TafsirTazkiyah

Faidah QS At-Taubah 103: Khudz Min Amwalihim Shadaqatan

Pembaca rahimakumullah, kali ini kita akan mempelajari faidah dari QS At-Taubah 103 yang berbunyi khudz min amwalihim shadaqatan dst. Apa faidah dan pelajaran yang bisa kita ambil darinya? Teruskan membaca!

BUNYI QS AT-TAUBAH 103

Pembaca rahimakumullah, Allah ta’ala berfirman:

خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ ۗ وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Latin: Khudz min amwaalihim shadaqatan tuthahhiruhum wa tuzakkiihim biha wa shalli ‘alaihim, inna shalaataka sakanallahum, wallahu samii’un ‘alim

Arti: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, yang dengan zakat ittu kamu membersihkan dan menyucikan mereka dan doakan mereka. Sungguh, doa kamu itu adalah ketentraman bagi jiwa mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui, (QS At-Taubah: 103).

TAFSIR MUHARAR QS AT-TAUBAH 103

Firman Allah (خُذْ مِنْ أَمْوَٰلِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ) atau yang berarti, “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka,”maksudnya adalah:

خُذ- يا محمَّدُ- من أموالِ المُسلِمينَ  صَدقةً  تُطَهِّرُهم  مِن دَنَسِ ذُنوبِهم

Ambillah sedekah,[1] wahai Muhammad, dari harta-harta kaum muslimin, untuk menyucikan mereka dari kotoran dosa-dosa mereka.

Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu Anhu bahwa Nabi ﷺ bersabda:

وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ

Sedekah itu menghapus kesalahan seperti air memadamkan api, (Musnad Ahmad: 15284).

Firman Allah (وَتُزَكِّيهِم بِهَا) atau yang artinya, “Yang denganya kamu menyucikan mereka,” maksudnya:

وتُنَمِّي أموالَهم، وتزيدُ في أخلاقِهم الحسَنةِ، وأعمالِهم الصَّالحةِ، وفي ثوابِهم الدُّنيويِّ والأُخرويِّ

Dengan zakat tadi, harta mereka bertambah, akhlak hasanah mereka juga bertambah, pun demikian dengan amal saleh mereka, serta balasannya di dunia dan di akhirat.

Firman Allah (بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَوٰتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ) atau yang artinya, “dan doakan mereka. Sungguh, doa kamu itu adalah ketentraman bagi jiwa mereka,” maksudnya:

وادْعُ- يا مُحمَّدُ- للمُسلِمينَ عند أخْذِك صَدَقاتِهم؛ لأنَّ دُعاءَك لهم طُمأنينةٌ، وراحةٌ لقُلوبِهم

Doakan orang-orang muslim ketika kamu mengambil sedekah (zakat) mereka, wahai Muhammad, karena doamu untuk mereka adalah ketenangan dan kenyamanan bagi hati-hati mereka.

BACA JUGA:  Sebab Turunnya Quran Surat Al-Ikhlas

Dari Abdullah bin Abi Aufa radhiyallahu anhuma yang berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا أَتَاهُ قَوْمٌ بِصَدَقَتِهِمْ قَالَ

Dahulu Nabi ﷺ apabila mendatangi suatu kaum datang kepada beliau dengan membawa sedekah (zakat) mereka, beliau ﷺ akan berdoa:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ فُلَانٍ

Ya Allah, berilah selawat kepada keluarga Fulan.

Lalu ketika ayah Abdullah bin Abu Aufa mendatangi nabi ﷺ dengan membawa zakatnya, beliau berdoa:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى آلِ أَبِي أَوْفَى

Ya Allah, berikan selawat kepada keluarga Abu Aufa, (Sahih Bukhari: 1497).

Firman Allah (وَٱللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ) atau yang artinya, “Dan Allah Maha Mendengar dan Maha Mengetahui,” maksudnya:

واللهُ سَميعٌ لأقوالِ عبادِه، مُجيبٌ لِدُعائِهم- ومن ذلك سماعُه دُعاءَ النبيِّ صلَّى اللهُ عليه وسلَّم- عليمٌ بنِيَّاتِهم وأحوالِهم، ويُجازيهم بحسَبِ أعمالِهم

Allah Maha Mendengar seluruh perkataan hambaNya, yang menjawab doa-doa mereka, termasuk yang mendengar doa Nabi ﷺ. Allah Maha Mengetahui niat dan kondisi hambaNya, dan Allah yang memberikan balasan sesuai amal hambaNya.

PELAJARAN DARI QS AT-TAUBAH 103

Pelajaran yang bisa diambil dari QS At-Taubah 103 ini di antaranya:

أنَّ العَبدَ لا يُمكِنُه أن يتطهَّرَ ويتزكَّى حتى يُخرِجَ زكاةَ مالِه، وأنَّه لا يُكَفِّرُها شيءٌ سوى أدائِها؛ لأنَّ الزكاةَ والتطهيرَ متوقِّفٌ على إخراجِها

1 – Bahwa seorang hamba tidak mungkin bisa menyucikan dan membersihkan dirinya (melalui skema zakat) sampai dia mengeluarkan zakat mal (zakat hartanya), karena tidak ada kafarat (tebusan) bagi orang yang tidak membayar zakat kecuali seseorang membayarkan zakatnya, karena zakat dan penyucian diri itu dengan seseorang mengeluarkannya.

ينبغي إدخالُ السُّرورِ على المؤمِنِ بالكلامِ اللَّيِّنِ، والدُّعاءِ له، ونحو ذلك ممَّا يكونُ فيه طُمأنينةٌ وسكونٌ لِقَلبِه

2 – Hendaknya seseorang membuat orang beriman bahagia dengan perkataan yang lembut, dengan mendoakannya, atau yang semisal lainnya, yang bisa membuat hatinya tenang dan tenteram.

ينبغي تنشيطُ مَن أنفَقَ نفقةً، وعَمِلَ عملًا صالحًا، بالدُّعاءِ له والثَّناءِ ونحوِ ذلك

3 – Hendaknya orang yang berinfak dan beramal saleh diberi motivasi dengan didoakan dan dipuji atas tindakannya tersebut.

فيه دَلالةٌ على وجوبِ الزَّكاةِ

4 – Di dalam ayat ini terdapat dalil tentang wajibnya zakat.

فمِنَ العَدلِ أن يُواسى منها الفُقراءُ، بأداءِ ما أوجَبَ الله فيها من الزَّكاةِ

5 – Termasuk adil adalah ketika orang-orang fakir ditolong dengan orang lain membayar zakat yang telah Allah wajibkan atas dirinya.

يُستدَلُّ به في وجوبِ الزَّكاةِ في الماشيةِ والثِّمارِ؛ لأنَّها أكثَرُ أموالِ الصَّحابةِ إذ ذاك

6 – Ayat ini adalah dalil bahwa zakat itu wajib atas binatang ternak dan buah-buahan, karena mayoritas harta para sahabat di saat itu yang kedua jenis tersebut.

يدلُّ على أنَّ القَدرَ المأخوذَ بعضُ تلك الأموالِ لا كُلُّها

7 – Ayat ini menjadi dalil bahwa kadar harta yang diambil adalah “sebagian,” bukan seluruh hartanya.

فيه دليلٌ على أنَّ الإمامَ هو الذي يتولَّى أخذَ الصَّدَقاتِ وينظُرُ فيها

8 – Ayat ini adalah dalil bahwa pemimpin adalah sosok yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan zakat dan mengawasinya.

أنَّ الصَّدَقةَ أوساخُ النَّاسِ، فإذا أُخِذَت الصَّدَقةُ فقد اندَفَعَت تلك الأوساخُ

9 – Sedekah adalah kotoran bagi manusia. Maka, apabila sedekah itu diambil, kotoran itu pun hilang. Itulah makna sedekah (zakat) adalah penyuci.

استحبابُ الدُّعاءِ مِن الإمامِ أو نائِبِه لِمَن أدَّى زكاتَه بالبَرَكةِ، وأنَّ ذلك ينبغي أن يكونَ جهرًا، بحيث يسمَعُه المتصَدِّقُ فيسكُنُ إليه

10 – Hukumnya mustahab bagi pemimpin atau pembantunya untuk mendoakan orang yang menunaikan zakat dengan doa-doa keberkahan, dan hal itu hendaknya dilakuka dengan suara keras (jaher), sehingga orang yang menunaikan zakat bisa mendengarnya dan merasa tenang dengannya.

دليلٌ على أنَّ عمَلَ الحسَناتِ يُطَهِّرُ النفسَ ويزكِّيها من الذُّنوبِ السَّالفةِ

11 – Ayat ini adalah dalil bahwa amal kebaikan akan menyucikan jiwa dan membersihkannya dari dosa-dosa di masa lalu.

التَّطهيرُ من الذَّنبِ يكونُ إمَّا بألَّا يفعلَه العبدُ، وإمَّا بأنْ يتوبَ منه

12 – Menyucikan diri dari dosa itu dengan seseorang tidak melakukan dosa tersebut atau dengan bertaubat darinya. Wallahua’lam

BACA JUGA:  Tariqus Salihin: 8 Keutamaan Azan dan Muazin

Karangasem, 16 Oktober 2024

Irfan Nugroho (Semoga Allah mengampuni, merahmati, dan menempatkan ibunya di surga. Amin)

[1] Sedekah di dalam ayat ini adalah Az-Zakat Al-Mafrudhat. Di antara ulama yang memilih pendapat ini adalah As-Sa’di (lihat Tafsir As-Sa’di, hal: 350). Banyak ahli fikih yang menjadikan ayat ini sebagai dalill tentang wajibnya zakat, (Lihat Tafsir Ar-Razi: 16/134).

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button