Khutbah

Khutbah Jumat tentang Tawadhu

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah naskah atau teks khutbah jumat tentang tawadhu atau rendah hati. Khutbah ini ditulis oleh Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa Sukoharjo) dan kami buat singkat. Semoga bermanfaat, dan kami nitip doa untuk kesehatan dan ketakwaan kami sekeluarga. Aamiin

Khutbah Pertama

إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.  عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

Orang Islam diperintahkan untuk memiliki sifat tawadhu atau rendah diri. Ia adalah satu dari sekian akhlak mulia yang Allah perintahkan kepada Nabi Muhammad ﷺ, juga kepada seluruh pemeluk agama Islam. Allah ta’ala berfirman:

وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ

Indonesia: Dan rendahkanlah sayapmu kepada orang yang mengikutimu dari kalangan orang-orang yang beriman, (QS Asy Syuara: 215)

Jawa: Sira ngesorna suwiwi ira (ateges alus lan tawadhu) marang wong-wong kang padha anut marang sira, yaiku wong-wong mukmin, (QS Asy Syuara: 215).

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

Di ayat ini, Allah memerintahkan kita untuk bersikap tawadhu dengan ungkapan, “Rendahkanlah sayapmu atau ngesorna suwiwi ira,” karena pada hakikatnya, burung akan semakin tinggi terbangnya jika burung tersebut menurunkan sayapnya.

Pun demikian, tidaklah seseorang itu semakin besar sifat tawadhu-nya, kecuali Allah akan menaikkan derajat orang yang tawaduk tersebut, sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ

Tidaklah seseorang berlaku tawaduk (rendah hati) karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajat orang tersebut, (Sahih Muslim: 2588).

BACA JUGA:  Khutbah Idul Fitri 2024: Wasiat Taubat untuk Diri dan Umat

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

Tidaklah seseorang berlaku tawaduk (rendah hati) karena Allah, kecuali Allah akan mengangkat derajat orang tersebut, (Sahih Muslim: 2588).

Inilah ungkapan yang hendaknya menjadi pegangan setiap orang Islam. Jika dia berlaku rendah diri, maka Allah akan mengangkat derajatnya, baik itu dengan ditumbuhkannya rasa cinta pada diri manusia kepada dirinya, atau dengan dia dijadikan memiliki tempat di hati manusia, atau dia akan diberi pahala yang besar di akhirat kelak.

Itulah mengapa pemimpin yang tawadhu, dia akan lebih dicintai oleh rakyatnya daripada pemimpin yang sombong. Disebutkan di dalam Mausuatul Akhlak Durar Saniyah tentang pemimpin yang tawaduk:

القائدُ النَّاجحُ هو الذي يخفِضُ جناحَه للأفرادِ الذين تحتَ إمرتِه؛ لأنَّه كلَّما تواضَع لهم وخَفَض لهم جناحَه كان أقرَبَ إلى نفوسِهم، وكان أمرُه لهم محبَّبًا إليهم، فهم يطيعونه عن حُبٍّ وإخلاصٍ

Pemimpin yang sukses adalah pemimpin yang merendahkan sayapnya kepada orang yang di bawahnya, karena jika seorang pemimpin semakin tawaduk kepada bawahannya, maka bawahannya akan semakin dekat kepada dirinya, dan akan semakin menurut kepada perintahnya, juga akan menaati pemimpin yang tawadhu itu karena cinta dan keikhlasan.

Itulah mengapa pelajar yang tawadhu akan lebih dicintai oleh gurunya, dan lebih besar potensinya untuk mendapat ilmu daripada pelajar yang sombong. Sebagaimana dikatakan oleh Abdullah bin Al-Mu’tazi:

المتواضِعُ في طَلَبِ العِلمِ أكثَرُهم عِلمًا، كما أنَّ المكانَ المنخَفِضَ أكثَرُ البقاعِ ماءً

Orang yang tawadhu dalam menuntut ilmu, dia akan menjadi orang yang paling berilmu, sebagaimana tempat yang rendah adalah tempat yang paling banyak menampung air, (Al-Adabusy Syar’iyyah li Ibni Muflih: 2/25).

Itulah mengapa orang yang tawadhu, pada umumnya lebih disukai oleh manusia daripada orang yang angkuh lagi sombong, sebagaimana dikatakan oleh sebagian ahli hikmah:

ثمرةُ القناعةِ الرَّاحةُ، وثمرةُ التَّواضُعِ المحبَّةُ

Buah dari sifat qanaah adalah rasa tenang, sedangkan buah dari sifat tawaduk adalah tumbuhnya rasa cinta (dari Allah dan para makhluk).

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah…

Terakhir, apa yang dimaksud dengan tawadhu? Disebutkan oleh Al-Jahiz di dalam Tazhibul Akhlak:

تَركُ التَّرؤُّسِ، وإظهارُ الخُمولِ، وكراهيةُ التَّعظيمِ، والزَّيادةُ في الإكرامِ، وأن يتجنَّبَ الإنسانُ المباهاةَ بما فيه من الفضائلِ، والمفاخرةَ بالجاهِ والمالِ، وأن يتحرَّزَ من الإعجابِ والكِبرِ

Meninggalkan kepemimpinan, menonjolkan rasa tidak ingin dikenal, tidak suka diagungkan dan diberi tambahan dalam pemuliaan (maunya disamakan dengan yang lain), menjauhi bangga diri dengan kelebihan, kehormatan/kedudukan, dan harta  yang ada pada dirinya, serta menjaga diri ujub dan sombong, (Tahdzibul Akhlak lil Jahidz: 25).

BACA JUGA:  Pranatacara Mantenan Bahasa Jawa untuk Walimatul Urs

Dikatakan pula oleh Ar-Raghib Al-Ashfahani bahwa definisi tawadhu adalah:

رِضا الإنسانِ بمنزلةٍ دونِ ما يستحقُّه فضلُه ومنزلتُه

Seseorang ridha dengan kedudukan yang lebih rendah daripada keutamaan dan status yang semestinya, (Adz-Dzari’ah ila Makarimisy Syar’iyyah: 299).

Dengan mengetahui definisi tawadhu ini, semoga kita menjadi rakyat yang tawadhu, dan semoga kita dikarunia pemimpin yang tawadhu, bukan pemimpin yang sombong, arogan, dan angkuh. Aamiin

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِي اللهُ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَأَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ 
قال الله تعالى:
وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ
قال النبي عليه الصلاة والسلام:
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ لِلَّهِ إِلَّا رَفَعَهُ اللَّهُ
اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ
اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُودِ وَمَنْ وَالاهُمْ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُودِ وَمَنْ وَالاهُمْ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُودِ وَمَنْ وَالاهُمْ
اللَّهُمَّ أَحْصِهِمْ عَدَداً، وَاقْتُلْهُمْ بَدَداً، وَلاَ تُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً
اَللَّهُمَّ انْصُرِإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ والْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ
اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button