HadisTazkiyah

Hadis At-Tirmidzi 3401 – Lakukan Dua Hal ini saat Berdoa

Pembaca rahimakumullah, ada kaidah penting dalam urusan keterkabulan doa, sebagaimana disebutkan di dalam Sunan At-Tirmidzi Hadis Nomor 3401. Artikel ini akan menjelaskan hadis tersebut dan menyuguhkan beberapa pelajaran yang bisa diambil dari hadis tersebut. Teruskan membaca!

HADIS AT-TIRMIZI 3401

Imam At-Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

Berdoalah kepada Allah dengan kalian yakin bahwa doa itu akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai, (Sunan At-Tirmidzi: 3401).

PENJELASAN HADIS AT-TIRMIZI 3401

Sabda Nabi (ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ) artinya, “berdoalah kepada Allah dengan kalian yakin bahwa doa itu akan dikabulkan.” Maksudnya, sebagaimana tertulis di dalam At-Tanwir Syarah Al-Jāmi Ash-Shagīr:

لأن الإيقان بها من حسن الظن بالرب تعالى وقد ثبت أنه عند حسن ظن عبده به

Karena yakin dengan terkabulnya doa adalah satu dari sekian bentuk husnudzon kepada Allah ta’ala sebagaimana telah jelas bahwa Allah menurut prasangka hambaNya.

Sabda Nabi (وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ) artinya, “Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa dari hati yang lalai.” Maksudnya:

عن معنى ما قاله أو غافل لاه عن الطاعات أو عن الله أو عن رجائه الإجابة

Lalai dari makna doa yang dia ucapkan. Atau, lalai dari taat kepada Allah. Atau, lalai dari berharap kepada Allah akan terkabulnya doa, (At-Tanwir Syarah Al-Jāmi Ash-Shagīr Ash-Shan’ani: 1/472).

PELAJARAN

Kaidah atau pelajaran yang bisa diambil dari hadis ini:

Pelajaran #1

Imam Ash-Shan’ani berkata di dalam At-Tanwir Syarah Al-Jāmi Ash-Shagīr:

الحث على حضور القلب والإقبال عليه تعالى بالكلية عند الدعاء، ويأتي أن لإجابة الدعاء شروطًا

Hadis ini adalah anjuran untuk menghadirkan hati dan menghadapkan hati kepada Allah ta’ala secara menyeluruh ketika berdoa serta meyakini bahwa terkabulnya doa ada syarat-syaratnya.

Pelajaran #2

Saat ditanya bagaimana menerapkan hadis ini, Syekh Abdullah Al-Faqih Asy-Syinqitti hafizahullah berkata:

وهنالك أمور تعين على حصول هذا اليقين في القلب ومن ذلك:

Berikut ada beberapa hal yang bisa membantu terwujudnya rasa yakin di dalam hati (akan terkabulnya doa), di antaranya:

الأمر الأول: استحضار أسماء الله وصفاته التي تناسب هذا المقام، كالجواد والكريم والرحمن والرحيم، ونحوها.

Pertama: menghadirkan keagungan Asma dan Sifat Allah yang berkaitan dengan kedudukan Allah sebagai pengabul doa, seperti Al-Jawad, Al-Karim, Ar-Rahman, Ar-Rahim dan yang lainnya.

الأمر الثاني: استحضار سعة الله وكرمه وعظيم عطائه ومننه.. بدراسة قصص الأنبياء والمرسلين، والمؤمنين الصالحين في دعائهم لربهم، واستجابته لدعائهم.

Kedua: menghadirkan keluasan kemurahan dan keagungan Allah di antaranya dengan mempelajari kisah-kisah tentang doa dan terkabulnya doa para nabi dan rasul juga orang-orang mukmin yang saleh.

الأمر الثالث: كون الإنسان على حالة من إتيان المعروف واجتناب المنكر، ورعاية شروط الدعاء

Ketiga: Hendaknya seseorang senantiasa mengerjakan yang makruf dan menjauhi yang mungkar, serta memerhatikan syarat-syarat terkabulnya doa seperti:

حضور القلب،

Menghadirkan hati (ketika berdoa)

وترصد الأزمنة الشريفة،

Berdoa di waktu-waktu yang mulia

والأمكنة الفاضلة،

Berdoa di tempat-tempat yang utama

واغتنام الأحوال المناسبة، كالسجود والثلث الأخير من الليل ونحوها.

Berdoa dalam kondisi-kondisi yang tepat, seperti ketika sujud, sepertiga malam terakhir, dan yang lainnya, (Fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah: 10/1117).

Pelajaran #3

Syaikh Abdullah Al-Faqih Asy-Syinqitti hafizahullah berkata:

فبقدر قوة يقين العبد تكون قوة الدعاء

Seiring dengan kadar kuatnya keyakinan (bahwa doa akan terkabul), sebesar itu pula peluang doa tersebut dikabulkan (oleh Allah).

Ibnul Qayyim memberi permisalan:

الدعاء بالسيف. وأن قوة تأثير الدعاء بحسب قوة إيمان الداعي، كما أن تأثير ضربة السيف بحسب قوة ساعد الضارب

Doa itu seperti pedang. Besarnya potensi terkabulnya suatu doa, sesuai dengan besarnya kekuatan iman seseorang yang berdoa. Persis seperti dampak kehancuran pedang yang sesuai dengan besarnya kekuatan pukulan dari orang yang mengayunkannya, (Fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah: 10/997).

Pelajaran #4

Syaikh Abdullah Al-Faqih pernah ditanya bolehkah orang yang tidur atau mengantuk berdoa? Atau bolehkah seseorang berdoa sambil melakukan pekerjaan harian? Beliau menjawab:

فإن النائم أو الناعس ينبغي له أن يتوقف عن الدعاء حتى ينتهي نعاسه ثم يدعو بعد ذلك، وذلك لأنه يخاف عليه أن يدعو على نفسه بسبب النعاس

Orang yang tidur atau orang yang mengantuk hendaknya dia berhenti berdoa sampai rasa kantuknya itu hilang baru setelah itu dia boleh berdoa. Mengapa? Karena dikhawatirkan dia justru akan mendoakan keburukan bagi dirinya sendiri secara tidak sadar akibat rasa kantuk yang dia alami.

وأما الدعاء أثناء المشي أو مزاولة عمل ما فهو جائز كما يشرع الذكر في جميع الأحوال،

Kalau berdoa sambil melakukan pekerjaan harian maka itu hukumnya boleh, sebagaimana disyariatkannya berzikir di seluruh keadaan.

Di dalam Shahih Muslim disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ apabila keluar dari rumah menuju masjid beliau mengucapkan doa:

اللهم اجعل في قلبي نورًا…

Ya Allah jadikan hati kami bercahaya…

BACA JUGA:  Adab seputar Masjid | Kitab Sahih Adab Islamiyah

Juga berdasarkan firman Allah ta’ala:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللهَ قِيامًا وقُعُودًا وعَلىَ جُنُوبِهِمْ … ﴿آل عمران:١٩١﴾

Orang-orang yang mengingat Allah ketika berdiri ketika duduk, dan ketika berbaring, (QS Ali Imran: 191).

Rasulullah ﷺ juga berdoa ketika beliau berada di atas kendaraan saat beliau sedang melakukan safar. Tetapi ingat, hendaknya seseorang menghadirkan hati ketika berdoa, (Fatwa Asy-Syabakah Al-Islamiyah: 10/196).

Karangasem, 5 Juni 2023
Irfan Nugroho (Staf Pengajar Pondok Pesantren At-Taqwa Nguter)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button