Pertanyaan: Apa hukum orang yang jalani puasa Ramadhan tapi nggak sholat?
Jawaban oleh Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Mereka yang berpuasa tetapi tidak shalat, puasanya tidak bermanfaat baginya, tidak diterima dan tidak melepaskannya dari kewajiban. Bahkan dia tidak termasuk yang terbebani untuk berpuasa, karena orang yang tidak shalat seperti orang yahudi dan Nasrani. Apa pendapatmu mengenai orang Yahudi atau Nasrani yang berpuasa, apakah diterima puasanya?! Tentu tidak. Oleh karena itu kita katakan kepada orang tersebut:
“Bertaubatlah kepada Allah dengan mengerjakan shalat dan berpuasa.” Siapa yang bertaubat Allah terima taubatnya.
Pertanyaan:
Apa nasihat bagi sebagian orang yang tidur sepanjang siang Ramadhan, sebagian mereka shalat berjamaah dan sebagian lagi tidak. Apakah puasa mereka sah?
Jawaban oleh Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin
Puasanya sah dan telah melepaskannya dari kewajiban, akan tetapi sangat kurang (pahalanya) dan menyelisihi maksud pensyariatan puasa karena Allah -subhanahu wata’âla- berfirman:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ كُتِبَ عَلَيْكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa,” (QS Al-Baqarah: 183).
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّورِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلَّهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Sesiapa yang tidak meninggalkan perkataan zur (keji) dan perbuatannya serta kebodohan, Allah tidak butuh pada makan dan minum yang ditinggalkannya,” (HR Bukhari: 1903).
Amat dimaklumi bahwa meninggalkan shalat dan meremehkannya bukanlah bentuk takwa -azzawajala-, tidak pula termasuk meninggalkan perbuatan zur (keji). Hal itu menyelisihi maksud Allah dan rasul-Nya dalam pewajiban puasa. Yang mengherankan, mereka ini tidur sepanjang hari dan bergadang sepanjang malam. Boleh jadi bergadang dalam kesiasiaan yang tidak bermanfaat atau dalam perkara haram yang menimbulkan dosa.
Nasihat saya kepada mereka dan yang semisalnya agar bertakwa kepada Allah -azzawajalla- dan meminta tolong kepada Allah agar membantunya menunaikan puasa dalam bentuk yang diridai Allah. Agar menyibukkan hari-harinya dengan zikir, membaca al-Quran, shalat, berbuat baik kepada manusia serta perkara lain yang dituntut oleh syariat Islam. Nabi -shalallahu alaihi wasalam- adalah orang yang paling baik. Dan yang terbaik adalah ketika bertemu dengan malaikat Jibril dan mengajarkannya al-Quran. Rasulullah -shalallahu alaihi wasalam- lebih baik dalam berbuat kebaikan dari angin yang berhembus.
Sumber:
Al-Utsaimin, Muhammad bin Shalih. 48 Persoalan Puasa. Penerjemah: Syafar Abu Difa. Riyadh: Islamhouse