Pembaca rahimakumullah, Imam Al-Bukhari di dalam Adabul Mufrad mengunggah satu kisah tentang Abu Hurairah dan ibunya. Bagaimana kisahnya? Teruskan membaca!
MATAN HADIS
Pembaca rahimakumullah, Imam Al-Bukhari di dalam Adabul Mufrad meriwayatkan dari Abu Murrah, mantan budak Ummu Hani binti Abu Thalib, bahwa beliau pernah menaiki satu tunggangan bersama Abu Hurairah di Baqiq, kampung asal Abu Hurairah. Sesampainya di kampung tersebut, Abu Hurairah berteriak:
Ke atas engkau keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahanNya, wahai ibuku!
Kemudian ibunya pun membalas:
Ke atas engkau pula, keselamatan, rahmat Allah, dan keberkahanNya.
Kemudian Abu Hurairah berkata:
Semoga Allah merahmati engkau (wahai ibu), karena telah merawat saya ketika kecil.
Wahai anakku, dan untukmu pula semoga Allah membalas kebaikan dan meridhaimu, sebagaimana kamu berbakti kepadaku ketika aku sudah tua, (Adabul Mufrad: 14).
PENJELASAN HADIS
Abu Hurairah adalah julukan dari seorang sahabat mulia bernama Abdullah bin Amru.
Al-Aqiq adalah daerah yang di dalamnya terdapat Wadi Mubarak (Lembah yang Diberkahi), dan ini lokasinya di pedalaman Wadi Zul Hulaifah.
Ungkapan Abu Hurairah kepada ibunya seperti di atas adalah salah satu bentuk pengakuan terhadap keutamaan dan kebaikan seseorang, dalam hal ini ibunya. Di dalam ungkapannya itu terdapat penyebutan tentang amal saleh ibunya, dan kita juga diperintahkan mengenai hal ini di dalam Quran:
Latin: wa qur rabbir-ḥam-humā kamā rabbayānī ṣagīrā
Arti: dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil,” (QS Al Isra: 24).
Ungkapan sang ibu kepada Abu Hurairah adalah pengalaman dari sabda Nabi ﷺ di dalam Sunan At-Tirmizi:
Siapa saja yang mendapat kebaikan, lalu mengucapkan kepada orang yang berbuat baik kepadanya tadi, “Jazaakallahu khairan,” sungguh dia telah memberi pujian yang paling baik, (Sunan At-Tirmizi: 2035).
PELAJARAN DARI HADIS
1 – Perintah menghormati ibu, dan mendoakan kebaikan untuk beliau dengan jiwa yang legowo dan dada yang lapang,
2 – Penegasan tentang perintah membalas salam dan membalas doa-doa baik
3 – Anjuran untuk mengakui kebaikan orang tua, serta menyebut-nyebut kebaikannya
4 – Anjuran untuk mengungkapkan rasa terima kasih kepada orang tua
5 – Anjuran untuk membalas kebaikan dengan kebaikan, atau paling tidak dengan doa.
Demikian matan, penjelasan, dan pelajaran dari riwayat tentang kisah Abu Hurairah dan ibunya. Semoga kita menjadi anak yang saleh/salehah, yang bisa meneladani kebaikan Abu Hurairah dan ibunya. AMIN
Karangasem, 25 Januari 2024
Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. AMIN).