Khutbah

Khutbah Jumat: Jangan Remehkan Salat

Pembaca rahimakumullah, berikut adalah naskah khutbah jumat tentang jangan meremehkan salat. Ini adalah lanjutan dari khutbah jumat sebelumnya tentang jangan tinggalkan salat. Semoga bermanfaat.

KHUTBAH 1

 إِنّ الْحَمْدَ ِللهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

Peringatan dari Salat Mematuk di dalam Quran

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah… Jangan remehkan salat, karena Allah telah menyiapkan azab yang pedih di akhirat bagi siapa saja yang tidak menyempurnakan rukuk dan sujud ketika salat. Allah ta’ala berfirman:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّينَ . الَّذِينَ هُمْ عَن صَلَاتِهِمْ سَاهُونَ

Maka kecelakaan bagi orang-orang yang salat. Yaitu orang lalai dari salatnya, (QS Al-Maun: 4-5).

Imam Adz-Dzahabi berkata:

أَنَّهُ الَّذِي يَنْقُرُ الصَّلَاةَ وَلَا يَتِمُّ رُكُوعُهَا وَلَا سُجُودُهَا

Dia adalah orang yang salatnya dengan mematuk, tidak menyempurnakan rukuknya, juga tidak menyempurnakan sujudnya, (Al-Kabair: 25).

Oleh karena itu, jangan remehkan salat, apalagi tidak salat sama sekali, karena bagi orang yang salat dan sengaja tidak menyempurnakan rukuk dan sujudnya, Allah telah menyiapkan azab yang pedih baginya.

Akibat Mati dan Terbiasa Salat Mematuk

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah… Jangan remehkan salat, apalagi sampai tidak salat sama sekali. Karena orang yang salatnya seperti burung atau ayam yang mematuk, dan dia meninggal dunia dengan membawa kebiasaan seperti itu, dia meninggal dunia bukan di atas jalan Islam.

BACA JUGA:  Khutbah Jumat: Kehidupan Setelah Mati

Imam Ibnu Khuzaimah meriwayatkan dengan sanad yang hasan dari Abu Abdullah Al-Asy’ari Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah salat bersama para sahabatnya, kemudian beliau duduk di suatu kelompok sahabat. Lalu datang seorang lelaki dan melakukan salat seperti ayam atau burung yang mematuk. Lantas Nabi ﷺ bersabda:

أَتَرَوْنَ هَذَا، مَنْ مَاتَ عَلَى هَذَا مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ، يَنْقُرُ صَلَاتَهُ كَمَا يَنْقُرُ الْغُرَابُ الدَّمَ،

Tahukah kalian, bahwa siapa saja yang mati dan belum bertaubat dari kebiasaan seperti itu (salat dengan cara mematuk), dia mati bukan di atas agama Nabi Muhammad ﷺ. Dia mematuk di dalam salatnya seperti burung gagak mematuk darah bangkai, (Sahih Ibnu Khuzaimah: 665).

Oleh karena itu, jangan remehkan salat, apalagi sampai tidak salat sama sekali. Jangan salat seperti burung mematuk, karena meskipun seseorang itu melakukan salat, tetapi salatnya seperti burung mematuk, dia meninggal bukan di atas ajaran agama Islam jika salatnya masih seperti itu.

Salat Mematuk, Salatnya Orang Munafik

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah… Mengapa orang yang mati dan masih terbiasa salat seperti burung mematuk, dia mati bukan di atas agama Muhammad ﷺ? Karena orang yang salat tergesa-gesa di dalam salatnya sehingga dia salat seperti ayam mematuk, dan dia terbiasa menunda-nunda pelaksaan salat, dia memiliki sifat munafik di dalam dirinya.

Imam Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Anas bin Malik Radhiyallahu Anhu bahwa beliau pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:

تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِينَ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِينَ تِلْكَ صَلَاةُ الْمُنَافِقِينَ

Itulah salatnya orang munafik. Itulah salatnya orang munafik. Itulah salatnya orang munafik.

يَجْلِسُ أَحَدُهُمْ حَتَّى إِذَا اصْفَرَّتْ الشَّمْسُ

Salah seorang dari mereka duduk hingga sinar matahari telah menguning,

فَكَانَتْ بَيْنَ قَرْنَيْ شَيْطَانٍ أَوْ عَلَى قَرْنَيْ الشَّيْطَانِ

Tatkala itu ia sedang berada di antara dua tanduk setan atau pada dua tanduk setan,

قَامَ فَنَقَرَ أَرْبَعًا لَا يَذْكُرُ اللَّهَ فِيهَا إِلَّا قَلِيلًا

maka dia bangkit untuk salat, dia salat empat rakaat dengan sangat cepat (seperti burung mematuk makanan), dia tidak mengingat Allah padanya kecuali sangat sedikit, (Sunan Abu Dawud: 413).

BACA JUGA:  Sifat dan Sebab Orang Menjadi Lalai (Gaflah) di dalam Al-Quran

Salat Tidak Sah, Jika Tidak Tumakninah

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah… Jangan remehkan salat, apalagi tidak salat sekali. Karena orang yang salat, tetapi tidak tumakninah, salatnya tidak sah.

Imam Abu Dawud meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abu Mas’ud Al-Badri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا تُجْزِئُ صَلَاةُ الرَّجُلِ حَتَّى يُقِيمَ ظَهْرَهُ فِي الرُّكُوعِ وَالسُّجُودِ

Tidak sah salat seseorang sampai dia menegakkan punggungnya ketika rukuk dan sujud (tumakninah), (Sunan Abu Dawud: 855).

Oleh karena itu, jangan remehkan salat, apalagi meninggalkan salat, karena orang yang salat tetapi tidak tumakninah, salatnya tidaklah sah.

Seburuk-buruk Pencuri

Ma’asyiral muslimin, rahimakumullah… Jangan remehkan salat, apalagi tidak salat sama sekali. Karena pencuri yang paling buruk, adalah orang yang mencuri ketika salat.

Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad yang sahih dari Abu Said Al-Khudri Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ أَسْوَأَ النَّاسِ سَرِقَةً الَّذِي يَسْرِقُ صَلَاتَهُ

Sungguh, pencuri yang paling buruk adalah orang yang mencuri di dalam salatnya.

Para sahabat bertanya:

يَا رَسُولَ اللَّهِ وَكَيْفَ يَسْرِقُهَا

Ya Rasulullah! Bagaimana seseorang bisa mencuri di dalam salatnya?

Rasulullah ﷺ bersabda:

لَا يُتِمُّ رُكُوعَهَا وَلَا سُجُودَهَا

Dia tidak menyempurnakan rukuknya dan sujudnya, (Musnad Ahmad: 11532).

Oleh karena itu, jangan remehkan salat, apalagi meninggalkannya, karena Nabi ﷺ menjuluki orang yang salat seperti ayam mematuk, orang yang tidak tumakninah di dalam salat, dengan julukan berupa seburuk-buruk pencuri.

بارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ، وَنَفَعَنِي اللهُ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، وَأَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ يَغْفِرْ لَكُمْ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ.

KHUTBAH 2

 اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ. أَحْمَدُ رَبِّي وَأَشْكُرُهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ عَزَّ وَجَلَّ حَيْثُ قَالَ تَبَارَكَ وَتَعَالَى، أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ: يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُودِ وَمَنْ وَالاهُمْ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُودِ وَمَنْ وَالاهُمْ اَللَّهُمَّ عَلَيْكَ بِالْيَهُودِ وَمَنْ وَالاهُمْ اللَّهُمَّ أَحْصِهِمْ عَدَداً، وَاقْتُلْهُمْ بَدَداً، وَلاَ تُغَادِرْ مِنْهُمْ أَحَداً اَللَّهُمَّ انْصُرِإِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ والْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ فِلِسْطِيْنَ اَللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ باَطِلاً وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Wallahua’lam

BACA JUGA:  Khutbah Jumat Desember 2019: Mewaspadai Bahaya Laten Riya’ (Pencitraan)

Karangasem, 7 Juni 2024

Irfan Nugroho (Menerjemah, meringkas, dan menyesuaikan khutbah ini dari kitab Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhani yang berjudul Tuhfatul Abrar fi Khutbatil Qasar)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button