Pembaca rahimakumullah, ini adalah teks khutbah jumat tentang mendoakan pemimpin. Tema ini kami angkat karena momentum pascapemilu. Semoga Indonesia menjadi negeri yang aman dan diberkahi. Khutbah ditulis oleh Irfan Nugroho, semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga.
KHUTBAH 1
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Pemilihan umum sudah selesai, dan saat ini kita hanya bisa berdoa semoga presiden yang terpilih adalah pemimpin yang baik, bertakwa kepada Allah. Sungguh, rusaknya suatu negeri berawal dari rusaknya pemimpin, lalu merembet kepada rusaknya rakyat. Pun sebaliknya, baiknya suatu negeri, dimulai dengan baiknya pemimpin, sehingga menjadi teladan bagi rakyatnya dalam kebaikan.
Allah ta’ala berfirman:
“Apabila Allah hendak menghancurkan suatu negara”
“Allah akan terlebih dahulu memerintahkan para pemimpin di negeri itu untuk bertakwa kepada Allah,”
“tetapi para pemimpin tersebut tidak mau bertakwa kepada Allah, dan justru membuat kerusakan di negeri tersebut,”
“Maka sudah pantas bagi pemimpin, rakyat, dan negeri tersebut mendapat “Al-Qaulu” atau ketetapan dari Allah.” Apa ketetapan dari Allah itu?
“Kemudian Allah hancurkan negeri itu dengan sehancur-hancurnya,” (Quran Surat Al-Isra ayat 16).
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Menafsirkan ayat tersebut, KH. Abdul Aziz Ath-Thuraifi hafizahullah berkata:
“Kerusakan di suatu negara dan rakyatnya dimulai dengan rusaknya para petingginya (pemimpinnya), lalu diikuti dengan rusaknya para bawahan (rakyat).”
Pun sebaliknya, “Baiknya suatu negara diawali dengan baiknya para pemimpin, lalu dijadikan teladan oleh rakyatnya dalam kebaikan, maka jadilah negeri itu negeri yang baik.”
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Pemilihan umum presiden dan wakil presiden telah selesai (atau hampir selesai). Siapa pun pemimpinnya kelak, kita hanya bisa berdoa, semoga pemimpin tersebut bisa membawa kebaikan bagi rakyatnya dalam urusan agama dan dunia.
Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Auf bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik pemimpin bagi kalian…”
“…adalah pemimpin yang kalian mencintainya, dan pemimpin itu pun mencintai kalian.”
“…Pemimpin yang mendoakan kebaikan bagi kalian…”
“…dan kalian pun sebagai rakyat juga mendoakan mereka,” (Sahih Bukhari: 1855).
Inilah di antara kewajiban pemimpin kepada rakyatnya, yaitu mendoakan kebaikan bagi rakyatnya. Pun demikian, di antara hak pemimpin dari rakyatnya adalah, “Didoakan oleh rakyatnya.”
Lalu seperti apa hakikat mendoakan pemimpin? KH Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin berkata:
Kalian mendoakan pemimpin supaya Allah memberi hidayah kepada para pemimpin tersebut,” sehingga pemimpin kita mau bertakwa kepada Allah, menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan Allah.
Kalian mendoakan pemimpin supaya Allah menjadikan orang-orang dekat di sekitar pemimpin adalah orang-orang yang saleh.
Kalian mendoakan pemimpin supaya Allah memberi taufik kepada pemimpin untuk menegakkan keadilan, (Syarah Riyadhus Shalihin).
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Baiknya suatu negeri diawali dengan baiknya pemimpin. Demikian pula sebaliknya, rusaknya negeri diawali dengan rusaknya rakyat. Dan karena momen untuk memilih pemimpin yang baik agama dan akhlaknya sudah selesai, kini kita hanya bisa berdoa untuk kebaikan negeri ini, serta mendoakan pemimpin supaya mendapat hidayah dari Allah untuk bertakwa, supaya pemimpin kita dikelilingi oleh menteri-menteri atau staf-staf yang saleh, serta supaya Allah memberi taufik kepada pemimpin kita untuk mau dan berusaha menegakkan keadilan di negeri ini.