AdabHadis

Tidak Bersyukur kepada Allah, Orang yang tidak Terima Kasih kepada Manusia

Pembaca rahimakumullah, Islam menganjurkan pemeluknya untuk senantiasa bersyukur kepada Allah di semua waktu dan keadaan. Dan tahukah Anda bahwa di antara syarat syukur kepada Allah adalah berterima kasih kepada manusia yang telah berbuat baik kepadanya.

Matan Hadits

Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لا يَشْكُرُ اللهَ مَن لا يَشْكُرُ الناسَ

Tidak bersyukur kepada Allah, orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, (Sunan Abu Dawud: 4811).

Imam At-Tirmizi meriwayatkan hadits yang serupa dengan sedikit perbedaan lafaz, juga dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ لَا يَشْكُرُ النَّاسَ لَا يَشْكُرُ اللَّهَ

Orang yang tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allah, (Jami At-Tirmizi: 1954).

BACA JUGA:  Istri tidak Bersyukur kepada Suaminya padahal Butuh

Penjelasan

Tertulis di dalam Ensiklopedia Hadis Durar Saniyah, “Nabi ﷺ mengajarkan kepada kita bahwa pujian dan syukur kepada Allah ta’ala hendaknya dilakukan di semua waktu dan keadaan.”

Lebih lanjut di situ tertulis:

ومِن لوازمِ شُكرِ اللهِ عزَّ وجلَّ أنْ يَشكُر الإنسانُ غيرَه إذا قَدَّم إليه معروفًا

Bahkan di antara syarat bersyukur kepada Allah azza wa jalla adalah seseorang berterima kasih kepada orang lain apabila orang yang pertama tadi mendapat kebaikan dari orang yang kedua.[1]

Hadits ini bisa bisa dimaknai dengan beberapa pemaknaan:

لا يَقْبلُ اللهُ تَعالى شُكرًا مِن عبْدِه الَّذي أحسَنَ إليه، إذا كان هذا العبْدُ ممَّن

Allah tidak menerima syukur seorang hamba yang telah mendapat kebaikan dari Allah apabila hamba tersebut termasuk orang yang:

يَنْسى المعروفَ الذي قدَّمه إليه أحدٌ مِن النَّاسِ

1. Melupakan kebaikan orang-orang kepada dirinya

ويَكفُرُ نِعَمَهم، ولا يَشْكُرُهم عليها

2. Mengingkari nikmat/kebaikan dari orang-orang tersebut kepadanya dan tidak berterima kasih kepada mereka atas nikmat tersebut.

Jadi, meskipun seseorang mendapat kebaikan atau nikmat dari Allah melalui manusia, kemudian orang tersebut mengucapkan “alhamdulillah,” ucapan syukurnya itu tidak dianggap apa-apa karena:

  1. Dia melupakan kebaikan orang lain kepadanya
  2. Dia tidak berterima kasih kepada orang lain yang telah berbuat baik kepadanya.

Mengapa demikian? Tertulis di dalam Mausuatul Haditsiyah:

وذلك لاتِّصالِ الأمرَينِ ببعْضِهما

Karena dua hal itu saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.[2]

Hadits ini juga bisa dimaknai dengan:

مَنْ كان مِنْ طبعِه وعادَتِه كُفرانُ نِعْمَةِ النَّاسِ وترْكُ الشُّكْرِ لهم، كان مِن عادَتِه وطبْعِه كفْرُ نِعْمةِ اللهِ وترْكُ الشُّكرِ له لأنَّه ليس مُعتادًا على الشُّكرِ

Orang yang karakter dan kebiasaannya sering kufur terhadap kebaikan orang lain kepadanya, juga sering tidak berterima kasih kepada orang lain yang berbuat baik kepadanya, ya itu aslinya dia adalah orang yang tabiatnya sering berlaku kufur terhadap nikmat Allah, juga sering tidak bersyukur kepada Allah. Mengapa? Karena memang dia itu memiliki kebiasaan tidak berterima kasih.

Hadits ini juga bisa dimaknai sebagai berikut:

مَن لا يَشكُرُ النَّاسَ كمَن لا يشْكُرُ اللهَ وإنْ شَكَرَه

Orang yang tidak mengucapkan terima kasih kepada manusia, seolah-olah dia itu juga tidak bersyukur kepada Allah, meskipun dia secara zahir bersyukur kepada Allah (misal dengan mengucapkan ‘alhamdulillah’).

Ada beberapa hal yang perlu diingat tentang mengapa kita dianjurkan untuk berterima kasih kepada manusia sebagai suatu rangkaian syukur kepada Allah:

  1. Anjuran berterima kasih kepada manusia itu bukan karena kita meyakini bahwa nikmat tersebut asalnya dari manusia
  2. Kita harus meyakini bahwa nikmat tersebut datang dari Allah Al-Mun’im (Yang Maha Memberi Nikmat) MELALUI tangan manusia.

Pelajaran

  1. Wajibnya bersyukur kepada Allah
  2. Anjuran berterima kasih kepada manusia yang melalui mereka Allah memberi kebaikan kepada kita
  3. Anjuran untuk membiasakan diri untuk dengan poin 1 dan 2
  4. Larangan melalaikan kebaikan orang lain kepada kita
  5. Larangan kufur nikmat
  6. Larangan mengingkari kebaikan orang lain kepada kita

Wallahu’alam bish shawwab

Karangasem, 16 Maret 2023

Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Nguter)

[1] Mausuatul Haditsiyah: 75019

[2] Idem

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button