazhab Syafi’iah

Fatwa No: 463432

Tanggal: 29 September 2022 (4 Rabiul Awal 1444)

Sumber: Asy-Syabakah Al-Islamiyah

Penerjemah: Irfan Nugroho (Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)

======

 

السؤال

 أنا متزوجة منذ خمس سنوات، ومعي ابن، وزوجي مغترب، وأنا أسكن في بيت أهلي، وزوجي يخرج لزيارتنا كل سنتين، ويريد مني أن أحمل وأنا رافضة؛ لأني أسكن في بيت أهلي، والبيت ضيّق، ولأن زوجي يُطيل في غربته، وأهلي ينصحوني أن لا أحمل، فهل آثم إذا رفضت الإنجاب في بيت أهلي، وزوجي يريد ذلك؟ وأبي لا يسمح بخروجي من البيت للسكن في بيت وحدي، أو مع أهل زوجي؟

 الإجابــة

 الحمد لله، والصلاة والسلام على رسول الله، وعلى آله، وصحبه، أما بعد:

  فالإنجاب حق مشترك للزوجين، لا يجوز لأحدهما أن يمنع الآخر منه دون عذر، وراجعي الفتويين: 31369، 330457.

 وبقاؤك في بيت أهلك؛ ليس عذرًا يبيح لك حرمان زوجك من الإنجاب.

 وإذا كان بيت أهلك ضيقًا؛ فلك مطالبة زوجك بمسكن مستقلٍّ مناسب.

 ولا حقّ لأبيك في منعك من السكن في بيت آخر يرضاه زوجك؛ فطاعة المرأة لزوجها في المعروف مقدّمة على طاعة أبيها وأمّها، قال ابن تيمية في الفتاوى: المرأة إذا تزوّجت، كان زوجها أملك بها من أبويها، وطاعة زوجها عليها أوجب. انتهى.

 والله أعلم.

 

Irfan Nugroho

Guru TPA di masjid kampung. Mengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Nguter Sukoharjo. Penerjemah profesional dokumen legal atau perusahaan untuk pasangan bahasa Inggris - Indonesia dan penerjemah amatir bahasa Arab - Indonesia. Alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) tahun 2008 dan 2013.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button