Pembaca rahimakumullah, Surat Shad ayat 54 sedang menjadi trending di internet. Apakah benar bahwa menulis surat shad ayat 54 pada malam nisyfu syaban bisa membuat pelakunya kaya? Apa kandungan surat shad ayat 54? Berikut kami suguhkan penafsiran ulama ahli tafsir Imam At-Tabari rahimahullah dan beberapa mufasir lainnya.
Teks Arab Latin Surat Shad 54
Pembaca rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman:
Latin: Inna hāżā larizqunā mā lahụ min nafād
Arti: Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tiada habis-habisnya.
Tafsir surat Shad ayat 54
TENTANG FIRMAN ALLAH (إِنَّ هَذَا) yang artinya “Sesungguhnya ini adalah,” Imam At-Tabari menafsirkannya sebagai berikut:
Ini adalah apa yang telah Kami berikan kepada orang-orang yang bertakwa di surga Adn, mulai dari buah-buahan yang banyak, minuman, hingga bidadari yang tidak jelalatan pandangannya.
Dan Kami tempatkan mereka di dalamnya (di dalam Surga) sehingga mereka bisa mendapat berbagai kelezatan dan di dalamnya, mereka bisa mendapatkan apa saja yang diinginkan oleh jiwa mereka.
TENTANG FIRMAN ALLAH (لَرِزْقُنَا), yang artinya, “Benar-benar rezeki dari Kami,” tafsir bagian ini menurut Imam At-Tabari adalah:
Kami beri mereka rezeki di dalamnya (di dalam Surga), sebagai bentuk pemuliaan dari Kami untuk mereka.
TENTANG FIRMAN ALLAH (مَا لَهُ مِنْ نَفَادٍ), yang artinya, “Yang tiada habis-habisnya,” makna dari ayat ini menurut Imam At-Tabari adalah:
Semua nikmat itu tidak akan terputus dari mereka, juga nikmat itu tidak akan fana (hilang/habis).
Setiap kali mereka mengambil satu dari sekian banyak buah dari salah satu pohon-pohon surga, kemudian mereka memakan buah tersebut, maka dari tempat yang dipetik itu akan berbuah lagi yang serupa.
Yang seperti itu bagi mereka akan berlangsung selama-lamanya, kekal abadi.
(Nikmat atau rezeki seperti itu) tidak akan terputus seperti yang dialami penduduk bumi ketika di dunia, yang terputus akibat punah atau habis.
Pelajaran
Dari tafsir Imam At-Tabari terhadap surat Shad ayat 54 ini bisa diambil beberapa faidah atau pelajaran, di antaranya:
- Rezeki di dalam surat shad ayat 54 ini adalah nikmat di surga, bukan di dunia
- Nikmat di surga bisa berupa buah dan minuman yang lezat, bidadari yang tidak jelalatan pandangannya, dan banyak lagi lainnya
- Penduduk surga bisa mendapat apa saja yang mereka inginkan
- Rezeki dari Allah bagi penduduk surga adalah bentuk pemuliaan dari Allah untuk orang bertakwa
- Jadi, syarat agar bisa mendapat rezeki yang tidak terputus di surga adalah menjadi orang yang bertakwa selama di dunia
- Allah memberi rezeki bagi penduduk surga dengan rezeki yang tidak terputus, tidak habis, tidak punah
- Nikmat di surga itu tidak sama dengan nikmat di dunia, misal, apakah ada buah yang dipetik, lalu dimakan, lalu dari bekas petikan itu langsung muncul buah yang serupa?
Penutup
Nah, setelah membaca tafsir Imam At-Tabari terhadap surat Shad 54 ini, apakah benar bahwa dengan menulis ayat ini di malam nisyfu syaban bisa menjadi sebab seseorang menjadi kaya tiada henti di dunia? Wallahu’alam bish shawwab
Nguter, 14 Maret 2023
Irfan Nugroho (Guru di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo, semoga anak-anaknya menjadi ulama, dan keluarganya senantiasa diberkahi oleh Allah ta’ala. Aamiin)