
Pembatal Puasa, Syarat Wajib & Syarat Sah
Pembaca rahimakumullah, apa saja syarat wajib puasa? Apa syarat sah puasa? Apa sunah puasa? Dan apa saja pembatal puasa? Teruskan membaca matan fikih puasa menurut Mazhab Imam Ahmad bin Hambal yang diterjemahkan oleh Irfan Nugroho (Staf Pengajar Pondok Pesantren At-Taqwa Sukoharjo) dari kitab Bidayatul Mutafaqqih karya Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah.
Syarat Wajib Puasa
Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah di dalam Bidayatul Mutafaqqih tentang syarat wajib puasa berkata:
Syarat wajib puasa ada enam:
Syarat Wajib Puasa 1: Masuk Bulan (Ramadan)
Syaikh Khalid Mahmud Al-Juhani di dalam At-Tawsiq li Bidayatil Mutafaqqih berkata:
Tidak wajib puasa ramadan kecuali apabila sudah masuk bulan (Ramadan). Masuknya bulan Ramadan itu dengan terlihatnya hilal Ramadan. Lalu apabila terdapat uzur (sehingga hilal Ramadan tiadk terlihat), masuknya bulan Ramadan dengan menggenapkan bulan Syaban tiga puluh (30) hari.
Allah ta’ala berfirman:
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, (QS Al Baqarah 185).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu yang mengatakan bahwa Nabi ﷺ bersabda:
Berpuasalah kalian karena melihat hilal. Berbukalah kalian karena melihat hilal. Apabila hilal tertutup dari kalian, genapkan jumlah bulan Syaban menjadi tiga puluh hari, (Sahih Bukhari: 1909. Sahih Muslim: 1081).