Ensiklopedia Akhlak: Berpaling dari Orang Bodoh
Pembaca rahimakumullah, berikut adalah artikel tentang salah satu akhlak mulia, yaitu berpaling dari orang-orang bodoh. Artikel ini adalah terjemahan dari ringkasan Ensiklopedia Akhlak Dorar Saniyah. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!
Anjuran Berpaling dari Orang Bodoh dalam Al-Quran
Allah berfirman memerintahkan NabiNya ﷺ agar berpaling dari orang-orang bodoh:
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh, (QS Al-A’raf: 199).
Allah berfirman memuji hambaNya yang memiliki sifat lembut dan berpaling dari orang-orang bodoh:
Dan apabila mereka mendengar perkataan yang tidak bermanfaat, mereka berpaling daripadanya dan mereka berkata: “Bagi kami amal-amal kami dan bagimu amal-amalmu, kesejahteraan atas dirimu, kami tidak ingin bergaul dengan orang-orang jahil,” (QS Al Qasas: 55).
Anjuran Berpaling dari Orang Jahil dari Sunah Nabi
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma bahwa Rasulullah bersabda:
Orang mukmin yang bergaul dengan manusia dan bersabar dengan gangguan dari mereka, pahalanya lebih besar daripada orang mukmin yang tidak bergaul dengan manusia dan tidak bersabar dengan gangguan mereka, (Sunan Ibnu Majah: 4032. Al-Albani: Sahih)
Anjuran Berpaling dari Orang Bodoh dari Perkataan Salaf
Maki bin Abi Talib berkata:
Di dalam sikap berpaling dari orang-orang bodoh terdapat kesabaran, kelembutan, membersihkan diri dari dampak buruk bergaul dengan orang bodoh dan berdebat dengan mereka, serta perbuatan toksik lain, (Al-Hidayah: 4/2688).
Makna Berpaling dari Orang Bodoh secara Bahasa
Makna Berpaling adalah berpaling dari seseorang, mengesampingkan dia, tidak memperhatikan dia.
Bodoh itu ada tiga macam:
Pertama: Kosongnya jiwa dari ilmu, dan ini adalah pengertian dasar dari bodoh.
Kedua: Meyakini sesuatu secara berlawanan dari yang sebenarnya.
Ketiga: Melakukan sesuatu secara berlawanan dari prosedur yang sebenarnya.
Makna Berpaling dari Orang Bodoh secara Istilah
Tertulis di dalam Ensiklopedia Akhlak Dorar Saniyah bahwa makna berpaling dari orang-orang bodoh adalah:
Jika orang bodoh berbuat bodoh kepada Anda, Anda tidak membalasnya dengan kebodohan, (Ibnul Qayyim, Madarijus Salikin: 2/291).
Macam-macam Berpaling dari Orang Bodoh
Berpaling dari orang-orang bodoh ada dua macam:
Berpaling yang terpuji, yaitu:
Berpaling dari kebodohan dan kejahilan orang bodoh, dengan bersikap sabar terhadap gangguannya, kezalimannya, serta tidak membalasnya. Dia melimpahkan urusan itu kepada Allah, ingin menjadikan orang tersebut saleh, serta menjaga diri dari adu mulut atau baku hantam dengan orang bodoh.
Berpaling yang tercela, yaitu:
Berpaling dari orang yang bodoh dalam perkara-perkara yang sifatnya wajib, seperti yang berkaitan dengan hak² Allah, serta tidak mau mengajarinya, berputus asa darinya, tidak mengingkari kezalimannya dan tidak menjelaskan ke dia kezalimannya.
Buah dari Sikap Berpaling dari Orang Bodoh
Di dalamnya terdapat ketundukan terhadap perintah Allah ta’ala.
Mendapatkan cinta manusia, beserta pujian dan sanjungan manusia.
Sikap ini adalah akhlak para nabi, juga akhlak orang² saleh dan para pengikut mereka.
Mampu menahan jiwa, mengendalikan amarah, serta melawan keinginan untuk balas dendam.
Selamat dari kengototan orang² bodoh lagi zalim yang berbuat bodoh dan berbuat zalim.
Menghentikan kejahatan musuh, mengubahnya menjadi teman, mengganti permusuhannya menjadi rasa cinta.
Menjadikan lapang dada.
Membersihkan jiwa dari bergaul dengan terkontaminasi dengan perilaku bodoh dan debat kusir.
Menjadikan hati² manusia bersatu dan guyup rukun, serta menjauhkan hati² manusia dari perpecahan.
Cara Melatih Sifat Berpaling dari Orang Bodoh
Mengetahui bahwa berpaling dari orang-orang bodoh merupakan penerapan sifat lemah lembut kepada mereka, dan Allah cinta dengan orang yang lembut.
Mengetahui bahwa berpaling dari orang-orang bodoh termasuk akhlak para nabi, orang-orang soleh, dan dianjurkan untuk mengikuti mereka.
Mengetahui bahawa berpaling dari orang-orang bodoh termasuk sebab keselamatan dari gangguan mereka dan pencegah kejahatan mereka.
Sadar bahwa manusia itu berbeda beda dan bergaul dengan setiap insan dengan cara yang sesuai dengan keadaan mereka.
Mengetahui bahwa membalas kebodohan orang bodoh dengan sifat lemah lembut dan memaafkan adalah sebab timbulnya rasa cinta dan kasih sayang serta rujuknya orang bodoh tersebut dari kesalahan.
Wallahua’lam
Karangasem, 27 Juni 2024
Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa Nguter dan RQ Irmas Bani Saimo Bulu)