Fiqih

Hadits, Hukum, dan Sifat Salat Gerhana

 

Pembaca yang semoga dirahmati Allah subhanahu wa ta’ala, kita lanjutkan tausiyah harian dari kitab Ad-Durus Al-Yumiyyah karya Syekh Rasyid Abdul Karim yang kali ini tanggal 1 Jumadil Ula beliau mengangkat tema tentang salat gerhana.

Hadits 1

Dari Abi Bakrah Radhiyallahu Anhu yang berkata:

كُنَّا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَانْكَسَفَتْ الشمش

“Kami pernah bersama Rasulullah ﷺ hingga kemudian terjadi gerhana matahari.”

فَقَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجُرُّ رِدَاءَهُ حَتَّى دَخَلَ الْمَسْجِدَ 

“Kemudian Nabi ﷺ menarik selendangnya hingga beliau masuk masjid.”

فَدَخَلْنَا فَصَلَّى بِنَا رَكْعَتَيْنِ حَتَّى انْجَلَتْ الشَّمْسُ

“Kemudian kami juga ikut masuk masjid dan salat dua rekaat sampai gerhana matahari selesai.”

فَقَالَ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Maka Rasulullah ﷺ bersabda:”

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَا يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُمَا فَصَلُّوا وَادْعُوا حَتَّى يُكْشَفَ مَا بِكُمْ

“Sesungguhnya matahari dan bulan, tidaklah keduanya mengalami gerhana karena adanya kematian seseorang. Jadi apabila kalian melihat keduanya, hendaknya kalian mendirikan salat dan berdoa hingga selesai gerhana,” [Sahih Bukhari: 1040].

Hadits 2

Dari Aisyah Radhiyallahu Anha yang berkata:

خَسَفَتْ الشَّمْسُ فِي عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Pernah terjadi gerhana matahari di masa Rasulullah ﷺ.”

فَصَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالنَّاسِ

“Maka Rasulullah ﷺ salat bersama manusia.”

فَقَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ

“Maka beliau berdiri lama kemudian rukuknya juga lama.”

ثُمَّ قَامَ فَأَطَالَ الْقِيَامَ وَهُوَ دُونَ الْقِيَامِ الْأَوَّلِ

“Kemudian beliau berdiri lama tetapi tidak selama berdiri yang pertama.”

ثُمَّ رَكَعَ فَأَطَالَ الرُّكُوعَ وَهُوَ دُونَ الرُّكُوعِ الْأَوَّلِ

“Kemudian beliau rukuk lama tetapi tidak selama rukuk yang pertama.”

ثُمَّ سَجَدَ فَأَطَالَ السُّجُودَ

“Kemudian beliau sujud dengan sujud yang lama.”

ثُمَّ فَعَلَ فِي الرَّكْعَةِ الثَّانِيَةِ مِثْلَ مَا فَعَلَ فِي الْأُولَى

“Kemudian di rakaat kedua beliau melakukan hal yang sama dengan rakaat pertama.”

ثُمَّ انْصَرَفَ وَقَدْ انْجَلَتْ الشَّمْسُ

“Kemudian ketika beliau selesai salat, gerhana matahari juga selesai.”

فَخَطَبَ النَّاسَ فَحَمِدَ اللَّهَ وَأَثْنَى عَلَيْهِ ثُمَّ قَالَ

“Kemudian beliau menyampaikan khotbah kepada manusia di mana beliau memuji Allah dan bersyukur kepada Allah lalu bersabda:”

إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ

“Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari sekian ayat-ayat Allah.”

لَا يَخْسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلَا لِحَيَاتِهِ 

“Tidaklah keduanya mengalami gerhana akibat kematian seseorang atau lahirnya seseorang.”

فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا ثُمَّ قَالَ 

“Jadi apabila kalian melihatnya berdoalah kepada Allah bertakbirlah, lakukan salat, dan bersedekahlah.” Kemudian beliau bersabda:

يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ مَا مِنْ أَحَدٍ أَغْيَرُ مِنْ اللَّهِ أَنْ يَزْنِيَ عَبْدُهُ أَوْ تَزْنِيَ أَمَتُهُ 

“Wahai umat Muhammad! Demi Allah, tidak ada yang melebihi kecemburuan Allah ketika melihat ada hambaNya (laki-laki atau perempuan) yang melakukan zina.”

يَا أُمَّةَ مُحَمَّدٍ وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلبَكَيْتُمْ كَثِيرًا

“Wahai umat Muhammad! Demi Allah, seandainya kalian tahu apa yang aku tahu niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis,” [Sahih Bukhari: 1044].

BACA JUGA:  Apa yang Dibaca ketika Qabliyah Subuh?

Hadits 3

Dari sahabat Abdullah bin Amru radhiallahu anhuma yang berkata:

لَمَّا كَسَفَتْ الشَّمْسُ عَلَى عَهْدِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نُودِيَ إِنَّ 

“Ketika terjadi gerhana matahari pada masa Rasulullah ﷺ, pengumumannya dengan mengucapkan:

الصَّلَاةَ جَامِعَةٌ

“Ash-sholaatu Jaami’ah!” (Mari mendirikan salat jamaah), [Sahih Bukhari: 1045].

PENJELASAN

Syaikh Rasyid Abdul Karim menjelaskan hadits hadits tentang salat gerhana di atas dengan berkata:

الْخُسُوفِ وَالْكُسُوفُ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ الَّتِي يُخَوِّفُ بِهَا عِبَادُهُ

“Gerhana bulan dan gerhana matahari adalah termasuk ayat-ayat Allah yang dengannya Allah hendak menanamkan rasa takut kepada hamba-hambaNya.”

وَقَدْ شَرَعَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ عِنْدَ حُدُوثِ أَحَدِهِمَا الْفَزَعَ إِلَى الصَّلَاةِ وَالذِّكْرِ وَالِاسْتِغْفَارَ وَالتَّضَرُّعَ لِلَّهِ بِالدُّعَاءِ حَتَّى يَكْشِفَ مَا بِهِمْ

“Sungguh Rasulullah ﷺ, ketika terjadi salah satu dari keduanya, memerintahkan untuk bergegas menuju salat, berdzikir, istighfar, dan mengiba kepada Allah dengan berdoa sampai selesai gerhana.”

PELAJARAN

Hukum-hukum yang bisa disimpulkan dari hadis-hadis di atas menurut syekh Rasyid Abdul Karim di antaranya:

اسْتِحْبَابُ أَدَاءِ صَلَاةِ الْكُسُوفِ عِنْدَ حُصُولِهِ

“Disukainya untuk melakukan salat gerhana tepat ketika terjadi gerhana.”

مِنْ الْعُلَمَاءِ مَنْ يَرَى وُجُوبَ صَلَاةِ الْكُسُوفِ لِأَمْرِ الرَّسُولِ ﷺ بِهَا وَفَزَعَهُ إِلَيْهَا وَالنِّدَاءِ لَهَا

“Ada beberapa ulama yang berpendapat bahwa salat gerhana itu wajib karena Rasulullah ﷺ memerintahkannya dalam kondisi panik saat menuju salat dan menyeru manusia untuk melakukannya.”

أَنَّهُ يُنَادَى لَهَا بِ (الصَّلَاة جَامِعَةٌ)

“Salat gerhana dimulai dengan adanya seruan berbunyi assholatu jamiah.”

أَنَّهَا رَكْعَتَانِ طَوِيلَتَانِ، فِي كُلِّ رَكْعَةٍ رُكُوعَانِ

“Salat gerhana dilakukan sebanyak 2 rakaat yang sangat panjang dan di setiap rakaat ada dua kali rukuk.”

اسْتِحْبَابُ وَعْظِ الْإِمَامِ لِلنَّاسِ بَعْدَ الصَّلَاةِ

“Disukainya agar Imam menyampaikan nasehat atau ceramah kepada manusia setelah salat gerhana.”

Kitab: Ad-Durus Al-Yaumiyah Minas Sunani Wal Ahkamis Syar’iyyah (1 Jumadil Ula)

Karya: Syaikh Rasyid Abdul Karim

Penerjemah: Irfan Nugroho (Staf Pengajar di PPTQ At-Taqwa Sukoharjo)

 

Irfan Nugroho

Guru TPA di masjid kampung. Mengajar di Pondok Pesantren Tahfizhul Quran At-Taqwa Nguter Sukoharjo. Penerjemah profesional dokumen legal atau perusahaan untuk pasangan bahasa Inggris - Indonesia dan penerjemah amatir bahasa Arab - Indonesia. Alumni Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) tahun 2008 dan 2013.

Tema Terkait

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button