Surat At Taubah 105: Kandungannya Menurut 7 Kitab Tafsir
Pembaca yang semoga dirahmati Allah, di Surat At-Taubah ayat 105, Allah memerintahkan jin dan manusia untuk beramal secara sungguh-sungguh, berikhtiar secara keras dalam urusan akhirat dan juga di dunia, karena Allah akan memberi imbalan yang sempurna kepada pelakunya, sesuai dengan kualitasnya masing-masing. Berikut adalah kandungan ayat tersebut menurut beberapa kitab tafsir Alquran utama. Teruskan membaca!
Lafaz Surat At Taubah 105
Latin: Wa quli’malụ fa sayarallāhu ‘amalakum wa rasụluhụ wal-mu`minụn, wa saturaddụna ilā ‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta’malụn
Arti: Dan Katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.
Tafsir Imam At Tabari
Allah berfirman kepada Nabinya Muhammad ﷺ, “Katakan wahai Muhammad kepada mereka yang mengakui dosa-dosa mereka karena sudah tidak ikut jihad bersamamu, ‘Beramallah hanya karenaKu dengan amal yang bisa mendatangkan keridaanNya, berupa pelaksanaan seluruh perintahNya, niscara Allah dan RasulNya akan memperhatikan amal kalian dan orang-orang yang beriman selama di dunia. Kemudian pada hari kiamat, kalian akan dikembalikan hanya kepada Tuhan yang Maha Kuasa, mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan apa yang kalian tampakkan. Tidak ada yang tersembunyi di sisi Allah, baik yang kalian tampakkan maupun kalian tutupi.
Tafsir Imam Al Qurtubi
Firman Allah ta’ala, “Dan katakanlah, ‘Bekerjalah kamu,’” adalah perintah yang ditujukan kepada seluruh manusia.
Firman Allah ta’ala, “Maka Allah dan RasulNya serta orang-orang beriman akan melihat pekerjaanmu itu,” maksudnya adalah semua akan mengetahui perbuatanmu tanpa harus diberitahukan kepada mereka.”
Di dalam sebuah riwayat disebutkan:
“Apabila ada seorang laki-laki melakukan suatu perbuatan di dalam gua yang tidak berpintu atau tidak berlubang sedikit pun, maka amalan itu tetap akan keluar dari gua tersebut kepada orang lain, sesuai perbuatan yang dia lakukan,” (Musnad Ahmad: 11230).
Tafsir Ibnu Katsir
Mujahid berkata, “Ini adalah ancaman dari Allah kepada orang yang durhaka terhadap perintah-perintah Allah. Amal dari orang-orang ini akan ditampilkan di hadapan Allah ta’ala dan di hadapan RasulNya, serta orang-orang yang beriman. Ini akan terjadi di hari kiamat, seperti yang disebutkan Allah dalam QS Al-Haqqah 18.
Ada kalanya Allah akan menampakkan hal tersebut kepada manusia di dunia, seperti yang disebutkan dalam hadis riwayat Imam Ahmad bin Hambal di atas (lihat tafsir Al Qurtubi di atas).
Tafsir Al-Ibriz karya KH Bisri Mustafa
Sira dhawuha, Muhammad! Sira kabeh padha ngamala sakarep ira, bagus utawa terserah, Allah ta’ala pirsa ngamal-ngamal ira, semono uga utusane Allah lan wong-wong mukmin. (Pirsane Allah ateges Allah ta’ala males sakmesthine. Pirsane Kanjeng Rasul lan mukminin ateges Kanjeng Nabi lan mukminin ngalem lan andongaake). Lan sira kabeh bakal padha disowanake menyang ngarsane Allah ta’ala kang mirsani perkara samar lan perkara nyata, nuli sira kabeh diwales apa mesthine, sebab anggon ira padha ngamal.
Tafsir Muyassar, Kementerian Agama Arab Saudi
Dan katakanlah (wahai nabi), kepada orang-orang yang telah ikut berjihad, ”berbuatlah kalian karena Allah dengan apa yang Dia ridoi dari ketaatan kepadaNya, dan menunaikan kewajibanNya dan menjauhi maksiat kepadaNya, maka Allah akan melihat amal kalian, begitu pula rasulNya dan kaum mukminin, dan jati diri kalian akan menjadi jelas urusan kalian. Dan kalian akan dikembalikan pada hari kiamat kepada dzat yang mengetahui perkara rahasia dan perkara nyata dari kalian, lalu Dia akan memberitakan kepada kalian tentang apa yang dahulu kalian kerjakan. Dalam ayat ini termuat peringatan dan ancaman bagi orang yang tetap bertahan di atas kebatilan dan keangkuhannya.
Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka
Tuhan selalu memperhatikan amal kamu. Zahirnya diketahui Tuhan, batinnya pun diketahuiNya. Gaibnya dan nyatanya, kulit pengubar luar dan teras yang ada di dalam. Dan nanti di akhirat akan diberitakan Tuhan bagaimana mutu amal itu, jujurkah atau curangkah. Di waktu itu tidak bisa bersembunyi lagi.
Tadi dikatakan, Tuhan memperhatikan, Rasul memperhatikan dan orang mukmin pun memperhatikan. Niscaya Rasul sebagai manusia dan orang mukmin pun kadang-kadang hanya melihat yang kulit saja, yang gaib mereka tidak tahu. Kadang-kadang ada juga orang mukmin yang memperhatikan, melihat bahwa pekerjaan kita itu tidak ikhlas. Tetapi dia tidak sanggup membuka mulut mengatakan terus terang. Tetapi di hadapan Tuhan, terlebih-lebih tidak dapat main-main. Tidak pun ada rahasia dan mutu amal itu akan dibuka oleh Tuhan.
Fi Zilalil Quran Sayyid Qutub
Manhaj Islam adalah manhaj akidah, dan amal adalah bukti dari akidah tersebut. Tanda kesungguhan tobat mereka itu adalah amal yang tampak dilihat oleh Allah, RasulNya, dan kaum mukminin. Sedangkan di akhirat, mereka diserahkan kepada Allah yang Maha Mengetahui apa yang gaib dan yang tidak terlihat, yang mengetahui apa yang dikerjakan oleh anggota tubuh dan yang tersimpan di dalam hati.
Penyesalan dan tobat bukanlah akhir dari segalanya. Namun, berikutnya ada amal yang mengikuti penyesalan dan tobat itu. Maka, amal itulah yang membenarkan atau mendustai perasaan-perasaan kejiwaannya, memperdalamnya, atau malah menghancurkannya setelah sebelumnya mencapai kebeningannya!
Islam adalah manhaj kehidupan yang realistis, yang tidak cukup sekadar perasaan dan niat saja, selama tidak berubah menjadi gerakan nyata. Niat yang baik mempunyai tempat tersendiri, namun ia sendiri tidak menjadi gantungan hukum atau balasan. Tapi, ia dihitung bersama dengan amal perbuatan, sehingga niat itu menjadi penentu nilai amal perbuatan. Inilah makna hadis, “Amal perbuatan ditentukan nilainya oleh niat.” Amal perbuatan itu juga diperhatikan, tak sekadar niat!
Penutup
Demikian pelajaran kita tentang surat At Taubah ayat 105. Jika di pelajaran sekolah ayat ini dikaitkan dengan anjuran untuk bekerja mencari nafkah agar mendapat imbalan atau upah, silakan dipertimbangkan lagi dan dibandingkan dengan penafsiran para ulama di atas. Apakah cocok atau tidak?
Dicatat oleh Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa) agar bisa dibaca lagi lain waktu, ditayangkan di sini agar pembaca bisa mengambil manfaat darinya, sehingga menjadi amal jariyah bagi kami sekeluarga. Aamiin