Pembaca rahimakumullah, orang Islam diperintahkan untuk tetap berbakti kepada orang tua setelah orang tuanya meninggal dunia. Lalu bagaimana caranya? Inilah yang akan kita bahas dalam artikel kali ini. Di antara cara berbakti kepada kedua orang tua setelah mereka meninggal adalah menjalin silaturahmi dengan sahabat orang tua. Apa dalilnya? Apa hikmah dari sunah ini? Teruskan membaca!
Pembaca rahimakumullah, Syaikh Wahid Abdussalam Bali hafizahullah di dalam Sahih Al-Adab Al-Islamiyah ketika membahas tentang Adab kepada Orang Tua menulis:
Seorang muslim menjalin silaturahmi dengan kerabat dan sahabat orang tua setelah orang tua meninggal dunia.
Hadits Menjalin Silaturahmi dengan Sahabat Orang Tua
Imam Muslim meriwayatkan dari Abdullah bin Dinar, dari Abdullah bin Umar Radhiyallahu Anhuma. Abdullah bin Dinar berkata:
Dulu, apabila Abdullah bin Umar keluar menuju Mekah, beliau biasa membawa keledai yang akan beliau tunggangi apabila beliau bosan menaiki unta. Beliau juga memiliki kebiasaan memakai imamah (surban) di kepala beliau.
Maka pada suatu hari, ketika beliau sedang berkendara di atas keledai, beliau melewati seorang Arab pedalaman. Kemudian beliau berkata:
Bukankah Anda ini Fulan bin Fulan? Kemudian pria Arab badui itu menjawab, “Iya benar.”
Kemudian Abdullah bin Dinar mengisahkan:
Lantas beliau memberikan keledai tersebut (kepada Arab badui tadi). Kemudian Abdullah bin Umar berkata:
Naikilah ini (keledai) dan (pakailah) surban ini. Kemudian Abdullah bin Umar berkata kepada Arab badui tersebut:
Ikatkan imamah (surban) ini di kepala Anda.
Lantas, Abdullah bin Dinar mengisahkan:
Maka berkatalah beberapa sahabat Abdullah bin Umar kepada Abdullah bin Umar.
Semoga Allah mengampuni Anda karena telah memberikan kepada seorang Arab pedalaman seekor keledai yang biasa Anda tunggangi, juga karena Anda telah memberikannya surban yang biasa Anda pakai di kepala Anda.
Kemudian Abdullah bin Umar berkata:
Sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah ﷺ bersabda:
Sungguh, di antara bentuk bakti yang paling baik adalah seseorang menyambung silaturahmi dengan orang yang dicintai oleh orang tuanya setelah orang tuanya meninggal dunia.
Dan sungguh, ayah orang tersebut adalah sahabat ayah saya (sahabat Umar bin Khattab), (Sahih Muslim: 2552).
Penjelasan Hadits Menjalin Silaturahmi dengan Sahabat Orang Tua
Tentang sabda Nabi ﷺ (إنَّ مِن أبرِّ البرِّ), yang artinya “di antara bentuk bakti yang paling baik,” yang dimaksud adalah:
Di antara jenis berbakti (kepada orang tua) yang paling besar keutamaanya, juga paling banyak pahalanya.
Tentang sabda Nabi ﷺ (صِلَةَ الرَّجُلِ), yang artinya, “seseorang menjalin silaturahmi,” yang dimaksud adalah:
Seseorang memberikan hadiah (kalau orang Jawa semacam munjung) dan donasi (kalau orang Jawa semacam fitrah) kepada orang yang dicintai oleh orang tuanya.
Tentang sabda Nabi ﷺ (أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ), yang dimaksud adalah:
Orang-orang yang dicintai oleh orang tuanya (karena iman maupun karena nasab), juga sahabat orang tuanya.
Pelajaran
Syaikh Khalid Al-Juhani memyimpulkan beberapa pelajaran dari hadits ini:
- Hadits ini menunjukkan keutamaan menjalin silaturahmi dengan sahabat orang tua, juga anjuran berbuat baik kepada mereka, serta memuliakan mereka.
- Hendaknya seorang anak berusaha mendapatkan apa-apa yang bisa mendatangkan manfaat bagi orang tuanya setelah orang tuanya meninggal dunia.
- Disyariatkannya memakai imamah/surban.
- Bersemangatnya pada sahabat dalam mematuhi perintah Nabi ﷺ.
Tertulis di dalam Mausuatul Ahadis An-Nabawiyah tentang hikmah dari hadis ini:
- Hadits ini berisi pelajaran tentang adab berdoa, yang tersirat secara halus dalam ekspresi pujian, ketika mereka berkata, “Gafarallahu laka, wa ashlahakallahu.” Ini adalah satu dari sekian adab Qurani yang sangat baik, berdasarkan firman Allah:
Allah memaafkanmu (Muhammad). Mengapa engkau memberi izin kepada mereka (untuk tidak pergi berperang), sebelum jelas bagimu orang-orang yang benar-benar (berhalangan) dan sebelum engkau mengetahui orang-orang yang berdusta? (QS At Taubah: 43).
- Di dalam hadis ini terdapat gambaran tentang persahabatan Ibnu Umar dengan Arab badui tersebut, bahwa mereka orang orang yang ridha dengan yang sedikit. Ini menunjukkan bahwa seseorang itu sangat dipengaruhi oleh lingkungannya. Orang Arab pedalaman adalah orang yang terbiasa hidup apa adanya (tidak muluk-muluk). Itulah mengapa mereka terbiasa memiliki sifat qanaah, meskipun hanya sedikit.
Wallahu’alam bish shawwab
Karangasem, 2 Maret 2023
Irfan Nugroho (Guru TPA)
================
Kami mengajak Anda untuk bersedekah jariyah dalam beberapa program kebaikan yang dikelola oleh admin Mukminun.com:
- 🔴Perawatan Situs Mukminun.com senilai Rp500.000 per tahun. Tambahkan angka 1 di akhir nominal transfer, misal: Rp500.001 agar kami tahu ini untuk perawatan situs.
- 🔴Menyekolahkan 2 anak duafa warga lokal di pesantren selama 3 tahun dengan total anggaran: Rp28.000.000 (SPP per bulan Rp300.000 dan Rp350.000). Tambahkan angka 2 di akhir nominal transfer, misal: Rp300.002 agar kami tahu ini untuk SPP santri duafa.
- 🔴Konsumsi kajian rutin setiap Ahad bakda Magrib di Masjid At-Taqwa kampung admin sebesar Rp250.000. Tambahkan angka 3 di akhir nominal transfer, misal: Rp200.003 agar kami tahu ini untuk snack/minum kajian di kampung.
Salurkan infak Anda ke Bank Muamalat: 5210061824 a.n. Irfan Nugroho.
Informasi & Konfirmasi Transfer, hubungi: 081216744418
Semoga menjadi amal jariyah, pemberat timbangan kebaikan di akhirat, juga sebab tambahnya keberkahan pada diri, harta, dan keluarga pembaca semuanya. Aamiin
================