Adab

Kriteria Memilih Teman dan Adab Berteman – Mukhtashar Minhajul Muslim

Pembaca rahimakumullah, bagaimana kriteria memilih teman? Apa saja adab berteman? Teruskan membaca ringkasan Minhajul Muslim di bawah ini, sebagaimana yang kami ringkas dari tulisan Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah.

Pengantar Adab Berteman

Di antara konsekuensi iman kepada Allah adalah: 1) hanya mencintai/membenci karena Allah, 2) menyukai apa-apa yang disukai Allah dan RasulNya, serta 3) tidak menyukai apa-apa yang tidak disukai oleh Allah dan RasulNya.

Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Abu Umamah Radhiyallahu Anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:

مَنْ أَحَبَّ لِلَّهِ وَأَبْغَضَ لِلَّهِ وَأَعْطَى لِلَّهِ وَمَنَعَ لِلَّهِ فَقَدْ اسْتَكْمَلَ الْإِيمَانَ

Barang siapa mencintai karena Allah, membenci karena Allah, memberi hartanya karena Allah, serta menahan hartanya juga karena Allah (tidak memberi donasi untuk kegiatan yg haram), sungguh telah sempurna imannya, (Sunan Abu Dawud: 4681).

Dari hadis tersebut di atas bisa disimpulkan bahwa:

جميعُ عبادِ اللّهِ الصَّالحينَ يحبُّهمُ المسلمُ ويواليهم، وجميعُ عبادِ اللّهِ الفاسقينَ عنْ أمرِ اللّهِ ورسولهِ يبغضهم ويعاديهم

Seluruh hamba Allah yang saleh, mereka dicintai dan diberi loyalitas, serta seluruh hamba Allah yang fasik terhadap perintah Allah dan RasulNya, mereka dibenci dan dimusuhi.

Kriteria Memilih Teman

Lalu seperti apa detail orang yang harus kita jadikan teman? Bagaimana kriteria memilih teman? Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah berkata:

عاقلًا

1 – Berakal

Kata beliau, “Tidak ada kebaikan dalam menjalin ukhuwah dan persahabatan dengan orang yang dungu, karena orang yang dungu bisa saja mendatangkan bahaya meskipun dia ingin memberi manfaat.”

حسنَ الخلُق

2 – Akhlak yang Baik

Kata beliau, “Jika seorang teman memiliki akhlak yang buruk, meskipun dia orang yang berakal, dia bisa saja dikuasai oleh hawa nafsu dan amarah sehingga dia justru melakukan keburukan kepada sahabatnya.”

تقيًّا

3 – Bertakwa

Kata beliau, “Karena orang fasik adalah orang yang tidak taat kepada Rabnya, sehingga orang yang berada di dekatnya tidak akan aman (dari azab Allah maupun dari gangguan orang tersebut).”

ملازما للكتابِ والسنَّةِ بعيدًا عنِ الخرافةِ والبدعةِ

4 – Bersahabat dengan orang yang menjunjung Quran dan Sunah, jauh dari khurafat dan bid’ah

BACA JUGA:  Adab Makan: Makan dari Sisi yang Dekat dengan Kita

Kata beliau, “Karena ahli bid’ah bisa membahayakan temannya akibat kebid’ahan yang dia lakukan itu; juga karena ahli bid’ah dan sahibul hawa (orang yang menuruti hawa nafsu) adalah orang yang harus diboikot dan wajib diputus hubungan dengan mereka, lalu bagaimana mungkin berteman dengan mereka?”

Wallahua’lam.

Adab Berteman

Setelah mengetahui kriteria memilih teman, dan semoga kita mendapat teman yang seperti di atas, hendaknya kita melazimi adab kepada teman agar pertemanan itu langgeng dan membawa keberkahan. Apa saja adab berteman? Syaikh Abu Bakar Jabir Al-Jazairi rahimahullah berkata sebagai berikut:

المواساةُ بالمالِ

1 – Menyokong dengan harta benda

أنْ يكونَ كلٌّ منهمَا عونًا لصاحبهِ يقضِي حاجتهُ

2 – Saling membantu memenuhi kebutuhan:

  • Lebih mendahulukan teman daripada diri, istri, dan anak
  • Menanyakan kabarnya, paling tidak setiap tiga hari sekali
  • Menjenguk jika dia sakit
  • Mengingatkan jika dia lupa
  • Menyambut ketika teman sudah hampir tiba di rumah
  • Berlapang-lapang ketika di majelis
  • Menyimak kata-katanya ketika berbicara
أنْ يكفَّ عنهُ لسانهُ إلاَّ بخيرِ

3 – Mengucapkan kata-kata yang baik:

  • Tidak menyebut aib temannya
  • Tidak menyelidiki rahasianya
  • Lemah lembut saat amar makruf nahi mungkar
  • Tidak mendebat teman, entah dengan argumen yg benar apalagi salah
  • Tidak mencerca teman dengan apa pun
أنْ يعطيهُ منْ لسانهِ مَا يحبُّهُ منة

4 – Mengucapkan kata-kata yang dia sendiri ingin mendengar itu dari temannya

  • Memanggil dengan panggilan yang disukai teman
  • Menyebut-nyebut kebaikannya ketika ada dan tiada
  • Menyampaikan sanjungan orang lain kepadanya sambil diiringi rasa senang dan berpura-pura iri
  • Tidak berpanjang lebar dalam menasihati teman
  • Tidak menasihati teman di depan orang banyak
يعفُو عنْ زلَّاتهِ

5 – Memaafkan ketergelincirannya

  • Mengabaikan kesalahannya yang sepele
  • Berprasangka baik kepadanya
  • Tidak memutus pertemanan ketika dia melakukan maksiat secara terang-terangan atau sendirian
  • Mengajaknya taubat dari maksiat, tetapi jika tidak mau, kita boleh meninggalkannya
أنْ يفيَ له الأخوَّةِ فيثبتَ عليهَا ويديمَ عهدهَا

6 – Setia kawan

  • Jika teman meninggal dunia, kita mengalihkan cinta kita kepada anak-anak yang dia tinggal
  • Tidak berteman dengan musuh temannya
BACA JUGA:  Kewajiban Memuliakan para Salaf

Imam Al-Hakim meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha bahwa Rasulullah ﷺ sangat menghormati nenek tua yang datang berkunjung ke rumahnya, dan ketika beliau ditanya siapa dia dan mengapa sikap beliau ﷺ seperti itu, beliau bersabda:

إنها كانت تأتينا زمنَ خديجةَ وإنَّ حسنَ العهدِ من الإيمانِ

Sungguh beliau itu dulu sering mengunjungi kami ketika Khadijah masih hidup. Lagi pula, kesetiaan yang baik adalah bagian dari iman, (Al-Mustadrak: 1/62).

أنْ لَا يكلِّفهُ مَا يشقُّ عليهِ

7 – Tidak membebaninya dengan hal-hal yang membuatnya susah

  • Tidak berusaha mengambil manfaat dari kedudukan dan harta teman
أنْ يدعوَ له ولأولادهَ

8 – Mendoakan teman dan anaknya

Wallahua’lam bish shawwab

Karangasem, 25 September 2023

Irfan Nugroho (Staf Pengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Sukoharjo)

Irfan Nugroho

Hanya guru TPA di masjid kampung. Semoga pahala dakwah ini untuk ibunya.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button