AdabHadis

Sahihul Adab: Adab Bersin di dalam Islam

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah adab bersin di dalam Islam, diambil dari kitab Sahihul Adab Al-Islamiyah, karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah. Semoga bermanfaat. Teruskan membaca!

آدَابُ الْعُطَاسِ فِي الْإِسْلَامِ

Adab bersin di dalam Islam.

أَنْ يُحْمَدَ الْعَاطِسُ رَبَّهُ

Orang Bersin Disunahkan Memuji Rab-nya

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ

Apabila salah seorang dari kalian bersin, lalu mengucapkan, “Alhamdulillah,” (Sahih Bukhari: 6224).

PENJELASAN

– Mengapa orang bersin disunahkan mengucapkan tahmid? Karena ucapan, “Alhamdulillah,” ketika bersin adalah wujud syukur kepada Allah atas nikmat bersin tersebut, yang melalui bersin tersebut hilanglah bahaya dan kotoran di dalam hidung.

Murat Songu dan Cemal Cingi dari Osmanganzi University of Turkey mengatakan bahwa, “Sneezing is a coordinated protective respiratory reflex,” (Bersin adalah refleks pernafasan yang berfungsi sebagai proteksi, dan bekerja secara terkoordinasi).

“It may play an important role in maintaining health in ways that we don’t currently understand. Sneezing, which cannot consciously be controlled, is a protective reflex for the body during which facial, pectoral, and abdominal muscles function concordantly, maintaining respiration,” tutupnya di bagian kesimpulan dalam jurnal berjudul, “Sneexe reflex: facts and fiction.”

– Bolehkah mengucapkan Hamdalah ketika bersin di dalam salat? Jawabannya ada di sini.

يَجُوزَ أَنْ يَقُولَ اَلْعَاطِسُ : اَلْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Boleh Mengucapkan, “Alhamdulillah Ala Kulli Hal”

Imam Abu Dawud dan yang lainnya meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَلْيَقُلْ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

Apabila salah seorang dari kalian bersin, hendaknya dia mengucapkan, “Alhamdulillah ala kulli hal,” (Segala puji bagi Allah dalam setiap keadaan), (Sunan Abu Dawud: 5033).

Penjelasan: 

1 – Lebih afdhal seseorang mengucapkan Alhamdulillah ala kulli hal. Tertulis di dalam Ensiklopedia Fikih Kuwait:

وَلَوْ قَال: الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُل حَالٍ كَانَ أَفْضَل كَفِعْل ابْنِ عُمَرَ

Jika seseorang mengucapkan, “Alhamdulillah ala kulli hal,” maka itu lebih afdhal, sebagaimana yang dilakukan oleh Ibnu Umar.

اَلِاقْتِصَار عَلَى الْحَمْدِ بَعْدَ الْعُطَاسِ

Mencukupkan dengan Memuji Allah setelah Bersin

Maksudnya, tidak menambahi dengan ucapan atau lafaz atau doa tambahan setelah mengucapkan hamdalah ketika bersin. Imam At-Tarmizi meriwayatkan dari Nafi bahwa seseorang bersin di sisi Ibnu Umar Radhiyallahu Anhuma lalu mengucapkan:

الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ

“ALHAMDULILLAAH WASSALAAMU ‘ALAA RASUULILLAAH (segala puji bagi Allah dan keselamatan atas Rasulullah).

BACA JUGA:  Dalil Memakai Cincin bagi Pria dan Penjelasannya

Maka Ibnu Umar pun membalas:

وَأَنَا أَقُولُ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُولِ اللَّهِ وَلَيْسَ هَكَذَا عَلَّمَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَّمَنَا أَنْ نَقُولَ الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ

lalu aku berkata: “ALHAMDULILLAAH WASSALAAMU ‘ALAA RASUULILLAAH (segala puji bagi Allah dan keselamatan atas Rasulullah)?, bukan demikian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan kepada kami, beliau mengajarkan kepada kami supaya mengucapkan: “ALHAMDULILLAAH ‘ALA KULLI HAAL (segala puji bagi Allah dalam kondisi apapun), (Sunan At-Tirmizi: 2738)

Penjelasan:

1 – Boleh mengucapkan Alhamdulillahirabbil alamin. Tertulis di dalam Ensiklopedia Fikih Kuwait:

وَلَوْ زَادَ: رَبِّ الْعَالَمِينَ كَانَ أَحْسَن كَفِعْل ابْنِ مَسْعُودٍ

Jika seseorang menambah ucapan, “Rabbil alamin,” maka itu bagus, sebagaimana yang dilakukan Ibnu Mas’ud.

2 – Jika penambahan Rabiil Alamin dan Ala Kuli Hal adalah boleh, maka Syaikh Wahid Abdussalam Bali menyimpulkan dari riwayat ini bahwa menambah dengan selawat adalah tidak disyariatkan.

تَشْمِيتُ الْعَاطِسِ حَقٍّ عَلَى الْمُسْلِمِ

Orang Bersin Berhak Didoakan Muslim Lainnya

Di dalam Ash-Shahihain dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ خَمْسٌ رَدُّ السَّلَامِ وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ

Hak seorang muslim dari orang islam lainnya ada lima; 1) membalas salam, 2) menjenguk orang sakit, 3) mengiringi jenazah, 4) memenuhi undangan, dan 5) mendoakan orang bersin, (Sahih Bukhari: 1240. Sahih Muslim: 2162).

PENJELASAN

– Hak di sini maksudnya menghormati atau hak persahabatan.

– Muslim di dalam hadis ini adalah muslim yang bertakwa dan muslim yang fajir.

Tentang sabda Nabi (رَدُّ السَّلَامِ):

– Wajib apabila satu lawan satu

– Fardu kifayah apabila satu orang mengucap salam kepada banyak orang.

Tentang sabda Nabi (وَعِيَادَةُ الْمَرِيضِ) maksudnya adalah, “Menenangkan orang yang sakit, menanyakan kondisinya, mendoakannya, dengan syarat tidak menimbulkan bahaya jika dikunjungi.”

Tentang sabda Nabi (وَاتِّبَاعُ الْجَنَائِزِ) maksudnya adalah, “Mensalatinya, berjalan di belakangnya menuju pemakaman, mendoakan rahmat dan ampunan bagi jenazah.”

Tentang sabda Nabi (وَإِجَابَةُ الدَّعْوَةِ) maksudnya adalah, “Memenuhi undangan walimah nikah atau yang lainnya, selama tidak ada penghalang secara syar’i atau adat.”

Tentang sabda Nabi (وَتَشْمِيتُ الْعَاطِسِ) maksudnya adalah, “Mendoakan orang yang bersin apabila dia memuji Allah setelah bersin, yaitu dengan mengucapkan يَرْحَمُك اللهُ (yarhamukallah/semoga Allah merahmatimu).”

Faidah dari mendoakan orang bersin yang memuji Allah adalah:

تَحصيلُ الموَدَّةِ، وتَأليفُ القلوبِ، وتَأديبُ النفْسِ بكسْرِها عنِ الكِبرِ، والحمْلِ على التواضعِ

Terwujudnya rasa cinta, melembutkan hati, mendisiplinkan jiwa dari sifat sombong, mendorong tumbuhnya sifat tawadu.

Imam Bukhari meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْعُطَاسَ وَيَكْرَهُ التَّثَاؤُبَ

Sungguh, Allah mencintai bersin dan membenci menguap.

فَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَحَقٌّ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ سَمِعَهُ أَنْ يُشَمِّتَهُ

Jadi, siapa saja yang bersin, lalu dia memuji Allah, sudah menjadi hak bagi setiap muslim yang mendengarnya untuk mendoakan orang yang bersin tersebut.

وَأَمَّا التَّثَاؤُبُ فَإِنَّمَا هُوَ مِنْ الشَّيْطَانِ فَلْيَرُدَّهُ مَا اسْتَطَاعَ

Kalau menguap, sesungguhnya itu berasal dari setan. Hendaknya orang yang menguap menahan semampunya.

فَإِذَا قَالَ هَا ضَحِكَ مِنْهُ الشَّيْطَانُ

Apabila seseorang menguap sampai bersuara “haaaaa”, setan tertawa melihat hal tersebut, (Sahih Bukhari: 6223).

BACA JUGA:  Dalil Sunnah Mandi Besar di Hari Jumat

PENJELASAN

– Mengapa Allah suka dengan bersin? Tertulis di dalam Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah:

لأنَّ العُطاسَ يُعينُ على الطَّاعاتِ

Karena bersin akan membantu seseorang untuk taat.

– Mengapa setan tertawa ketika manusia menguap sampai bersuara? Tertulis di dalam Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah:

لأنَّهُ نالَ مَقْصودَه ورَأى ثَمرةَ تَحريضِه على كَثرةِ الأكْلِ والكسَلِ

Karena setan sudah mencapai misinya. Setan pun melihat buah dari bujuk rayunya kepada manusia, siapa manusia berlebihan dalam urusan makan dan malas-malasan.

تَشْمِيتُ مَنْ يُحْمَدُ اللَّهُ

Mendoakan Orang Bersin yg Memuji Allah

Di dalam As-Sahihain dari Anas Radhiyallahu Anhu yang berkata:

عَطَسَ رَجُلَانِ عِنْدَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَشَمَّتَ أَحَدَهُمَا وَلَمْ يُشَمِّتْ الْآخَرَ

Dua orang bersin ketika berada di sisi Nabi ﷺ. Maka, Nabi ﷺ pun mendoakan salah satunya, tetapi tidak dengan yang satunya.

Maka ditanyakan kepada beliau tentang hal tersebut. Maka, beliau ﷺ bersabda:

هَذَا حَمِدَ اللَّهَ وَهَذَا لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ

Orang ini memuji Allah (ketika bersin, maka aku mendoakannya), sedang yang satu ini tidak memuji Allah (ketika bersin, maka aku tidak mendoakannya), (Sahih Bukhari: 6221. Sahih Muslim: 2991).

Imam Muslim meriwayatkan di dalam Sahih-nya dari Abu Musa Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa dirinya mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

إِذَا عَطَسَ أَحَدُكُمْ فَحَمِدَ اللَّهَ فَشَمِّتُوهُ فَإِنْ لَمْ يَحْمَدْ اللَّهَ فَلَا تُشَمِّتُوهُ

Apabila salah seorang dari kalian bersin lalu memuji Allah, maka doakan dia. Namun, apabila dia tidak memuji Allah (ketika bersin), maka jangan mendoakannya, (Sahih Muslim: 2992).

PENJELASAN

– Mengapa orang bersin yang memuji Allah didoakan? Tertulis di dalam Mausuatul Haditsiyah Dorar Saniyah:

وذلك لأنَّه كان مِن أهلِ الرَّحمةِ حيثُ عظَّمَ ربَّه بالحَمدِ على نِعمتِه وعرَفَ قَدْرَها

Itu karena dia termasuk orang yang pantas mendapat rahmat Allah, yaitu ketika dia mengagungkan Rab-nya dengan pujian ketika dia mendapat nikmat, serta mengakui betapa besar nikmat tersebut.

PELAJARAN

Di antara pelajaran dari hadis ini adalah:

أنَّ الجَزاءَ مِن جِنسِ العَمَلِ

Balasan itu sesuai dengan perbuatannya.

Maksudnya, orang yang memuji Allah setelah bersin, dia berhak mendapat doa. Sedangkan orang yang lalai dari memui Allah ketika bersin, dia tidak layak untuk didoakan.

Variasi Doa untuk Orang Bersin yang Memuji Allah:

يرحمك الله، أو يرحمكم الله، أو رحمكم الله

Yarhamukallah, atau Yarhamukumullah, atau Rahimakumullah.

– Mengapa orang yang mendengar seseorang bersin disunahkan mengucapkan, “Yarhamukallah”? Karena orang yang bersin tersebut telah mengamalkan sunah, serta telah menunaikan kewajibannya dalam bersyukur atas nikmat yang dia terima dari Allah ta’ala.

BACA JUGA:  Faidah Hadis Orang Sakit Salat sambil Duduk atau Berbaring

Variasi Balasan untuk Orang yang Berdoa ketika Kita Bersin:

يهديكم الله، ويُصلح بالكم، أو يغفر الله لنا ولكم

Yahdikumullah wa yushlihu balakum, atau Yaghfirulahu lana wa lakum.

Imam Malik meriwayatkan dari Nafi yang berkata:

أَنَّ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ عُمَرَ كَانَ إِذَا عَطَسَ فَقِيلَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ قَالَ يَرْحَمُنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ وَيَغْفِرُ لَنَا وَلَكُمْ

Bahwa Abdullah bin Umar, dahulu apabila beliau bersin, lalu dikatakan kepada beliau, “Yarhamukallah,” maka beliau membalas, “Yarhamunallah wa iyyakum wa yaghfiru lana wa lakum,” (Muwata: 1851).

– Apa makna ungkapan, “Yahdikumullah wa yuslihu balakum”? Ia adalah doa supaya seseorang mendapat hidayah, serta permohonan supaya Allah memperbaiki urusan orang tersebut di dalam masalah agama dan dunia, serta permintaan supaya Allah memberinya taufik, istikamah, dan adab.”

عِنْدَ الْعُطَاسِ يَضَعُ يَدَهُ أَوْ ثَوْبِهِ عَلَى فَمِهِ وَيُخَفِّضُ صَوْتُهُ

Meletakkan Tangan atau Baju di Mulut, dan Mengontrol Suaranya

Imam Abu Dawud dan Imam At-Tirmizi meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَطَسَ وَضَعَ يَدَهُ أَوْ ثَوْبَهُ عَلَى فِيهِ وَخَفَضَ أَوْ غَضَّ بِهَا صَوْتَهُ

Dahulu Rasulullah ﷺ apabila beliau bersin, beliau meletakkan tangannya atau bajunya pada mulutnya, serta mengendalikan atau meredam suaranya, (Sunan Abu Dawud: 5029. Sunan At-Tirmizi: 2745).

PELAJARAN:

اِسْتِحْبَابُ وَضْعِ الثَّوْبِ عَلَى فَمِهِ وَأَنْفِهِ إِذَا عَطَسَ لِئَلَّا يَخْرُجَ مِنْهُ شَيْءٍ يُؤْذِي جَلِيسُهُ

Sunah meletakkan baju pada mulut dan tangan ketika bersin, supaya tidak keluar sesuatu darinya yang bisa mengganggu teman-teman duduknya.

خَفْضُ الصَّوْتِ بِالْعُطَاسِ مَطْلُوبٍ وَهُوَ مِنْ كَمَالِ الْأَدَبِ وَمِنْ مَكَارِمِ الْأَخْلَاقِ

Menjaga suara ketika bersin adalah sesuatu yang diperukan, dan ia merupakan kesempurnaan adab, serta termasuk akhlak yang mulia.

دَفْعُ الْأَذَى عَن الْمُسْلِمِينَ أَمْرِ وَاجِبِ قَدْرِ الِاسْتِطَاعَةِ

Mencegah gangguan kepada muslim lain adalah urusan yang wajib, sebisa mungkin.

وأيضًا لا يلوي عُنقَه يَمْنةً ويسرةً

Termasuk dalam hal ini adalah ketika bersin, dia tidak memutar lehernya ke kiri atau kanannya.

إِذَا تَكَرَّرَ الْعُطَاسُ مِنْ إِنْسَانِ مُتَتَابِعًا، فَالسَّنَةُ أَنَّ يُشَمِّتُهُ لِكُلِّ مَرَّةٍ، إِلَى أَنْ يَبْلُغَ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ

Terus Didoakan Meskipun Bersin Berkali-kali, sampai Tiga Kali

Imam Muslim meriwayatkan di dalam Sahihnya dari Salamah bin Al-Akwa’i Radhiyallahu Anhu:

أَنَّهُ سَمِعَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَطَسَ رَجُلٌ عِنْدَهُ فَقَالَ لَهُ يَرْحَمُكَ اللَّهُ

Bahwa beliau mendengar Nabi ﷺ berdoa ketika seseorang bersin di samping beliau, maka beliau ﷺ berkata kepada orang tersebut, “Yarhamukallah.”

ثُمَّ عَطَسَ أُخْرَى فَقَالَ لَهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلُ مَزْكُومٌ

Kemudian orang itu bersin sekali lagi, maka beliau ﷺ bersabda, “Lelaki itu pilek,” (Sahih Muslim: 2993).

PENJELASAN:
Apa yang dimaksud dengan Mazkumun? Tertulis di dalam Ensiklopedia Hadis Dorar Saniyah:

وهو الْتهابٌ بغِشاءِ الأنفِ يَتميَّزُ غالبًا بكَثرةِ العُطاسِ وسَيَلانِ الأنفِ

Ia adalah radang pada membran hidung, yang dicirikan dengan sering bersin dan hidung yang banjir.

Imam Ibnu Majah meriwayatkan dengan anad yang Sahih (menurut Syaikh Al-Albani) dari Salamah bin Al-Akwa’i bahwa Nabi ﷺ bersabda:

يُشَمَّتُ الْعَاطِسُ ثَلَاثًا فَمَا زَادَ فَهُوَ مَزْكُومٌ

Doakan orang yang bersin tiga kali. Jika lebih dari itu, maka itu pilek, (Sunan Ibnu Majah: 3714).

Wallahua’lam

 

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

2 Comments

  1. Maa syaa Allah.. shahih Al Adab alislamiyyah karya Syaikh Abdussalam Bali sangat bermanfaat sekali apalagi jika dibahas dari bab awal sampai akhir.. baarokallaah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button