Hati yang Keras, Penyebab dan Cara Melembutkan
Pembaca rahimakumullah, apa yang dimaksud hati yang keras? Apa saja penyebab hati yang keras? Bagaimana menyembuhkan hati yang keras? Teruskan membaca!
Peringatan dari Hati yang Keras
Allah ta’ala mengancam orang yang memiliki hati yang keras di dalam firmanNya:
Indonesia: Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata, (QS Az Zumar: 22).
Jawa: Nanging wong kang atine wangkont (ora eling ing Allah) suthik ngestokake al-Quran, tetela wong kang cilaka kesasar dalan kang bener, (QS Az Zumar: 22).
Lalu apa yang dimaksud hati yang keras?
Pengertian Hati yang Keras
Definisi atau pengertian hati yang keras ada beberapa, di antara seperti yang diungkapkan oleh Ibnu Mandhur di dalam Lisanul Arab:
Keras di dalam hati, yaitu dengan hilangnya sifat lembut, sifat penyayang, juga rasa khusyuk, (Lisanul Arab: 15/180).
Al-Jahiz di dalam Tadzhibul Akhlak (30) mendefinisikan hati yang keras dengan:
Cuek dengan penderitaan dan gangguan yang menimpa orang lain.
Al-Qari di dalam Mirqatul Mafatih (4/1556) berkata tentang definisi qaswatul qulub atau hati yang keras:
Sombong, tidak mau mendengar kebenaran, condong untuk selalu bergaul dengan manusia, minim rasa khasyah, hilang rasa khusyuk dan gemar menangis, banyak lalai terhadap negeri keabadian.
Penyebab Hati yang Keras
Mengapa seseorang memiliki hati yang keras? Apa saja perbuatan yang menyebabkan hati menjadi keras? Tertulis di dalam Ensiklopedia Akhlak Durar Saniyah sebagai berikut:
Lalai dari zikir, tadabur Quran dan tadabur alam
Penyebab hati yang keras adalah lalai dari berzikir kepada Allah. Allah ta’ala berfirman tentang orang yang lalai dari berzikir kepada Allah:
Indonesia: Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta, (QS Taha: 124).
Jawa: Dene sing sapa mlengos saka pepeling Ingsun (kitab al-Qur’an) yekti dheweke bakal nduweni panguripan kang rupeg. Ign besuk dina Qiyamat, wong mau Ingsun kelumpukake nanging mripate wuta, (QS Taha: 124).
Banyak Maksiat
Penyebab hati yang keras adalah banyak maksiat. Imam At-Tirmizi meriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Seorang hamba, jika dia melakukan suatu dosa, dititikkan pada hatinya satu titik hitam.
Jika dia meninggalkannya, lalu meminta ampun dan bertaubat, hatinya akan dibersihkan.
Dan jika dia mengulangi dosa tersebut, titik hitam itu akan ditambahkan lagi ke hatinya, hingga menutupinya. Itulah yang dimaksud dengan “Ar-Raan” sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam firmanNya:
Indonesia: Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka, (QS Al-Mutaffifin: 14).
Jawa: Wong kebangeten mau mangsa gelema percaya, malah duraka kang dilakoni mau dadi rereged ing atine, (QS Al-Mutaffifin: 14).
Melalaikan yang Wajib, Melakukan yang Haram
Penyebab hati menjadi keras adalah melalaikan kewajiban dan melakukan yang haram. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: (Tetapi) karena mereka melanggar janjinya, Kami kutuki mereka, dan Kami jadikan hati mereka keras membatu, (QS Al Maidah: 13).
Jawa: Ananging, amarga saka ang- goné padha anyidrani prajanjiané, padha Ingsun bendoni sarta ati- atiné padha Ingsun dadèkaké atos; (QS Al Maidah: 13).
Sibuk dengan Dunia, Asyik dan Berlomba-lomba Mengejar Dunia
Penyebab hati yang keras adalah sibuk dengan dunia, asyik dan berlomba-lomba mengejar dunia. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Abu Mas’ud radhiyallahu anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:
Ketahuilah bahwa hati yang keras lagi bengis adalah karakter para “faddadin” (orang yang sibuk dengan untanya hingga tidak memperhatikan urusan agamanya), di mana dua tanduk setan muncul, yaitu Rabi’a dan Mudar, (Sahih Bukhari: 5303).
Panjang Harapan dan Angan-angan
Sebab hati yang keras adalah panjang harapan dan angan-angan. Ali bin Abi Thalib radhiyallahu anhu berkata:
Panjang angan-angan akan membuat seseorang lupa dari akhirat, (Hilyatul Aulia: 1/76).
Berlebih-lebihan dalam Perkara Mubah
Di antara sebab hati menjadi keras adalah berlebih-lebihan dalam perkara mubah. Abu Sulaiman Ad-Darani rahimahullah berkata:
Sungguh, jiwa itu apabila sedang haus dan lapar, ia akan bersih dan lembut. Tetapi jika jiwa itu kenyang dan minumnya banyak, hatinya akan buta, (Jamiul Ulum wal Hikam: 2/474).
Tidak Penyayang dan tidak Berbuat Baik kepada Sesama
Di antara penyebab hati yang keras adalah tidak rahmah (penyayang) dan tidak berbuat baik kepada sesama. Imam Al-Bukhari meriwayatkan dari Aisyah radhiyallahu anha yang mengatakan bahwa seorang Arab pedalaman datang kepada Nabi ﷺ dan berkata:
Kalian mencium anak-anak kalian? Kalau kami tidak pernah melakukan hal itu! Kemudian Rasulullah ﷺ bersabda:
Apakah aku memiliki apa yang telah Allah cabut dari hatimu berupa sifat kasih sayang? (Sahih Bukhari: 5998).
Malas dan Futur
Di antara penyebab qaswatul qulub adalah malas dan futur. Itulah mengapa Nabi ﷺ berdoa meminta perlindungan dari sifat malas:
Latin: Allahumma inni a’udzubika minal ‘ajzi wal kasali
Arti: Ya Allah, hamba berlindung kepada Engkau dari lemah dan malas, (Sahih Muslim: 2722).
Al Munawi berkata:
Malas dan futur dari menegakkan ketaatan, baik yang fardu maupun yang sunah, kelak akan membuahkan hati yang keras, (Faidul Qadir: 1/278).
Fanatik dengan suatu Pendapat dan Suka Berdebat
Di antara penyebab hati menjadi keras adalah fanatik dengan suatu pendapat dan suka berdebat. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran? (QS Al-Jatsiyah: 23).
Jawa: Kapriye panemunira, mungguh wong kang mangeran marang karepe dhewe sarta dikarsakake sasar dening Allah kanthi adhedhasar kaweruhe, lan Allah wis ngunci pangrungune lan atine ora krungu lan ora weruh pituduh bener. Pandelenge dipetengake Allah. Sarehne disasarake dening Allah sapata kang kaconggah nuduhake dalan bener. Apa padha ora bisa oleh wulang saka ayat iki, (QS Al-Jatsiyah: 23).
Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata:
Berdebat dalam masalah ilmu bisa membuat hati keras, juga akan mewariskan rasa dengki, (Al-I’tiqad lil Baihaqi: 1/239).
Membuat Inovasi dalam Agama
Di antara penyebab hati menjadi keras adalah membuat inovasi dalam agama. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan, (QS Hud: 112)
Jawa: Mulané ditetep ngambah dalan bener kaya kang wus dipa- réntahaké marang sira, lan sapa-sapa sartanira kang tobat ; sarta aja padha lacut , sayekti Panjenengané iku amirsani sabarang kang padha sira lakoni, (QS Hud: 112).
Cara Melembutkan Hati yang Keras
Setelah mengetahui penyebab hati yang keras, lalu bagaimana cara melembutkan hati yang keras. Tertulis di dalam Mausuatul Akhlak Durar Saniyah:
Sarana-sarana yang bisa membantu menghilangkan hati yang keras:
Berdoa
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah berdoa. Doa di sini bisa dengan berdoa dalam bahasa apa saja, karena orang yang mau berdoa, itu tandanya dia memiliki hati yang lembut, lantaran salah satu tanda orang memiliki hati yang keras adalah enggan berdoa.
Di antara doa yang sahih dan spesifik tentang hati adalah apa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Zaid bin Arqam Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ berdoa:
Latin: Allahumma inni a’udzubika min ‘ilmi laa yangfa’ wa min qalbi laa yakhsya’ wa min nafsi laa tasyba’
Arti: Ya Allah, hamba berlindung kepada Engkau dari ilmu yang tidak berguna, hati yang tidak khusyuk, juga jiwa yang tidak puas, (Sahih Muslim: 2722).
Membaca dan Merenungi Al-Quran
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah membaca dan mentadaburi Al-Quran. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir, (QS Al-Hasyr: 21).
Jawa: Upama gunung iku duwe pangerti, sarta Ingsun dhawuhake al-Quran iku mesthi sira deleng gunung mau konjem pecah – pecah sebab saking wedine ing Allah. Upama mangkono mau Ingsun terapake marang manungsa supaya manungsa padha mikira agunge Allah, (QS Al-Hasyr: 21).
Jika gunung saja bisa hancur lebur karena Al-Quran, bukankah sekedar hati bisa lebih lembut dengan Al-Quran? Mari membaca Al-Quran, merenungi Al-Quran, atau paling tidak, biasakan mendengar lantunan Al-Quran.
Memperbanyak Zikir kepada Allah
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah memperbanyak zikir kepada Allah. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram, (QS Ar-Ra’d: 28).
Jawa: Para kang padha angèstu sarta kang atiné padha dadi jenjem déning éling maring Allah; o, sayekti, kalawan éling maring Allah ati padha dadi jenjem, (QS Ar-Ra’d: 28).
Seseorang mendatangi Hasan Al-Bashri lalu berkata:
Wahai bapaknya Said! Saya ingin sambat kepada Anda tentang hati saya yang keras.
Kemudian beliau berkata:
Lembutkan ia dengan berzikir, (I’tilalul Qulub: 1/34).
Memperbanyak Istighfar dan Taubat
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah memperbanyak istighfar dan taubat. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Katakanlah: “Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, (QS Az Zumar: 53).
Jawa: (Muhammad) dhawuha, “Para kawulaningsun kang wis padha kebangeten (nglakoni panggawe hala) sira aja padha mutung ora ngarep – arep rahmating Allah. Satemene Allah kuwasa ngapura dosa kabeh. Allah iku kapareng ngapura dosa tur maha asih, (QS Az Zumar: 53).
Berkata Al-Adhim Al-Abadi:
Sebenarnya, hati itu diciptakan untuk senantiasa khusyuk, jika dia tidak terkena noda dosa.
Dan jika hati kondisinya seperti itu (minim dosa sehingga bisa khusyuk), dada seseorang akan terasa longgar.
Dan jika kondisi hatinya seperti itu pula, Allah akan membuat hatinya bercahaya.
Maka jika hati seseorang tidak seperti itu (penuh dosa), hatinya akan menjadi keras.
Maka wajib untuk senantiasa meminta perlindungan dari Allah agar tidak berbuat dosa, (Aunul Ma’bud: 4/285).
Berbuat Baik kepada Duafa
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah berbuat baik kepada duafa. Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa seseorang datang kepada Nabi ﷺ ingin mengeluhkan tentang hatinya yang keras, kemudian Rasulullah ﷺ bersabda kepadanya:
Jika kamu ingin melembutkan hatimu, maka berikan makanan kepada orang miskin, juga usaplah kepala anak² yatim, (Musnad Ahmad: 7260).
Mengingat Kematian dan Ziarah Kubur
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah mengingat kematian dan ziarah kubur. Sa’id bin Jabir berkata:
Jika mengingat mati sudah tidak ada lagi di dalam hatiku, aku khawatir hatiku akan menjadi rusak, (Az-Zuhdu li Imam Ahmad: 371).
Bersahabat dengan Orang Saleh
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah bersahabat dengan orang saleh. Tertulis di dalam Ensiklopedia Akhlak Durar Saniyah tentang hal ini:
Bersahabat dengan orang saleh adalah kebaikan semuanya. Mereka akan mengingatkan kepada Allah, memerintahkan pada kebaikan, mencegah dari kemungkaran, memberi tahu orang² yang belum tahu, juga merupakan sebab diampuninya dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadis Muslim nomor 2689.
Menjenguk Orang Sakit
Di antara cara melembutkan hati yang keras adalah menjenguk orang sakit. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Musa Al-Asy’ari radhiyallahu anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:
Berilah makanan kepada orang yang lapar. Jenguklah orang yang sakit. Bebaskanlah Al-‘Ani (tawanan perang), (Sahih Bukhari: 5373)