AdabTazkiyah

Adabul Mufrad 7: Berbakti kepada Orang Tua Meskipun Zalim

Pembaca rahimakumullah, Islam memerintahkan kita untuk tetap berbakti kepada orang tua meskipun zalim. Ya, meskipun orang tua kita terkadang jahat kepada kita, kita tetap harus berbuat baik kepadanya. Hanya saja perlu diingat, kezaliman di sini ada syaratnya. Apa itu? Teruskan membaca!

MATAN HADIS

Islam memerintahkan kita untuk berbakti kepada orang tua yang zalim. Imam Bukhari meriwayatkan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma yang berkata:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ لَهُ وَالِدَانِ مُسْلِمَانِ

Tidaklah seorang muslim yang memiliki orang tua yang muslim pula,

يُصْبِحُ إِلَيْهِمَا مُحْتَسِبًا،

Yang mana anak itu setiap pagi bangun menjaga keduanya karena mengharap pahala,

إِلاَّ فَتْحَ لَهُ اللَّهُ بَابَيْنِ يَعْنِي‏:‏ مِنَ الْجَنَّةِ

Kecuali akan dibukakan baginya oleh Allah dua pintu, yaitu pintu surga.

وَإِنْ كَانَ وَاحِدًا فَوَاحِدٌ،

Dan jika tinggal satu, maka tinggal satu pula (pintu surganya).

وَإِنْ أَغْضَبَ أَحَدَهُمَا لَمْ يَرْضَ اللَّهُ عَنْهُ حَتَّى يَرْضَى عَنْهُ،

Jika salah satu dari kedua orang tua marah, Allah tidak akan ridha kepada anak tersebut, sampai keduanya ridha kepadanya.

قِيلَ‏:‏ وَإِنْ ظَلَمَاهُ‏؟‏

Dikatakan, “Dan jika keduanya zalim kepada anak tersebut?”

قَالَ‏:‏ وَإِنْ ظَلَمَاهُ‏.

Ibnu Abbas berkata, “Meskipun keduanya zalim kepadanya,” (Adabul Mufrad: 7).

PENJELASAN HADIS

Perkataan Ibnu Abbas, “yusbihu ilaihimaa”, artinya secara bahasa adalah, “setiap pagi bangun menjaga keduanya,” maksudnya:

يمشي إليهما صباحًا للإيناس

Berjalan menuju keduanya (atau menemui keduanya) setiap pagi untuk beramah tamah (termasuk menyapa, menanyakan keadaanya, dan melayaninya).

Perkataan Ibnu Abbas, “muhtasiban,” atau yang artinya, “mengharap,” maksudnya:

ناويًا الأجر والمثوبة من الله

Berniat mendapat pahala dan balasan dari Allah.

Pertanyaan murid Ibnu Abbas, (وإن ظلماء) atau “Dan jika keduanya zalim” maksudnya:

أي بالأمور الدنيوية

Zalim dalam urusan duniawi, (bukan dalam urusan agama atau maksiat), lalu oleh Syaikh Adil Salahi ditambahi penjelasan bahwa kezaliman di sini adalah kezaliman kepada anaknya sendiri, bukan kepada orang lain.

PELAJARAN DARI HADIS

Hikmah atau faidah yang bisa diambil dari hadis ini di antaranya:

BACA JUGA:  Larangan Menoleh ketika Berjalan | Sahih Adab Islam

بَابُ بِرِّ وَالِدَيْهِ وَإِنْ ظَلَمَا

Perintah berbakti kepada orang tua, meskipun zalim.

بر

الوالدين والإحسان إليهما واجب وإن ظلما في الأمور الدنيوية

Birul walidain dan berbuat baik kepada keduanya hukumnya wajib, meskipun keduanya zalim dalam urusan duniawi, (bukan dalam urusan agama dan bukan kezaliman kepada orang lain).

بر الوالدين طريق ممهد إلى الجنة

Birrul Walidain adalah jalan yang halus/mudah menuju surga.

عقوق الوالدين موجب للنار

Durhaka kepada kedua orang tua adalah penyebab masuk neraka.

رضا

الله موقوف على رضا الأبوين

Ridha Allah bergantung pada ridha orang tua.

الحديث ضعيف سندا، ولكن المعنى الذي ورد فيه صحيح في الجملة

Hadis ini daif secara sanad, tetapi makna yang terdapat di dalam redaksinya sahih.

Wallahua’lam bish shawwab

Demikian penjelasan tentang hukum berbakti kepada orang tua meskipun zalim. Artikel ini adalah terjemahan dari Rasyul Barad Syaikh Muhammad Luqman dan tambahan faidah dari Syaikh Asil Salahi. Baarakallahu fiikum

Karangasem, 17 Desember 2023
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. AMIN)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button