Adab

Sahihul Adab: Adab Menguap di dalam Islam

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah artikel tentang adab menguap di dalam Islam. Artikel ini adalah terjemahan dari Sahihul Adab Al-Islamiyah karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah, dengan tambahan faidah dari setiap hadisnya dari kitab Al-La-ali Al-Bahiyyatu Syarh Sahihul Adab Al-Islamiyah karya Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhani. Semoga bermanfaat!

آدَابُ التَّثَاؤُبِ

Adab Menguap

Pembaca rahimakumullah, adab menguap di dalam Islam adalah apa saja sunah yang hendaknya dilakukan, juga apa larangan yang diajarkan di dalam Islam ketika seseorang menguap. Apa itu menguap atau at-tatsaub?

Di dalam Bahasa Indonesia, menguap berasal dari kata “Kuap” yang di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan dengan:

“Perihal (perbuatan) mengangakan mulut dengan menarik dan mengeluarkan napas karena mengantuk.”

Di dalam bahasa Arab, menguap artinya tatsaub (تَثاؤُب) yang artinya:

اِنْفِتَاحُ الفَمِ عَلَى سَعَتِهِ بِسَبَبِ قِلَّةِ النَّوْمِ أَوِ العَيَاءِ، وَهِيَ حَرَكَةٌ لاَ إِرَادِيَّةٌ

Terbukanya mulut secara lebar karena kurang tidur atau karena lelah. Ia merupakan gerakan yang tidak disengaja, (Al-Maany).

Apa saja yang harus kita lakukan sebagai seorang muslim ketika menguap? Berikut adalah adab-adab menguap di dalam Islam.

رَدُّ التَّثَاؤُبِ مَا اسْتَطَاعَ

Menahan Menguap Semaksimal Mungkin

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Sungguh, Allah suka dengan bersin, tetapi Allah benci dengan menguap. Maka, jika seseorang bersin, hendaknya dia memuji Allah. Dengan begitu, hak bagi setiap muslim yang mendengarnya adalah mendoakannya. Menguap itu asalnya dari setan. Maka, hendaknya seseorang menahan menguap semaksimal mungkin. Jika dia sampai berkata, “Ha,” setan tertawa karenanya, (Sahih Bukhari: 6223).

BACA JUGA:  17 Masalah Seputar Udhiyah - Terjemah Ad-Durar Al-Bahiyyah fi Fiqhi Udhiyah

PENJELASAN

Sabda Nabi ﷺ (Sungguh, Allah suka dengan bersin), maksudnya bersin yang bukan karena flu, karena bersin akan membuat pelakunya untuk taat, maka diperintahkan untuk memuji Allah dan yang mendengarkan diperintahkan untuk mendoakannya.

Sabda Nabi ﷺ (Allah benci dengan menguap), karena menguap (akibat kantuk atau lelah) akan mencegah pelakunya untuk segera melakukan ketaatan.

Sabda Nabi ﷺ (Menguap itu asalnya dari setan) maksudnya setan itu suka melihat orang yang menguap, karena ketika orang menguap, ekspresi wajah seseorang akan berubah jelek, makanya setan tertawa. Jadi, bukan berarti setan yang menghembuskan nafas ketika seseorang menguap.

Sabda Nabi ﷺ (hendaknya seseorang menahan menguap semaksimal mungkin) maksudnya seseorang menahan mulutnya. Jika dia masih tidak sanggup, dia letakkan tangannya di mulutnya.

Sabda Nabi ﷺ (setan tertawa karenanya) maksudnya setan bergembira dengan hal itu, karena di saat itu, ekspresi wajah seseorang berubah jelek, dan setan pun masuk ke dalam mulutnya.

PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

1 – Sunah menahan mulut agar tetap tertutup ketika menguap

2 – Jika tidak sanggup, seseorang menahan menguap dengan meletakkan tangan di mulutnya

3 – Penegasan tentang keberadaan setan

4 – Penetapan sifat Allah yang suka dengan orang bersin, dengan pemaknaan yang bebas dari Tahrif (digeser ke makna lain), Ta’thil (ditiadakan), Takyif (ditanyakan bagaimana caranya), Tamtsil atau Tasybih (Disamakan atau dimiripkan).

5 – Sunah memuji Allah ketika bersin

6 – Sunah mendoakan orang bersin yang memuji Allah

7 – Makruh menguap sampai keluar suara, “Ha.”

وَضْعُ الْيَدِ عَلَى الْفَمِ أَثْنَاءَ التَّثَاؤُبِ

Meletakkan Tangan di Mulut ketika Menguap

Adab menguap di dalam Islam selanjutnya adalah meletakkan tangan di mulut. Imam Muslim meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فَلْيُمْسِكْ بِيَدِهِ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Jika salah seorang dari kalian menguap, hendaknya dia tahan dengan tangannya, karena setan akan masuk, (Sahih Muslim: 2995).

PENJELASAN

Sabda Nabi ﷺ (karena setan akan masuk) maksudnya masuk ke mulut orang yang menguap dan tidak ditahan atau ditutup dengan tangan. Masuk di sini adalah masuk secara hakiki, sebenarnya. Ingat, setan bisa mengalir di aliran darah manusia, selama manusia tidak berzikir kepada Allah. Nah, ketika menguap, seseorang tidak dalam kondisi berzikir kepada Allah, maka setan pun masuk secara hakiki.

BACA JUGA:  Adab Makan: Tidak Menghina Makanan

PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

اِسْتِحْبَابُ وَضْعِ الْيَدِ عَلَى الْفَمِ عِنْدَ التَّثَاؤُبِ

1 – Mustahab (sunah) meletakkan tangan di mulut ketika menguap.

تَقْرِيرُ وُجُودِ الشَّيْطَانِ

2 – Penegasan tentang konsep adanya setan.

تَحَيَّنَ الشَّيْطَانُ كُلُّ الْفُرَصِ لِإِضْلَالِ الْمُسْلِمِ

3 – Setan selalu merenggut setiap kesempatan untuk menyesatkan orang Islam.

اِلْتِزَامُ آدَابِ الْإِسْلَامِ فِي جَمِيعِ الْحَالَاتِ ؛ لِأَنَّهَا عُنْوَانُ الْكَمَالِ وَالْأَخْلَاقِ

4 – Perintah untuk berkomitmen terhadap adab Islam di semua keadaan, karena sikap seperti itu termasuk kesempurnaan akhlak.

اَلشَّيْطَانُ يَرْقُبُ غَفْلَةَ اِبْنِ آدَمْ حَتَّى يَسْخَرَ مِنْهُ، وَيَدْخُلُ فِي فِيهِ

5 – Setan selalu mengawasi kelengahan manusia, sampai dia mengolok-olok manusia dan masuk ke dalam mulutnya.

فِي الْحَدِيثِ دَلَالَةٌ لِلْمُسْلِمِ عَلَى أَنْ يُحَارِبَ الشَّيْطَانُ بِكُلِّ وَسِيلَةٍ

6 – Di hadis ini terdapat dalil bagi orang Islam untuk selalu memerangi setan dengan segala macam sarana.

وَضْعُ الْيَدِ عَلَى الْفَمِ أَثْنَاءَ التَّثَاؤُبِ فِي الصَّلَاةِ

Meletakkan Tangan di Mulut ketika Menguap di dalam Salat

Adab menguap selanjutnya adalah meletakkan tangan di mulut ketika menguap di dalam salat. Imam Abu Dawud meriwayatkan hadis yang dinilai hasan oleh Syaikh Al-Albani dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu berkata:

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنْ السَّدْلِ فِي الصَّلَاةِ وَأَنْ يُغَطِّيَ الرَّجُلُ فَاهُ

Bahwa Rasulullah ﷺ melarang As-Sadl di dalam salat dan juga melarang seseorang menutup mulutnya, (Sunan Abu Dawud: 643).

PENJELASAN

As-Sadlu artinya 1) menjulurkan pakaian sampai menyentuh tanah, atau 2) menjulurkan pakaian hingga menutupi tangannya, sehingga ketika rukuk dan sujud tangannya tidak terlihat.

Sabda Nabi ﷺ (menutup mulutnya) maksudnya menutup mulutnya ketika salat dengan baju, ujung surban, atau masker, kecuali ketika ada keperluan, di antaranya ketika menguap, di dalam salat, karena hal itu bisa mengganggu seseorang dari membaca doa atau Quran, juga menyebabkan kurang sempurnanya sujud.

Imam Muslim meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Said Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا تَثَاوَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Apabila salah seorang dari kalian menguap di dalam salat, hendaknya dia menahannya semaksimal mungkin, karena setan akan masuk, (Sahih Muslim: 2995).

BACA JUGA:  Adab Makan: Tidak Boleh Terlalu Kenyang

PENJELASAN

Sabda Nabi ﷺ (menahannya atau al-kadhmu) maksudnya, “Menutup mulut dengan merapatkan kedua bibir,” juga bisa dimaknai dengan menaruh tangan di mulut.

Imam Abu Dawud dan At-Tirmizi meriwayatkan dengan sanad yang hasan sahih dari Suhail Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا تَثَاءَبَ أَحَدُكُمْ فِي الصَّلَاةِ فَلْيَكْظِمْ مَا اسْتَطَاعَ فَإِنَّ الشَّيْطَانَ يَدْخُلُ

Jika salah seorang dari kalian  menguap  di dalam salat, hendaknya dia menahan semampu mungkin, karena setan akan masuk, (Sunan Abu Dawud: 5026).

PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

كَرَاهَةُ السَّدِلْ لَا سِيَّمَا فِي الصَّلَاةِ

Makruh menjulurkan pakaian sampai ke tanah atau sampai menutupi kedua tangan, apalagi di dalam salat.

كَرَاهَةُ تَغْطِيَةِ الْفَمِ فِي الصَّلَاةِ

Makruh menutup mulut di dalam salat (kecuali karena hajat seperti ketika menguap atau bersin).

يَنْبَغِي لِلْمُتَثَائِبِ أَنْ يَحْبِسَ تَثَاؤُبُهُ مَا اسْتَطَاعَ

Orang yang menguap hendaknya menahan mulutnya sebisa mungkin.

تَقْرِيرُ وُجُودِ الشَّيَاطِينِ، وَعَظِيمٌ إِضْلَالهُمْ .

Penegasan tentang konsep adanya setan, serta besarnya upaya setan untuk menyesatkan manusia.

عَدَم رَفْعِ الصَّوْتِ بِالتَّثَاؤُبِ

Tidak Meninggikan Suara ketika Menguap

Adab menguap yang terakhir adalah tidak meninggikan suara ketika menguap. Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Menguap itu asalnya dari setan. Maka, hendaknya seseorang menahan menguap semaksimal mungkin. Jika dia sampai berkata, “Ha,” setan tertawa karenanya, (Sahih Bukhari: 6223).

PELAJARAN

Pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

اِسْتِحْبَابُ خِفْضِ الصَّوْتِ عِنْدَ التَّثَاؤُبِ

1 – Sunah menjaga suara ketika menguap

اِسْتِحْبَابُ تَرْكِ كَثْرَةِ الْأَكْلِ اَلَّتِي هِيَ سَبَبُ التَّثَاؤُبِ

2 – Sunah meninggalkan kebiasaan banyak makan yang bisa menyebabkan (mengantuk, malas) menguap.

فَرَحَ الشَّيْطَانُ بِنُفُوذِ تَصَرُّفِه

3 – Setan senang dengan keberhasilan dari usahanya (menyesatkan manusia).

Wallahua’lam

Karangasem, 1 Agustus 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah memudahkan urusan-urusannya. Aamiin)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button