Khutbah Jumat tentang Tawadhu
Pembaca rahimakumullah, berikut adalah naskah atau teks khutbah jumat tentang tawadhu atau rendah hati. Khutbah ini ditulis oleh Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa Sukoharjo) dan kami buat singkat. Semoga bermanfaat, dan kami nitip doa untuk kesehatan dan ketakwaan kami sekeluarga. Aamiin
Khutbah Pertama
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Orang Islam diperintahkan untuk memiliki sifat tawadhu atau rendah diri. Ia adalah satu dari sekian akhlak mulia yang Allah perintahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, juga kepada seluruh pemeluk agama Islam. Allah ta’ala berfirman:
Indonesia: Dan rendahkanlah sayapmu kepada orang yang mengikutimu dari kalangan orang-orang yang beriman, (QS Asy Syuara: 215)
Jawa: Sira ngesorna suwiwi ira (ateges alus lan tawadhu) marang wong-wong kang padha anut marang sira, yaiku wong-wong mukmin, (QS Asy Syuara: 215).
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Di ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk bersikap tawadhu dengan ungkapan, “Rendahkanlah sayapmu atau ngesorna suwiwi ira,” karena pada hakikatnya, burung akan semakin tinggi terbangnya jika burung tersebut menurunkan sayapnya.
Pun demikian, tidaklah seseorang itu semakin besar sifat tawadhu-nya, kecuali Allah akan menaikkan derajat orang yang tawaduk tersebut, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
Tidaklah seseorang berlaku tawaduk (rendah hati) karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajat orang tersebut, (Sahih Muslim: 2588).
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Tidaklah seseorang berlaku tawaduk (rendah hati) karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajat orang tersebut, (Sahih Muslim: 2588).
Inilah ungkapan yang hendaknya menjadi pegangan setiap orang Islam. Jika dia berlaku rendah diri, maka Allah akan mengangkat derajatnya, baik itu dengan ditumbuhkannya rasa cinta pada diri manusia kepada dirinya, atau dengan dia dijadikan memiliki tempat di hati manusia, atau dia akan diberi pahala yang besar di akhirat kelak.
Itulah mengapa pemimpin yang tawadhu, dia akan lebih dicintai oleh rakyatnya daripada pemimpin yang sombong. Disebutkan di dalam Mausuatul Akhlak Durar Saniyah tentang pemimpin yang tawaduk:
Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang merendahkan sayapnya kepada orang yang di bawahnya, karena jika seorang pemimpin semakin tawaduk kepada bawahannya, maka bawahannya akan semakin dekat kepada dirinya, dan akan semakin menurut kepada perintahnya, juga akan menaati pemimpin yang tawadhu itu karena cinta dan keikhlasan.
Itulah mengapa pelajar yang tawadhu akan lebih dicintai oleh gurunya, dan lebih besar potensinya untuk mendapat ilmu daripada pelajar yang sombong. Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Al-Mu’tazi:
Orang yang tawadhu dalam menuntut ilmu, dia akan menjadi orang yang paling berilmu, sebagaimana tempat yang rendah adalah tempat yang paling banyak menampung air, (Al-Adabusy Syar’iyyah li Ibni Muflih: 2/25).
Itulah mengapa orang yang tawadhu, pada umumnya lebih disukai oleh manusia daripada orang yang angkuh lagi sombong, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ahli hikmah:
Buah dari sifat qanaah adalah rasa tenang, sedangkan buah dari sifat tawaduk adalah tumbuhnya rasa cinta (dari Allah dan para makhluk).
Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…
Terakhir, apa yang dimaksud dengan tawadhu? Disebutkan oleh Al-Jahiz di dalam Tazhibul Akhlak:
Meninggalkan kepemimpinan, menonjolkan rasa tidak ingin dikenal, tidak suka diagungkan dan diberi tambahan dalam pemuliaan (maunya disamakan dengan yang lain), menjauhi bangga diri dengan kelebihan, kehormatan/kedudukan, dan harta yang ada pada dirinya, serta menjaga diri ujub dan sombong, (Tahdzibul Akhlak lil Jahidz: 25).
Dikatakan pula oleh Ar-Raghib Al-Ashfahani bahwa definisi tawadhu adalah:
Seseorang ridha dengan kedudukan yang lebih rendah daripada keutamaan dan status yang semestinya, (Adz-Dzari’ah ila Makarimisy Syar’iyyah: 299).
Dengan mengetahui definisi tawadhu ini, semoga kita menjadi rakyat yang tawadhu, dan semoga kita dikarunia pemimpin yang tawadhu, bukan pemimpin yang sombong, arogan, dan angkuh. Aamiin